Banyak Anak Banyak Rezeki, Masih Berlaku?
Parenting | 2023-12-11 11:17:05Banyak anak banyak rezeki. Seperti itulah kata orang tua zaman dahulu. Hal ini sudah menjadi stigma yang tertanam di masyarakat Indonesia khususnya di wilayah pedesaan yang sebagian besarnya masih memiliki pola pikir tradisional. Namun, di zaman sekarang apakah istilah banyak anak banyak rezeki masih berlaku? Di situasi sekarang, kita tidak lagi boleh berprinsip banyak anak banyak rezeki.
Memiliki anak banyak menyebabkan pengeluaran menjadi sangat banyak pula terutama untuk biaya pendidikan. Orang tua yang memiliki anak banyak seringkali tidak bisa menyekolahkan anaknya. Hal ini juga dapat menjadi pemicu utama masalah lainnya. Banyak anak yang tidak bisa sekolah malah bekerja mencari uang untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga.
Memiliki banyak anak menyebabkan pengeluaran menjadi sangat banyak, terutama untuk biaya pendidikan. Seperti yang sudah kita ketahui, kita wajib belajar minimal selama 12 tahun atau sekolah hingga tingkat sekolah menengah atas. Meskipun pemerintah sudah menggratiskan sekolah negeri, namun kita membutuhkan biaya tambahan untuk keperluan lainnya, seperti seragam, alat tulis dan transportasi. Jika dalam satu keluarga hanya memiliki 2-5 anak mungkin saja semua anak bisa mendapatkan pendidikan hingga tingkat SMA bahkan lebih tinggi lagi. Terlebih jika keluarga tersebut memiliki kondisi finansial yang mencukupi.
Namun, jika dalam satu keluarga memiliki 2-5 anak atau bahkan lebih, ada kemungkinan semua anak-anaknya tidak bisa bersekolah hingga tingkat SMA. Apalagi jika kondisi finansial keluarganya tidak mencukupi. Di kampung saya ada satu keluarga yang memiliki anak banyak dan kondisi finansialnya kurang baik, sehingga orang tuanya tidak bisa menyekolahkan semua anak-anaknnya hingga tingkat SMA. Bahkan ada anak yang putus sekolah ketika baru menduduki bangku sekolah dasar. Padahal di kampung saya sekolah negeri banyak tersebar. Namun, dikarenakan ada biaya tambahan yang diperlukan untuk kebutuhan lainnya seperti biaya seragam, alat tulis, dan uang saku atau tranportasi membuat mereka memutuskan untuk tidak sekolah karena tidak adanya biaya untuk hal itu semua. Itulah sebabnya memiliki anak banyak dapat menyebabkan pengeluaran keluarga menjadi sangat tinggi.
Selain itu, memiliki banyak anak membuat orang tua bekerja lebih keras demi mendapatkan penghasilan lebih untuk memenuhi kebutuhan semua anggota keluarga. Seperti untuk keperluan sehari-hari dan untuk biaya pendidikan. Namun, jika penghasilan orang tua tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, anak-anak menjadi banyak yang putus sekolah karena alasan keterbatasan ekonomi. Bahkan sampai ikut berkerja untuk membantu orangtuanya mencari penghasilan tambahan demi memenuhi kebutuhan hidup. Padahal anak-anak usia sekolah belum memiliki kewajiban untuk mencari uang.
Dikutip dari DataIndinesia.co.id, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, jumlah pekerja anak di Indonesia sebanyak 1,01 juta orang pada 2022. Jumlah tersebut menurun 3,8% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 1,05 juta orang. Ditinjau dari status pendidikannya, mayoritas atau 16,32% pekerja anak sudah tidak bersekolah lagi. Sebanyak 1,31% pekerja anak berstatus masih sekolah. Sedangkan, 0,32% pekerja anak tidak/belum pernah sekolah. Hal ini sangatlah disayangkan. Padahal anak usia itu seharusnya sedang menempuh pendidikan di bangku sekolah. Banyak anak yang putus atau tidak bersekolah sama sekali malah bekerja mencari uang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Dalam suatu ceramah yang dibawakan oleh Habib Rifky Alaydrus, beliau berpendapat bahwa banyak anak akan banyak rezeki, karena rezeki sudah diatur oleh Tuhan. Saya seorang muslim, namun saya tidak sepenuhnya setuju dengan pendapat ulama tersebut. Saya meyakini bahwa rezeki sudah diatur oleh Tuhan. Meskipun demikian, kita juga harus berusaha untuk mencari rezeki itu karena rezeki tidak akan datang dengan sendirinya. Apalagi jika memiliki anak yang banyak, maka semakin besar pula usaha yang harus dilakukan untuk mencari rezeki demi memenuhi kebutuhan semua anak. Di situasi seperti ini, pekerjaan juga sulit didapat dan harga kebutuhan terus meningkat. Sebab itulah memperbanyak anak itu hanya akan meningkatkan biaya hidup keluarga. Jika penghasilan orang tua tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, anak malah dikorbankan untuk andil dalam mencari uang.
Di situasi sekarang, prinsip banyak anak banyak rezeki perlu dipertimbangkan ulang. Memiliki banyak anak dapat menyebabkan pengeluaran keluarga menjadi sangat tinggi, terutama untuk biaya pendidikan. Hal ini dapat mengakibatkan banyak anak yang tidak bisa sekolah dan malah harus bekerja untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga. Selain itu, kondisi ekonomi yang sulit membuat orang tua harus bekerja lebih keras untuk mencari penghasilan tambahan, dan dalam beberapa kasus, anak-anak pun terpaksa bekerja untuk membantu keluarga. Dengan demikian, perlu adanya kesadaran bahwa jumlah anak sebaiknya disesuaikan dengan kondisi ekonomi keluarga agar kebutuhan pendidikan dan kehidupan sehari-hari dapat terpenuhi tanpa mengorbankan masa depan anak.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
