Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Naila Zahra

Dismenore: Nyeri Haid yang Dapat Disembuhkan?

Eduaksi | Friday, 08 Dec 2023, 11:13 WIB
Dismenore atau Nyeri Haid

Dalam dunia kedokteran, dismenore adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan nyeri haid atau nyeri haid yang parah. Dismenore biasanya dialami oleh wanita usia 17-24 tahun dan semakin berkurang seiring bertambahnya usia. Nyeri yang timbul sering kali intens hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Hal inilah yang tidak dapat dianggap sepele, perlu penanganan dokter agar gejala tidak semakin memburuk.

Apa saja tipe dismenore?

Ada dua tipe utama:

1. Dismenore primer

Dismenore jenis ini tidak disebabkan oleh penyakit spesifik apa pun yang mendasarinya. Biasanya dimulai dalam beberapa tahun setelah permulaan menstruasi. Nyeri sering kali muncul sebelum atau awal menstruasi dan dapat berlangsung selama 1 hingga 3 hari. Dismenore primer biasanya disebabkan oleh kelebihan prostaglandin, senyawa yang berfungsi dalam merangsang kontraksi otot rahim.

Untuk mengatasi kekurangan prostaglandin, dokter biasanya akan meresepkan obat yang mengandung prostaglandin. Bila kadar prostaglandin dalam tubuh tinggi, dokter akan memberikan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen, paracetamol, dan propyphenazone, untuk menghambat produksi prostaglandin dalam jumlah berlebih.

2. Dismenore sekunder

Dismenore sekunder biasanya disebabkan oleh kondisi medis pada organ reproduksi wanita, seperti:

  • Kista atau tumor pada ovarium.
  • Endometriosis atau endometrium tumbuh di luar dinding rahim
  • Fibroid rahim atau pertumbuhan massa yang bersifat non-kanker di dalam rahim atau di luar rahim.
  • Adenomiosis atau pembesaran dan penebalan rahim.
  • Pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
  • Transverse vaginal septum.
  • Stenosis atau sumbatan pada serviks.
  • Polip rahim.
  • Perlengketan pada bagian dalam rahim.
  • Pelvic Inflammatory Disease (PID)/penyakit radang panggul.
  • Malformasi kongenital (bicornuate uterus, subseptate uterus, dan sebagainya).
  • Pelvic congestion syndrome.
  • Allen-Masters syndrome.

Rasa sakit yang terkait dengan dismenore sekunder dimulai lebih awal pada siklus menstruasi dan mungkin berlangsung lebih lama dibandingkan dengan dismenore primer. Walaupun sering kali tidak disertai mual, muntah ataupun diare, namun rasa nyeri biasanya konsisten dan seringkali memburuk seiring berjalannya waktu. Segera pergi ke dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.

Apa saja gejalanya?

Gejala dismenore atau nyeri haid sangatlah beragam. Gejala yang dirasakan tiap orang berbeda-beda tergantung respons tubuhnya. Gejala dismenore antara lain:

  • Nyeri kram perut bagian bawah yang menjalar ke punggung bawah dan paha
  • Mual
  • Muntah
  • Perut kembung
  • Diare
  • Pusing
  • Lemah, lesu, tidak bertenaga, dan hingga pucat
  • Sakit kepala

Lalu bagaimana cara mengobati dismenore?

Pengobatan dismenore tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Efek terapi yang muncul pada setiap orang juga berbeda-beda. Agar mendapatkan pengobatan yang tepat, segera kunjungi dokter.

Terapi non-farmakologi nyeri haid

Namun, terdapat beberapa metode umum untuk meringankan nyeri haid meliputi:

  • Obat pereda nyeri yang dijual bebas seperti ibuprofen dan naproxen, dapat diminum sesuai dosis anjuran pada kemasan (jika tidak ada alergi). Namun lebih baik jika sesuai resep dokter
  • Mandi dan mengompres perut dengan air hangat
  • Berolahraga dan relaksasi dapat membantu tubuh menghasilkan endorfin yakni senyawa kimia dalam tubuh yang secara alami dapat mengurangi rasa sakit.
  • Menggunakan kontrasepsi oral dan kontrasepsi hormonal lainnya yang dapat membantu meredakan nyeri haid, seperti pil, suntikan, atau skin patch (koyo)
  • Memperbaiki pola makan dan mengkonsumsi suplemen
  • Meminum air putih yang cukup dan minum minuman yang menghangatkan seperti air jahe dan teh chamomile
  • Mengelola stres, seperti melakukan meditasi, mendengarkan musik, membaca buku, dan melakukan hal-hal yang membuat mood naik.
  • Menjaga berat badan agar tetap ideal

Jika Anda mengalami nyeri haid yang parah atau jika nyeri mengganggu kehidupan sehari-hari Anda, penting untuk berkonsultasi dengan dokter Anda untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan rencana perawatan yang tepat.

Apakah dismenore dapat sembuh?

Sejauh ini belum ada penelitian atau jurnal yang menyatakan bahwa dismenore dapat sembuh dan tidak muncul kembali. Namun dengan berkonsultasi ke dokter dan melakukan terapi obat maupun terapi non-farmakologis yang dianjurkan dokter, dismenore atau nyeri haid dapat dikurangi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image