Alleia Anata
Edukasi | 2023-12-09 21:40:05Sejak kemarin FYP (for your page) tiktok saya berisi berita tentang Alleia Anata Irham, putri Nazril Irham alias Ariel Noah, yang tertangkap kamera sedang mengantre untuk membeli tiket konser band ayahnya tersebut. Dalam video pendek itu juga terdapat tulisan “Alleia cantikkk ini konser papahmu, kenapa kamu ikut mengantri nak”.
Video itu hadir di tengah riuhnya kampanye politik capres-cawapres akhir-akhir ini membombardir media sosial, ia seperti oase di tengah gurun gersang. Akibat viralnya video itu Alleia mendapat pujian para netizen karena dianggap rendah hati dan tidak memanfaatkan privillage-nya sebagai anak dari vokalis band Noah.
Ngomong-ngomong tentang Noah, tanggal 1 Juli 2023 lalu saya menonton konser Noah di Sam Poo Kong Semarang. Tempat konser penuh sesak, semua ikut bernyanyi. Saya pun demikian, sampai-sampai saya kehabisan suara, aaak uukk aakk uukk. Untung ada Bagas dan Andini, sepasang suami-istri yang juga ikut nonton konser tersebut bersama saya. Saya diberi sebotol air mineral. Huh, selamatlah suara saya yang tak seberapa bagusnya ini.
Menonton konser Noah akan menjadi salahsatu kenangan indah dalam hidup saya. Saya rela mengantre, berpanas-panasan, dan menunggu cukup lama untuk menyaksikan performa Ariel, Lukman, dan David di atas panggung. Saya rela melakuan itu karena saya tidak punya privillage. Saya orang biasa, belum kaya, dan tidak terkenal. Beli tiketnya pun sudah pasti yang paling murah (Rp.180.000).
Alleia adalah putri semata wayang Ariel Noah. Bukan kah seharusnya dia bisa menonton konser band ayahnya itu tanpa harus capek-capek mengatre? Mengapa ia mau mengantre seperti orang lain, seperti saya?
Privillage
Privillage merupakan istilah untuk menyebut hak istimewa yang dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang, namun tidak dimiliki oleh pihak lainnya. Hak ini bisa muncul dari hasil stratifikasi sosial dengan adanya perbedaan akses untuk memperoleh barang dan mendapatkan layanan yang sama. Seseorang bisa memiliki privillage karena beberapa hal, misal karena orangtuanya kaya, orangtua atau kerabatnya memiliki jabatan tertentu, atau karena orang tersebut terkenal.
Privillage bagaikan pisau bermata dua. Ia akan menjadi positif jika digunakan dengan baik dan akan merugikan orang lain jika digunakan untuk hal-hal negatif. Kasus Mario Dandy adalah contoh nyata ketika privillage digunakan secara negatif.
Mario Dandy, seorang remaja yang dibakar cemburu tega menganiaya David Ozora secara brutal. Dengan bangga ia rekam aksi bejatnya itu. Bak gladiator Romawi Kuno yang telah memenangkan pertandingan, ia aniaya David Ozora hingga kondisinya kritis. Video tersebut dengan cepat menyebar di media sosial dan Mario Dandy berserta kawan-kawannya segera ditangkap polisi. Seiring berjalannya waktu polisi mengungkap satu per satu keganjilan yang ada. Ayah Mario Dandy, Rafael Alun, adalah pegawai pajak yang menikmati hidup mewah dari hasil korupsi dan gratifikasi.
Netizen menduga Mario Dandy menganiaya David Ozora karena dia merasa memiliki privillage sebagai anak orang kaya dan yakin dengan kekayaan ayahnya itu ia akan selamat dari jerat hukum. Hanya dengan kekuatan dan dukungan netizen Indonesia yang luar biasa semua itu tak terjadi, Mario Dandy tidak bisa menggunakan kekayaan ayahnya untuk mempermainkan hukum. Kini, ia dan sang ayah akan mendekam di penjara dalam waktu lama. Ia dihukum karena menganiaya orang dan ayahnya dihukum karena korupsi.
Namun privillage atau hak istimewa tak selamanya negatif. Dalam sejarah Indonesia kita memgenenal Sukarno, Hatta, W.R Supratman, Tan Malaka, Sjahrir, dan lain-lain. Mereka adalah contoh orang yang memanfaatkan privillage dengan benar. Sukarno misalnya, ia adalah anak seorang priyayi. Ayahnya, Raden Soekemi Sosrodihardjo, adalah seorang guru sekolah pemerintah kolonial. Sedangkan ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai, merupakan keturunan bangsawan Bali. Sukarno memperoleh privillage pada masanya. Ia bersekolah hingga perguruan tinggi.
Ia cerdas, tampan, dan dikenal banyak orang. Namun, Sukarno menggunakan privillage-nya itu untuk memerdekakan Indonesia. Ia memilih jalan terjal. Akibat pilihannya itu ia ditangkap pemerintah kolonial Hindia Belanda dan harus menjalani hukuman pengasingan selama bertahun-tahun. Namun usaha Sukarno tak sia-sia. Pada 17 Agustus 1945 ia akhirnya berhasil membawa bangsa Indonesia ke gerbang pintu kemerdekaan.
Kisah Sukarno menyadarkan saya, bahwa perubahan tak hanya didorong oleh gerakan rakyat semata. Gerakan rakyat memang penting (atau bahkan mungkin paling penting), namun yang tak kalah penting adalah kesadaran kaum-kaum yang memiliki privillage. Pendapat ini mungkin akan bertentangan dengan teori sosial kiri yang secara umum menyatakan gerakan rakyat sebagai panji utama sebuah perjuangan. Tetapi jaman telah berubah, (seharusnya) metode perjuangan pun ikut berubah. Kita tak bisa lagi menafikkan atau menolak peran serta orang-orang ber-privillage. Justru sebaliknya, kita harus mendorong keterlibatan mereka dalam gerakan.
Hari ini kita menghadapi tantangan berat, korupsi, nepotisme, kemiskinan, dan kerusakan lingkungan. Semua itu akan sulit kita perangi jika masih menggunakan cara-cara lama.
Melalui Alleia kita belajar bahwa kita harus selalu rendah hati dan tidak memanfaatkan privillage yang kita miliki untuk kepentingan pribadi. Ini penting, sebab bangsa ini bisa hancur akibat ulah oknum-oknum nakal yang memanfaatkan privillage-nya untuk kepentingan pribadi.
Semarang, 9 Desember 2023
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.