Topeng Dari Si Pemain Topeng
Sastra | 2023-12-07 22:49:35Kehidupan manusia dianggap tidak terlepas dari budaya, kenapa? Karena budaya berkaitan dengan cara pandang, berperilaku dan bertindak dalam kesehariannya. Pembahasan kali ini yaitu terkait topeng dari si pemain topeng yang ada dalam cerpen "Pemain Topeng", Cerpen ini terdapat dalam ontologi cerpen yaitu, “Yang Bertahan Dan Binasa Perlahan” karya Okky Madasari.
Topeng termasuk dalam salah satu unsur kebudayaan kita. Topeng bisa menjadi media dalam suatu pertunjukan seni tradisional.
Topeng juga dapat dipergunakan dalam suatu ritual maupun upacara adat. Dalam artian lain, topeng juga memiliki nilai estetika dan mengandung makna spiritual yang mendalam.
Pada cerpen Pemain Topeng ini, menceritakan seorang anak dan bapak sebagai pembuat topeng. Namun dalam satu tahun terakhir ini, si bapak tidak hanya membuat topeng, melainkan beliau memainkan topeng yang beliau buat sendiri.
Dari begitu banyaknya topeng yang dibuat, banyak karakter yang tercipta dari topeng tersebut. Pertunjukan topeng ini dilakukan di depan balai desa, si bapak memainkan segala peran tergantung dari topeng yang beliau gunakan.
Banyak lakon yang sudah dimainkan si bapak untuk menghibur masyarakat sekitar, dengan diiringi alunan gamelan yang dimainkan sang anak. Banyak warga sekitar yang mengagumi pertunjukan bapak pemain topeng, karena setiap lakon yang beliau perankan sangat mirip dan menghibur.
Namun pada suatu ketika, si bapak pemain topeng mogok membuat pertunjukan. Tidak ada yang tau alasan si bapak tidak lagi mau melakukan pertunjukan topeng, bahkan anaknya pun hanya bisa diam dan mengikuti apa saja kemauan si bapak.
Hingga suatu hari, si bapak pemain topeng ini mengajak anaknya untuk melakukan pertunjukan topeng laig. Namun ada yang aneh, si bapak yang biasanya memerankan lako yang baik hati dan menghibur, kini beliau memerankan lakon dari topeng yang memiliki sifat galak dan raut topeng yang menyeramkan.
Pada saat pertunjukan dengan memerankan lakon nya sebagai penculik, beliau tampak seperti sedang tidak memainkan lakonnya. Masyarakat sekitar pun takut kepadanya, dan beliau pun mengaku, bahwa selama ini beliau hanya berpura-pura baik, si bapak merasa ia tidak mau lagi menjadi badut untuk para penonton.
Sang anak pun merasa panik dan takut, ia merasa bapaknya bukan lagi pemain topeng, melainkan seorang pembunuh.
Akhirnya terbongkarlah topeng dari si pemain topeng. Dari cerpen ini ada hal yang bisa kita pelajari, bahwa orang yang terlihat baik, belum tentu seperti apa yang kita lihat.
Tetaplah waspada dan jangan mudah percaya kepada siapapun itu.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.