Kasih Sayang Allah Dikala Sakit
Agama | 2023-12-08 17:02:31Di antara nikmat orang yang tengah jatuh sakit adalah penyakit menjadi salah satu penawar yang paling kuat dan ampuh atas dosa-dosa yang dilakukannya. Nyaris tak ada yang bisa menghapus dosa yang lebih dahsyat dari cobaan dan penderitaan yang menimpa manusia.
Sebagian orang dewasa jika mengalami sakit pasti mengeluh, apalagi seorang anak yang masih kecil, pasti akan mengeluh juga. Maka, disinilah peran orangtua mendampingi menuju proses sembuhnya.
Ketika sakit melanda, seringkali kita merasa rentan dan lemah. Namun, dalam kelemahan tersebut, tersembunyi rahmat dan kasih sayang Allah yang tak terhingga. Allah mencabut tiga perkara dari kita saat kita sakit, dan sisa dua perkara yang dikembalikan adalah bukti dari kasih sayang-Nya yang luar biasa.
Tubuh yang merasakan sakit, nafsu makan cenderung menurun. Meskipun ini bisa menjadi pengalaman yang sulit, namun sejatinya Allah mencabut nafsu makan kita sebagai bentuk rahmat. Dalam penurunan nafsu makan, Allah memberikan kesempatan kepada tubuh untuk beristirahat dan memulihkan diri. Hal ini juga merupakan ujian kesabaran dan ketabahan kita, mengingat bahwa banyak orang yang berjuang melawan penyakit dengan penuh kesabaran.
Sakit seringkali membuat kita kehilangan keceriaan dan semangat hidup. Allah mencabut keceriaan sebagai ujian dan juga sebagai pengingat bagi kita bahwa kebahagiaan sejati hanya bisa ditemukan dalam ketaatan kepada-Nya. Kalaupun keceriaan terasa tertahan, itu adalah panggilan untuk kembali kepada Allah, mencari kebahagiaan yang abadi dan berasal dari-Nya.
Allah mencabut dosa-dosa kita saat kita sakit. Ini adalah bentuk pemurnian dan pengampunan-Nya. Sakit tidak hanya sebagai ujian, tetapi juga sebagai proses penyucian jiwa. Dalam kesakitan, kita bisa merenung, bertaubat, dan mendekatkan diri kepada Allah. Pemurnian dosa ini adalah anugerah Allah yang menunjukkan kasih sayang-Nya yang tidak terbatas.
Dari Mu’awiyah, ia berkata bahwa ia mendengar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مَا مِنْ شَىْءٍ يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ فِى جَسَدِهِ يُؤْذِيهِ إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ عَنْهُ بِهِ مِنْ سَيِّئَاتِه
“Tidaklah suatu musibah menimpa jasad seorang mukmin dan itu menyakitinya melainkan akan menghapuskan dosa-dosanya” (HR. Ahmad 4: 98. Syaikh Syu’aib Al Arnauth berkata bahwa sanadnya shahih sesuai syarat Muslim).
Seiring dengan proses penyembuhan, Allah memberikan kembali nafsu makan dan keceriaan kepada kita. Ini adalah bukti kasih sayang-Nya yang membawa kesembuhan dan kebahagiaan. Kita belajar bersyukur atas nikmat sehat yang kembali, dan semangat hidup yang terpulihkan.
Kesakitan juga mengajarkan kita tentang kesabaran dan ketawakalan. Allah tidak hanya mencabut, tetapi juga mengembalikan sebagian nikmat-Nya sebagai bentuk ujian dan pembelajaran bagi kita. Kesabaran dan ketawakalan dalam menghadapi ujian sakit merupakan wujud syukur kita kepada Allah.
Sakit bukanlah hukuman, melainkan ujian dan rahmat dari Allah. Dalam setiap detik kesakitan, kita berpeluang mendekatkan diri kepada-Nya, memohon kesembuhan, dan menyadari betapa besar kasih sayang Allah yang senantiasa menyertai kita dalam setiap cobaan hidup.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.