Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Najwa Nurul Kamila

Akibat Terlalu Cemburu Terhadap Pasangan, Bersifat Fatal?

Eduaksi | 2023-12-02 00:37:42

Masa remaja memang masa yang menyenangkan dimana kita bisa menemukan hal-hal yang banyak sekali. Tidak dihiraukan hubungan percintaan bagi remaja juga sering kita dijumpai di masyarakat. Biasanya mereka memulai suatu hubungan karena adanya ketertarikan lawan jenis dan menjadikan pasangannya sebagai tempat berkeluh kesah. Di suatu hubungan percintaan sudah pasti akan ada rasa cemburu terhadap pasangan kita dengan alasan yang cukup beragam. Cemburu dalam suatu hubungan memang hal yang wajar. Namun, cemburu berlebihan ternyata juga bisa berdampak negatif lho. Berikut penjelasannya!

Photo by cottonbro studio: https://www.pexels.com/photo/woman-looking-to-man-s-phone-7351140/

.Mengutip dari (Nur 'Aini, 2019) dengan penulisannya yang membahas tentang perilaku cemburu dapat disimpulkan bahwa cemburu bisa saja mengakibatkan gangguan psikologis yang dicirikan dengan ketidakmampuan mengidentifikasi perasan dirinya maupun pasangannya atau disebut dengan alexythimia. Cemburu berlebihan juga terkadang menimbulkan pengaruh negatif bagi kerabat terdekat kalian sebab mereka berpikir bahwa tindakan itu sangat aneh, membingungkan, dan menyebalkan sehingga mereka tidak tahan dan memilih untuk menjauhi kalian. Rasa cemburu berlebihan juga berdampak bagi kesehatan mental dikarenakan seringnya merasa cemas dan curiga setiap waktu yang dapat mengakibatkan seseorang menjadi putus asa dan depresi. dengan adanya sikap kecurigaan berlebihan tersebut dapat membuat pasangan tidak percaya dengan apa yang kita katakan sehingga mereka seringkali menelusuri hal-hal yang bersifat privasi seperti galeri dan menanyakan keberadaan setiap waktu.

Berlebihnya rasa cemburu terhadap pasangan namun dengan alasan yang tidak jelas juga bisa menjadi salah satu faktor gangguan jiwa dari sindrom othello yang berkaitan dengan delusi dimana otak tidak bisa mendeteksi kenyataan dengan imajinasi. seseorang yang cemburu biasanya tidak menyadari bahwa pikirannya tidak rasional sehingga menganggap pikiran mereka merupakan bagian dari realita yang aslinya.

Cemburu merupakan hal yang sangat wajar terjadi di dalam suatu hubungan. Namun akan menjadi sesuatu yang negatif bagi diri kita apabila rasa cemburu itu sudah melewati batas wajar. Tingkat cemburu yang rendah dapat menimbulkan dampak yang positif. Sebaliknya,cemburu yang berlebihan akan mengakibatkan dampak negatif. Alasan seseorang dapat cemburu yang sangat umum salah satunya dikarenakan mereka takut kehilangan pasangan yang dicintainya. Berdasarkan riset yang ada, cemburu dapat membuat kita putus asa dan stres. Parahnya, jika penyebab cemburu adalah adanya pihak ketiga dapat menimbulkan pikiran negatif seperti membuatnya terluka, berkeinginan untuk menindas pasangan diluar batas kemanusiaan, dan yang paling buruk adalah membunuh diri sendiri dan membunuh orang lain.

Rasa cemburu dapat memberi dampak yang cukup kompleks baik itu bagi individu ataupun hubungan itu sendiri. Biasanya orang yang cemburu terlalu berlebihan disebabkan karena mereka tidak cukup mampu mengelola emosi sehingga berdampak pada tingkah lakunya.

Dampak dari cemburu yang berlebihan tersebut tentu saja sangat mengkhawatirkan, oleh karena itu perlunya mengelola perasaan seperti mengubah pola pikir menjadi lebih rasional. Dengan pikiran yang jernih akan membantu kita untuk mengetahui seluk beluk akar permasalahan dari suatu hubungan. Jika memang kalian merasa permasalahan cemburu sudah terlalu berat dan tidak masuk akal, gunakanlah teman baik mu untuk membantu kalian dalam menyelesaikan masalah atau konsultasi ke pihak yang lebih profesional untuk membantu kalian.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image