Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Erdin Nadid

Peluang dan Tantangan Pendidikan Islam Menghadapi Society 5.0

Teknologi | Thursday, 30 Nov 2023, 15:44 WIB

Era Globalisasi merupakan suatu era dimana pengunaan teknologi menjadi mudah dan pengunaan teknologi sendiri menjadi daya tarik suatu kemajuan negara. Hal ini dapat menjadi suatu indicator bagi suatu negara. Negara akan dikatakan maju jika negara tersebut dapat memiliki tingkat penggunaan teknologi tinggi atau high teknology.

Kemajuan teknologi sendiri merupakan suatu hal yang tidak bisa dipungkiri untuk kehidupan manusia. Karena pada perkembangan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan akan sains society atau ilmu pengetahuaan. Seiring dengan berkembangnya teknologi pada era globalisasi saat ini, Tentunya bisa menjadi ancaman dan juga bisa menjadi peluang bagi manusia. Teknologi memberikan banyak manfaat kepada manusia dengan memudahkan urusan-urusan dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi juga dapat mengakibatkan suatu dampak buruk bagi penggunanya yang salah mengunakan teknologi tersebut.

Saat ini, kita telah berada dalam sebuah era yang sangat erat dengan teknologi komunikasi dan informasi. Meningkatnya Kemajuan teknologi telah memberikan sumber (resources) informasi dan komunikasi yang amat luas dari apa yang telah dimiliki manusia. Meskipun peranan informasi dalam beberapa dekade kurang mendapat perhatian, namun sesungguhnya kebutuhan akan informasi dan komunikasi itu merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dari kebutuhan sandang dan pangan manusia. Dunia telah beralih dari era industrialisasi ke era informasi yang kemudian melahirkan masyarakat informasi (information society). Rogers menyatakan bahwa information society adalah sebuah masyarakat yang sebagian besar angkatan kerjanya adalah pekerja di bidang informasi, dan informasi telah menjadi elemen yang dianggap paling penting dalam kehidupan

Perkembangan era tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap dunia pendidikan diIndonesia. Terutama bagi Pendidik yang kewajibannya adalah memberikan informasi kepada peserta didik. Banyak perubahan Perilaku dan sikap yang dialami oleh siswa atau pelajar yang notabenenya adalah generasi millennial yang sudah tidak asing lagi dengan dunia digital. Mereka telah terbiasa menghadapi arus informasi dan teknologi 4.0. Adapun sikap yang muncul dari siswa atau pelajar saat ini, antara lain cyber bullying, Kecanduan dan ketergantungan pada Gadget bahkan menurunnya moral dan akhlak. Hal ini menjadi tantangan bagi para pendidik/guru untuk memikirkan upaya yang tepat dalam menghadapi perubahan-perubahan perilaku siswa era 4.0 ini. Apabila keadaan seperti ini tidak direspon secara cepat dan serius maka akan berdampak buruk terhadap sikap, perilaku dan akhlak peserta didik.

Perkembangan era industri 4.0 menjadi tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan saat ini, termasuk pendidikan islam. Para guru pendidikan agama islam mau tidak mau harus mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Kompleksitas tantangan tersebut harus dibarengi dengan kemampuan yang memadai yang dimiliki oleh guru maupun seluruh komponen masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat harus berpendidikan karena pendidikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan hidup dan kehidupan manusia.

Dunia pendidikan pada saat ini mempunyai tantangan yang semakin kompleks yang harus dihadapi, karena pendidikan akan dihadapkan dengan kemajuan teknologi yang sangat berkembang pesat. belum selesai hiruk pikuk tantangan pendidikan akibat bergulirnya revolusi industri 4.0, Selanjutnya kita harus menghadapi era society 5.0 atau yang disebut dengan Masyarakat 5.0.

Era Society 5.0

Masa Era Society 5.0 dapat diartikan sebagai suatu konsep masyarakat yang berpusat pada manusia (human-centered) dan berbasis teknologi (technology based). Era ini merupakan penyempurnaan dari society 4.0, dimana teknologi menjadi bagian dari manusia itu sendiri, bukan hanya untuk berbagi informasi, namun dapat memudahkan kehidupan manusia sehari-hari.

Masyarakat 5.0 adalah suatu konsep masyarakat yang berpusat pada manusia (human-centered) dan berbasis teknologi (technology based) yang dikembangkan oleh Jepang. Konsep ini lahir sebagai pengembangan dari revolusi industri 4.0 yang dinilai berpotensi mendegradasi peran manusia.

Melalui Masyarakat 5.0, kecerdasan buatan (artificial intelligence) akan mentransformasi big data yang dikumpulkan melalui internet pada segala bidang kehidupan (the Internet of Things) menjadi suatu kearifan baru, yang akan didedikasikan untuk meningkatkan kemampuan manusia membuka peluang-peluang bagi kemanusiaan.

Society 5.0 adalah masyarakat yang dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era Revolusi industri 4.0 seperti Internet on Things (internet untuk segala sesuatu), Artificial Intelligence (kecerdasan buatan), Big Data (data dalam jumlah besar), dan robot untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Transformasi ini akan membantu manusia untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna.

Peluang dan Tantangan Pendidikan Islam di Era Society 5.0

Malik Fadjar menyatakan bahwa terdapat tiga tantangan berat yang sedang dihadapi saat ini: Pertama, bagaimana mempertahankan dari serangan krisis dan apa yang kita capai jangan sampai hilang. Kedua, kita berada dalam suasana global di bidang pendidikan. Menurutnya kompetisi adalah suatu yang niscaya, baik kompetisi dalam skala regional, nasional, dan internasional. Ketiga melakukan perubahan dan penyesuaian sistem pendidikan nasional yang mendukung proses pendidikan yang lebih demokratis, memperhatikan keberagaman kebutuhan atau keadaan daerah dan peserta didik serta mendorong peningkatan partisipasi Masyarakat .

Disamping kendala di atas, terdapat sejumlah permasalah yang dihadapi oleh pendidikan kita, di antaranya adalah : pertama, pengelolaan pendidikan di masa lampau yang memberi penekanan yang berlebihan pada dimensi kognitif dan mengabaikan dimensi-dimensi lain, tenryata melahirkan manusia indonesia dengan kepribadian pecah. contohnya adalah di satu sisi betapa kehidupan beragama secara fisik berkembang sangat menggembirakan di seluruh lapisan masyarakat, namun disisi lain dapat pula betapa banyaknya masyarakat itu bertentangan dengan ajaran-ajaran agama yang dianutnya. kedua, dimasa lalu pendidikan bersifat sentralistik.

Selain itu tantangan yang dihadapi oleh pendidikan islam dalam menghadapi era society 5.0 adalah tidak tersedianya sumberdaya yang memadai dalam dunia pendidikan seperti guru, dosen maupun tenaga pendidikan lainnya.

Oleh karena itu pendidikan islam harus mampu menghadapi tantangan- tantangan yang akan dihadapi tersebut. Selain itu pendidikan islam juga harus mempunyai kemampuan-kemampuan utama yang harus dimiliki oleh setiap komponen masyarakat dan pendidikan islam. Tiga kemampuan utama tersebut diantaranya

a. Kemampuan dalam memecahkan masalah

Setiap individu maupun komponen masyarakat harus mampu dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi. proses pemecahan masalah tentunya membutuhkan strategi pas untuk memecahkan persoalan atau masalah yang dihadapi. Strategi Pemecahan Masalah adalah suatu proses dengan menggunakan strategi, cara, atau teknik tertentu untuk menghadapi situasi baru, agar keadaan tersebut dapat dilalui sesuai dengan keinginan yang telah ditetapkan. Polya mendefinisikan bahwa pemecahan masalah sebagai usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan

Ada 4 tahap dalam pemecahan masalah yaitu :

1. Memahami Masalah

2. Membuat Rencana Penyelesaian

3. Melakukan Perhitungan

4. Memeriksa Kembali Hasil yang Diperoleh

Empat tahap pemecahan masalah tersebut merupakan satu kesatuan yang sangat penting untuk dikembangkan. Jadi kemampuan dalam memecahkan masalah adalah merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap individu.

b. Kemampuan untuk bisa berfikir secara kritis

Cara berpikir yang harus selalu dikenalkan dan dibiasakan adalah cara berpikir untuk beradaptasi di masa depan, yaitu analitis, kritis, dan kreatif. Cara berpikir itulah yang disebut cara berpikir tingkat tinggi (HOTS: Higher Order Thinking Skills). Berpikir ala HOTS bukanlah berpikir biasa-biasa saja, tapi berpikir secara kompleks, berjenjang, dan sistematis.

c. Kemampuan untuk berkreativitas

Kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan untuk berfikir tentang sesuatu dengan suatu cara yang baru dan tidak biasa (unusual) dan menghasilkan penyelesaian yang unik terhadap berbagai persoalan. Orang- orang yang kreatif akan dapat berpikir mandiri, mempunyai daya imajinasi, mampu membuat keputusan sehingga akan mempunyai keyakinan dan mereka tidak mudah dipengaruhi orang lain. Dalam pengembangan kreativitas bukan

hanya faktor emosi melainkan juga adanya faktor kepercayaan dalam diri siswa untuk memunculkan kreativitasnya. Keyakinan diri merupakan hal yang penting dalam kreativitas, keyakinan diri dapat menjadi pendorong atau justru menjadi faktor penghambat kreativitas. Kepercayaan yang tinggi sangat berperan dalam memberikan sumbangan yang bermakna dalam proses kehidupan seseorang, karena apabila individu percaya dirinya mampu untuk melakukan sesuatu, maka akan timbul kreativitas pada diri individu untuk melakukan hal-hal dalam hidupnya.

Dengan demikian bahwa kemampuan untuk berkreativitas merupakan kemampuan yang harus didasarkan keyakinan dan kepercayaan diri untuk melakukan hal-hal yang baik dalam hidupnya.

Tiga kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap individu tersebut diharapkan mampu untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam masyarakat dan dalam dunia pendidikan terutama pendidikan islam. Pendidikan islam harus mampu menghadapi tantangan yang ditimbulkan akibat munculnya era society 5.0 yang mau tidak mau akan dihadapi. oleh karena itu, setiap komponen individu, harus mampu dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi. harus mampu mempertahankan dan menghadapi berbagai serangan krisis dan apa yang sudah di capai oleh pendidikan Islam jangan sampai hilang. pendidikan islam harus senantiasa meningkatkan kompetensi dalam segala bidang terutama Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. dan pendidikan islam harus senantiasa mampu untuk melakukan inovasi kearah yang lebih baik dan jangan s ampai tertinggal dan tergerus oleh zaman yang semakin berkembang dan kemajuan teknologi saat ini

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image