Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nabila Ayu Saputri

Apakah Boleh Cemburu? Begini Menurut Kacamata Islam

Agama | Sunday, 10 Dec 2023, 15:37 WIB
Credit: Pinterest

Cemburu merupakan hal yang sering kali terjadi di kehidupan sehari-hari, entah secara sadar ataupun tidak. Cemburu juga kerap kali dihubungkan sebagai tanda cinta seseorang. Jika kita sangat menyayangi seseorang, pasti kita menjadi khawatir akan kehilangan orang yang kita sayangi dan sering kali merasa cemburu jika merasa ada orang ketiga dalam hubungan yang kita jalani. Walaupun sebetulnya, cemburu bukan hanya sekedar perasaan yang bisa dialami dalam hubungan percintaan. Cemburu lebih luas dari pada itu, hubungan pertemanan, orang tua dan anak juga sering merasakan cemburu. Tapi, bolehkah sebenarnya kita cemburu? Bagaimana cemburu dalam kacamata agama Islam?

Sebelum membahas lebih jauh, Menurut Hupka, Buunk, Falus, Fulgosi, Ortega, Swain, & Tarabrina, cemburu merupakan emosi, kognisi, dan perilaku terkait dengan penilaian ancaman yang timbul dari potensi, aktual, atau imajiner keterlibatan orang yang dicintai dengan interlop atau orang yang masuk ke dalam hubungan tanpa diundang (Yulianto, 2010). Dari definisi ini, cemburu berkaitan dengan kognisi, tingkah laku, dan reaksi emosional. Kecemburuan dalam hubungan dekat muncul ketika individu memandang saingan yang nyata, dibayangkan, atau potensial sebagai ancaman terhadap hubungan mereka dan dapat mencakup emosi, seperti ketakutan, ketidakpercayaan, kecemasan, kemarahan, penolakan, dan ancaman (Sultana et al., 2023). Cemburu sendiri merupakan perasaan yang kompleks, karena bisa saja dalam satu perasaan cemburu itu terdapat emosi seperti sedih, kecewa, takut, dan lainnya.

Dilansir dari IDN Times, dalam Islam, cemburu sendiri merupakan hal yang wajar dan diperbolehkan (IDN Times, 2023). Di dalam satu hadis, Allah SWT menyebutkan bahwa orang yang beriman memiliki perasaan cemburu. Dari sahabat Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, "Allah memiliki cemburu. Orang mukmin pun cemburu. Cemburu Allah adalah ketika seorang mukmin melakukan larangan yang diharamkan oleh-Nya," (HR Muttafaq alaih). Bahkan Allah SWT juga bisa cemburu kepada hamba-Nya. Walaupun cemburu merupakan hal yang diperbolehkan, tetap saja yang namanya berlebihan tentu tidak akan disukai dalam Islam. Islam tetap memberikan batasan bagaimana kita sebagai umat harus bertindak dan berperilaku. Islam sangat tidak memperbolehkan jika rasa cemburu itu berubah menjadi cemburu buta yang dapat menggelapkan hati dan pikiran. "Proporsional dalam cemburu, yaitu tidak abai terhadap prinsip-prinsip yang dikhawatirkan terjadi kerusakan dan tidak berlebihan dalam buruk sangka (terhadap pasangan), (berlebihan) mencari kesalahan, dan mengintai rahasia-rahasia. Rasulullah melarang kita untuk menyidik rahasia pasangan (HR At-Thabrani)," (Imam Al-Ghazali, Kitab Ihya Ulumuddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz II, halaman 52-53). Allah SWT melarang cemburu yang diikut dengan prasangka buruk karena hal ini justru dapat menimbulkan fitnah. "Rasulullah SAW bersabda, ‘Salah satu cemburu adalah cemburu yang dibenci Allah, yaitu cemburu suami terhadap istrinya pada sesuatu yang tidak ada keraguan (sesuatu yang sudah jelas).' Karena cemburu di sini merupakan buruk sangka yang dilarang. Sementara sebagian sangka adalah dosa," (HR Abu Dawud, An-Nasai, dan Ibnu Hibban). (Al-Ghazali, 2018 M/1439-1440 H: II/53).

Cemburu sebetulnya dapat memberikan dampak yang positif dalam hubungan. Jika disampaikan dengan cara yang sehat, sedikit kecemburuan dapat dilihat sebagai sesuatu yang baik dalam hubungan. Salah satu penelitian telah menunjukkan bahwa dalam hubungan, kecemburuan dikaitkan dengan cinta yang lebih besar untuk pasangan, sensasi yang lebih kuat tentang "dalam cinta," dan lebih stabilitas dalam hubungan secara keseluruhan (Sultana et al., 2023). Jadi, tidak salah juga jika banyak sebutan yang mengatakan bahwa cemburu merupakan tanda cinta. Walaupun memang jika berlebihan, akan banyak membawa dampak buruk. Menurut Salovey dan Rodin, cemburu yang dialami beberapa orang juga disertai dengan keinginan untuk melukai, seperti adanya motivasi untuk menganiaya pasangan, bunuh diri, atau bahkan membunuh. Sehingga cemburu yang berlebihan bisa saja justru merusak hubungan itu sendiri (Yulianto, 2009).

Credit: Pinterest

Sudah dapat disimpulkan bahwa cemburu itu diperbolehkan dalam Islam. Walaupun memang apapun yang berlebihan tidak akan berujung baik. Sehingga sudah jelas alasannya mengapa dalam Islam dilarang untuk merasakan cemburu yang berlebihan. Penting bagi kita untuk mengendalikan diri agar tidak terlampau buta akan perasaan sayang dan takut kehilangan yang kita miliki.

Daftar Referensi

IDN Times. (2023, April 4). Hukum cemburu dalam Islam, ada batasnya? IDN Times.

Sultana, S., Muhammad, F., Mamun, M. A., & Chowdhury, A. ABM. (2023). Jealousy and love: are they interconnected? The Open Psychology Journal, 16(1), 1–3. https://doi.org/10.2174/18743501-v16-231005-2023-5

Yulianto, A. (2009). Cemburu dalam hubungan percintaan. Metamorfosis: Buletin Ilmiah Psikologi, 3(15), 6–11.

Yulianto, A. (2010). Proses cemburu dalam hubungan percintaan. Metamorfosis: Buletin Ilmiah Psikologi, 4(18), 14–19.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image