
Jangan Tunggu Kami, Palestina
Sastra | 2023-12-08 08:03:15Palestina, tanah perebutan tak berkesudahan
Tak lelahkah kamu berjuang?
Tak lelahkah kamu berkorban?
Kenapa kamu masih berdiri dengan darah bercucuran..
Sudah, tinggalkan saja. Menyerah saja, kami sedang sibuk bercanda..
Palestina, tanah genangan darah Berapa juta nyawa sudah kau kebumikan?
Yang mati karena pembantaian
Yang mati karena kelicikan
Yang mati karena ketidak pedulian
Sudah, tinggalkan saja..
Kami sedang sibuk menjadi pecandu drama layar kaca tentang kisah perceraian
Palestina, tanah kenestapaan
Berapa lama lagi engkau bertahan?
Melindungi kiblat pertama dan saksi perang berabad-abad silam
Tentang sosok para pahlawan
Yang membebaskanmu dari cengkraman para penyembah kesyirikan
Tentang kegigihan para wanita yang menjadi rahim para mujahid penuh kemuliaan
Tentang ketangguhan tangan mungil yang menggenggam kerikil melawan tank baja milik manusia tak bertuhan
Sedang kami disini sibuk bertanding siapa yang paling bahagia
Apakah yang berhasil menjadi cinderella atau menjadi penguasa?
Kami sibuk sekali mengejar kebahagiaan,
Karenanya.. Sudah jangan tunggu kami
Kami telah terjangkit penyakit wahnKami telah dibelenggu oleh nasionalisme
Kami telah menjadi budak kapitalis dan enggan menangis, untukmu...
Palestina, tempatnya para orang mulia
Jangan tunggu kami
Kami belum bisa bangkit karena masalah ekonomi
Kami belum bisa mendidik anak-anak kami karena terjerat hutang ribawi
Kami belum bisa memperhatikanmu duhai palestina.. Karena kami terlampu kufur dengan nikmat hari ini
Palestina.. Tinggalkan saja kami
Pergilah dahulu menuju surga para mujahid yang harum namanya
Dan bersaksilah di sana
Bahwa kami, saudara muslimmu sedang terperosok kesenangan duniawi
Dan sibuk memikirikan diri sendiri..

Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook