Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Luthfiyyah Rahmadiena

Miliki Personal Branding Baru! Awkarin : Dihina atau Dipuja?

Gaya Hidup | Thursday, 30 Nov 2023, 13:24 WIB
Foto diambil dari akun Instagram @awkarin

JAKARTA— Hal terpenting dan cukup challenging di zaman sekarang adalah membangun sebuah personal branding. Di mana kita dituntut untuk sesempurna mungkin di media sosial bah lagu dari Andra and the BackBone. Dengan lirik “Kau begitu sempurna, dimata ku kau begitu indah. Kau membuat diri ku, akan s'lalu memuja mu” menjadi perumpaan harapan kita ketika media sosial yang kita miliki ditelusuri oleh seseorang.

Karena fakta di lapangan menunjukkan, bahwa hampir setiap orang sebelum berkenalan dengan orang lain pasti yang pertama ditelusuri yaitu media sosialnya. Dari pencarian relasi pertemanan, persaingan ketat merayu si doi, hingga persyaratan melamar pekerjaan.

Sebab dari itu, seluruh lapisan manusia terutama Gen Z berupaya membangun personal branding dengan berbagai karakter yang mereka ciptakan. Kalau kamu gimana? Masih bingung mulai darimana? Yuk intip penjelasan lengkap terkait personal branding biar kamu ga hidup bagai sayur tanpa garam di era New Media ini!

Fenomena Personal Branding

New Media merupakan media yang menggunakan internet, media online berbasis teknologi, berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif dan dapat berfungsi secara privat maupun secara publik. Di mana, berkembangnya teknologi komunikasi dengan digitalisasi dan ketersediaannya yang lebih kompleks untuk penggunaan pribadi sebagai alat komunikasi (McQuail, 2011:148).

Kemunculan new media ini membuat hadirnya media sosial, seperti aplikasi yang bernama Instagram pada tahun 2010. Aplikasi Instagram mendukung para penggunanya untuk memberitahukan kepada publik tentang foto dan video yang dibuat. Yups, media sosial seperti Instagram termasuk bagian dari media komunikasi.

Chris Brogan dalam bukunya yang berjudul Social Media 101 Tactic and Tips to Develop Your Business Online yang terbit pada tahun 2011 mendefinisikan media sosial sebagai suatu perangkat alat komunikasi dan alat kolaborasi yang memungkinkan banyak jenis interaksi yang sebelumnya tidak tersedia untuk orang biasa. Tidak hanya itu, khalayak yang menggunakan media sosial sebagai medium akses internet juga memungkinkan khalayak itu sendiri merepresentasikan diri, bereksoresi, berinteraksi, berbisnis, dan membentuk ikatan secara sosial virtual dengan pengguna internet lainnya.

Cara merepresentasikan diri di media sosial disebut sebagai Personal Branding. Menurut Montoya & Vandehey, 2008 Personal Branding adalah sesuatu cara bagaimana mengambil kendali atas penilaian orang lain terhadap kita sebelum ada pertemuan langsung dengan kita. Dengan personal branding, kita menjadikan diri sendiri sebagai sebuah merk/brand yang banyak dikenali dan dipercaya oleh orang lain. Orang akan tau ini kita hanya dengan mendengarkan suara tanpa melihat videonya. Atau orang akan tau kita dari beberapa istilah yang kita ciptakan.

Awareness terhadap personal branding telah tumbuh seiring waktu, tetapi pemahaman yang lebih mendalam mulai muncul pada awal abad ke-21 dengan berkembangnya media sosial dan internet. Sejak sekitar tahun 2000-an, orang mulai secara aktif membangun dan mengelola citra pribadi mereka secara online.

Mari flashback sejenak pada 10 tahun yang lalu, apakah media sosial Instagram yang kita miliki dahulu bisa seaktif dan sebagus itu dalam pembentukan personal branding? Jawabannya pasti kebanyakan tidak, sebab saya pun merasakan sendiri 10 tahun yang lalu saya masih duduk dibangku SD belum kenal yang namanya Instagram. Sekarang ketika saya melihat keponakan saya yang masih TK sudah sangat pintar bercengkrama di Instagram.

Sewaktu SMP saya mulai mengenal yang namanya Instagram, namun ketika melihat adik saya dan teman-temannya di 2023 ini sudah sangat lihai membangun personal branding diakun Instagram mereka. Ada yang mengikuti Gadis Sampul, aktif kepramukaan, futsal dan kegiatannya lainnya. Apa itu personal branding pun saya baru pelajari ketika duduk dibangku SMA, yang kerjaannya kalau ga OSIS ya Ekskul. Lambat laun ketika memasuki fase dunia perkuliahan semakin banyak orang yang saya kenal, semakin tau sepenting itu peran personal branding, mulai tahun 2022 lah saya mulai memperhatikan detail tentang apa yang saya akan posting di Instagram, melihat engagement untuk keperluan personal branding yang baik.

Lalu, hubungan personal branding dengan New Media apa? Tentunya, bukan hubungan tanpa status seperti kamu dengan si doi ya, personal branding dengan New Media ini berhubungan sebab merujuk pada dua pandangan dari Pierre Levy selaku ilmuwan yang mengembangkan teori New Media.

Menurut pandangan pertama yaitu pandangan interaksi sosial, Pierre Levy memandang world wide web (www) sebagai sebuah lingkungan informasi yang terbuka. Fleksibel dan dinamis yang memungkinkan manusia mengembangkan orientasi pengetahuan yang baru. Dari pandangan ini kita bisa melihat bahwa media sosial Instagram dijadikan sebagai pertukaran informasi. Sekarang kita dapat mengakses informasi denan mudah mulai dari magang pekerjaan, info konser, beasiswa, politik, dan berita viral pun yang pertama ditelusuri pasti media sosial.

Pandangan kedua yaitu pandangan integrasi sosial, yang merupakan gambaran media bukan dalam bentuk informasi, interaksi, atau penyebarannya, tetapi dalam bentuk ritual, atau bagaimana manusia menggunakan media sebagai cara menciptakan masyarakat. Dari pandangan ini kita bisa melihat dengan saling tukar pesan lewat direct message, saling berteman, membagikan foto atau video tentang hal yang direkomendasikan seperti layaknya selebgram saja.

Do You Know Who Awkarin Is?

Nah! Istilah selebgram atau Selebritis Instagram ini hanya dimiliki pada beberapa akun instagram saja. Salah satunya dengan username @awkarin, seseorang yang terkenal lewat prestasinya sebagai peraih nilai Ujian Nasional tertinggi ditingkat Kota Tanjung Pinang, pernah berduet dengan Young Lex menyanyikan lagu Bad, dan berita setiap tahun tentang kisah percintaannya. Tak heran jika sosok selebgram ini namanya tak asing di telinga.

Lahir dengan nama Karin Novilda Sulaiman, kini namanya dikenal sebagai Awkarin. Selebgram dengan 7.3M followers ini dikenal karena kepribadiannya yang eksentrik dan kontroversial di media sosial. Sebagai seorang selebgram, tentu membangun sebuah personal branding sangatlah penting untuknya. Baik dalam membentuk persepsi masyarakat, kebutuhan endorsment, dan lain sebagainya.

Yang unik dari Awkarin ialah ia selalu membuat gebrakan salah satunya me-repersonal branding dirinya di akun media sosial. Mari kita lihat perbedaan postingan yang ia bagikan pada tahun 2016 yang menyandangan title bad girl ini dengan sekarang di tahun 2023 di Instagramnya.

From This, To This:

Foto diambil dari akun Instagram @awkarin
Foto diambil dari akun Instagram @awkarin

Bisa dilihat, perbedaan signifikan baik dari feeds hingga reels yang dibagikan oleh Awkarin antara 2016 dengan 2023 sangat berbeda. Ditahun 2016, awal di mana namanya mulai melejit ia banyak memposting tentang gaya berpakaiannya yang modis, bad girl, dan feeds ala ala Pinterest. Pada tahun 2016 pula banyak orang yang mengikuti style seperti Awkarin.

Kini Awkarin memanfaatkan akun Instagramnya sebagai platform untuk berkampanye mengenai edukasi baik masalah sexual yang terlihat tabu, keuangan, mental health, fakta unik dunia, hingga berita viral terkini. Konten edukasi seperti ini mulai berkiprah di akunnya sejak tahun 2022. Perubahan personal branding yang ia miliki disambut hangat oleh netizen Indonesia karena menjadikan sosok yang dulunya dikenal berkonotasi negatif sekarang berbagi konten edukasi.

Rumus Jitu Anti Keliru!

Lantas, sejauh ini kamu sudah tau kira-kira ingin membangun personal branding apa? INGAT Rumus 3D! Rumus ini ku tahu dari HRD salah satu perusahaan BUMN sekaligus Tiktoker yaitu Kak Vina Muliana, dijamin anti keliru:

 

  1. Diri Sendiri. Artinya, kamu harus pahami kepribadian dan kenali diri sendiri terlebih dahulu. Cari apa kesukaanmu dan kamu ingin menonjolkan karakter seperti apa.
  2. Diferensiasi. Cari faktor pembeda antara dirimu dan orang lain, sehingga memperkuat personal branding yang kamu bangun.
  3. Dijalani. Kalau ini, agar tidak dicap pencitraan semata kamu harus menunjukkan lewat perbuatan “Walk the Talk”. Mulailah dari hal simpel yang dijalani sehari hari. Misalnya kamu senang sekali naik transportasi umum, mulailah mengkampanyekan manfaat dari transportasi umum itu, bukan sekedar orasi tanpa aksi!

Kesimpulan

Perkembangan media menjadikan personal branding sebagai pemegang kunci kesuksesan di era New Media. Dengan pemanfaatan yang baik dalam membangun citra yang kuat di media sosial mampu membangun kita dalam mengenal diri, menetapkan tujuan, dan berkomitmen pada konsistensi.

Jangan lalai akan perkembangan media, jadikan media sebagai sumber investasi dalam diri sendiri yang membuka pintu untuk peluang lebih besar. Teruslah berkembang dan pertahankan integritas, tunggu waktunya kita akan memetik hasil jerih payah yang luar biasa.

Referensi

Yunitasari, C., Japarianto, E. (2013) Analisa Faktor-Faktor Pembentuk Personal Branding dari

C.Y.N JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 1, No. 1, 1-8

Dewi, N. A., Yulianita, N. (2021) Repersonal Branding Selebgram Awkarin melalui Postingan

Foto di Akun Instagram @awkarin Prosiding Hubungan Masyarakat Volume 7, No. 1, Tahun 2021

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image