Kenapa Negara-negara Besar Ingin Menguasai Bulan?
Teknologi | 2023-12-11 10:56:05RUSIA baru-baru ini meluncurkan pesawat luar angkasa pendarat di bulan untuk pertama kalinya dalam 47 tahun. Peluncuran ini dilakukan saat negara-negara besar lainnya sedang berkompetisi, termasuk Amerika Serikat, Tiongkok, dan India, untuk mengetahui lebih banyak tentang sumber daya yang ada di bulan.
Rusia mengatakan bahwa mereka akan meluncurkan misi bulan lebih lanjut dan kemudian menjajaki kemungkinan misi berawak gabungan Rusia-Tiongkok dan bahkan pangkalan di bulan. NASA telah berbicara tentang kemungkinan penambangan di bulan.
Bulan berjarak sekitar 384.400 kilometer dari planet kita. Pemikiran saat ini adalah bulan terbentuk ketika sebuah benda besar menabrak bumi sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu. Beberapa sisa dari tabrakan itu menyatu membentuk bulan.
Suhu di bulan bervariasi. Di bawah sinar matahari penuh, suhu naik hingga 127 derajat Celcius, sedangkan di kegelapan, suhu turun hingga minus 173 derajat Celcius. Eksosfer bulan tidak memberikan perlindungan terhadap radiasi matahari.
Penemuan air pertama di bulan dilakukan pada tahun 2008 oleh misi India Chandrayaan-1, yang mendeteksi molekul hidroksil yang tersebar di permukaan bulan. Molekul-molekul tersebut paling banyak ditemukan di kutub bulan, kata NASA.
Air diperlukan untuk kehidupan manusia dan juga dapat menjadi sumber hidrogen dan oksigen. Elemen-elemen ini dapat digunakan untuk bahan bakar roket.
Bulan juga kemungkinan memiliki Helium-3. Helium-3 adalah sejenis helium yang langka di bumi, namun NASA melaporkan perkiraannya bahwa ada satu juta ton Helium-3 di bulan.
Helium-3 dapat menyediakan energi nuklir dalam reaktor fusi. Namun karena Helium-3 tidak bersifat radioaktif maka tidak akan menghasilkan limbah berbahaya, kata Badan Antariksa Eropa.
Logam tanah jarang juga terdapat di bulan. Logam ini digunakan dalam ponsel pintar, komputer, dan teknologi khusus lainnya. Boeing, sebuah perusahaan kedirgantaraan Amerika yang sangat besar, mengatakan bulan mungkin memiliki logam tanah jarang termasuk kandium, yttrium dan 15 lantanida.
Namun, belum sepenuhnya jelas bagaimana cara kerja penambangan di bulan. Semacam infrastruktur harus dibangun di bulan. Kondisi bulan membuat robot harus melakukan sebagian besar kerja keras, meskipun air di bulan memungkinkan kehadiran manusia dalam jangka panjang.
Undang-undang yang mengatur penambangan di bulan masih belum jela. Perjanjian Luar Angkasa PBB tahun 1966 menyatakan bahwa tidak ada negara yang dapat mengklaim kekuasaan atas bulan. Selain itu, perjanjian tersebut menyatakan eksplorasi ruang angkasa harus dilakukan demi kebaikan semua negara.
“Penambangan luar angkasa hanya tunduk pada sedikit kebijakan atau tata kelola yang ada,” kata The RAND Corporation, sebuah kelompok penelitian, di situs webnya tahun lalu.
Perjanjian PBB tentang Bulan tahun 1979 menyatakan bahwa tidak ada bagian dari bulan yang "akan menjadi milik negara mana pun, organisasi antar pemerintah atau non-pemerintah internasional, organisasi nasional atau entitas non-pemerintah, atau milik perorangan mana pun."
Namun, belum ada kekuatan antariksa besar yang menyetujui pernyataan tersebut. Amerika Serikat pada tahun 2020 mengumumkan Perjanjian Artemis, yang diambil dari nama program bulan Artemis milik NASA. Perjanjian tersebut bertujuan untuk melanjutkan hukum antariksa internasional yang sudah ada dengan menetapkan “zona aman” di bulan. Namun Rusia dan Tiongkok belum bergabung dalam perjanjian tersebut.***
Sumber: Reuters
--
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.