Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image bikhorohman

ChatGPT dan Pengaruhnya terhadap Perkembangan Siswa

Pendidikan dan Literasi | 2023-12-02 13:48:55

Chat GPT dalam Dunia Pendidikan

Di masa sekarang, kita hidup di zaman globalisasi yang ditandai dengan perkembangan teknologi yang pesat. Seakan-akan, dengan gadget, dunia berada dalam genggaman.

Perkembangan teknologi yang terjadi pun turut hadir dalam dunia pendidikan. Saat ini, para pelajar dimudahkan untuk mengakses materi pembelajaran yang banyak bertebaran di internet. Terlebih, AI (Artificial Intelligence), mulai berkembang pesat.

AI (kecerdasan buatan) adalah teknologi yang memungkinkan komputer dapat belajar, membuat, dan mengenali seperti manusia. AI telah banyak digunakan di berbagai bidang, seperti kesehatan, pendidikan, dan transportasi.

Salah satu AI yang dikembangkan adalah ChatGPT. ChatGPT adalah chatbot kecerdasan buatan yang dapat menghasilkan teks seperti manusia. ChatGPT menggunakan teknologi transformer untuk memprediksi kata atau kalimat berikutnya dalam percakapan atau perintah teks. ChatGPT dikembangkan oleh OpenAI, sebuah organisasi penelitian kecerdasan buatan yang berbasis di San Francisco, California.

Di dalam dunia pendidikan, ChatGPT dapat digunakan untuk membantu siswa belajar bahasa baru, menulis esai, atau memecahkan masalah matematika. Dengan mengetahui apa saja yang bisa dilakukan ChatGPT, kita dapat melihat betapa mudahnya para siswa mengerjakan tugasnya.

Sisi Negatif ChatGPT

Jika melihat dari apa yang ditawarkan ChatGPT, tentu menjadi hal yang sangat menarik, Apalagi untuk para pelajar. Namun, dengan kemudahan yang ditawarkan, para siswa mungkin akan menjadi bergantung pada ChatGPT. Hal ini dapat menghambat perkembangan mereka secara mandiri.

Berikut adalah beberapa dampak negatif ChatGPT bagi perkembangan siswa:

• Meningkatkan rasa ketergantungan

ChatGPT dapat membuat tugas-tugas menjadi lebih mudah, sehingga siswa mungkin menjadi bergantung pada ChatGPT untuk menyelesaikan tugasnya. Hal ini dapat menghambat perkembangan siswa secara mandiri dan mengurangi kemampuan mereka untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah.

• Menyebarkan informasi yang salah

ChatGPT dilatih dengan kumpulan data teks dan kode yang sangat besar. Jika kumpulan data ini mengandung informasi yang salah, ChatGPT juga akan dapat menghasilkan informasi yang salah. Hal ini dapat menyebabkan siswa terpapar informasi yang salah dan menyebarkan informasi yang salah kepada orang lain.

• Menghambat kreativitas

ChatGPT dapat digunakan untuk menghasilkan karya tulis, seperti puisi, cerita, dan esai. Namun, hal ini dapat menghambat kreativitas siswa karena mereka tidak perlu lagi berpikir kreatif untuk menghasilkan sebuah karya tulis.

Sisi Positif ChatGPT

Dengan beberapa dampak negatifnya, bukan berarti ChatGPT akan selalu membawa keburukan. Dampak positif juga bisa didapatkan oleh siswa, mulai dari belajar bahasa asing, belajar membuat tulisan, sampai belajar untuk berpikir kritis. Artinya, jika digunakan untuk hal-hal yang baik, ChatGPT akan menjadi positif.

Saran Penulis

ChatGPT dapat menjadi alat yang bermanfaat untuk membantu siswa belajar, tetapi tidak boleh menjadi tempat mereka bergantung untuk mengerjakan tugas.

Dalam hal ini, sangat penting peran pengajar untuk mengajarkan siswa cara menggunakan ChatGPT secara bertanggung jawab. Dengan memantau penggunaan ChatGPT para siswa dan memberikan bimbingan yang tepat, kita bersama dapat membantu siswa memanfaatkan potensi ChatGPT secara positif dan meminimalkan dampak negatifnya.

Di akhir tulisan, penulis ingin mengingatkan diri sendiri dan para pembaca. Sebagai makhluk Tuhan yang dianugerahi akal, pergunakan akal kita semaksimal mungkin! Teknologi hanyalah sebuah alat untuk memudahkan, bukan tempat menggantungkan harapan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image