Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Syadika

Hal Apa yang Membuat Performa Belajar Menurun di Kala SMP-SMA Dibanding Ketika SD? Ini Kata Ahli

Sekolah | 2023-11-30 12:34:22
https://sumbartime.com/wpcontent/uploads/2023/09/images-2020-09-08T164150.808.jpeg

Alasan Saat SD Performa Belajar Lebih Baik

Ternyata, alasan banyak orang yang merasa lebih baik performa belajarnya saat SD dibandingkan ketika memasuki SMP-SMA dibuktikan oleh riset. Berikut penjelasannya!

1. Timbul Rasa Bosan Seiring Tingginya Tingkat Pendidikan

Seiring dengan rasa bosan, ternyata semakin banyak juga anak yang putus sekolah. Para siswa ini hanya menyelesaikan pendidikan dasar dan tidak melanjutkannya ke tingkat menengah.

Banyak anak-anak yang tidak diberikan ruang cerita oleh guru ketika mereka sedang mengalami suntuk dalam proses pembelajaran, yang berdampak timbulnya kemalasan siswa dalam belajar.

"Jadi kalau anak-anak Indonesia itu 100 persen lulus SD, tapi untuk mencapai SMA itu hanya di sekitar angka 75 persen," kata pakar pendidikan sekaligus Ketua Yayasan Guru Belajar Bukik Setiawan dalam Detik Pagi.

2. Muncul Soal yang Mengharuskan Menghafalkan Rumus

Banyaknya rumus dan materi hafalan di sekolah menengah ternyata menjadi momok siswa. Menurut Bukik, para siswa mulai bertanya-tanya tujuan mereka harus mengerti rumus dan mengerjakan soal.

Terkadang Latihan soal yang diberikan oleh guru dibuat lebih mudah dibandingkan soal yang di ujikan. Hal ini menyebabkan siswa tidak mampu menyelesaikan soal-soal ujian yang diberikan oleh guru lantaran cara menyelesaikannya berbeda dengan Latihan soal yang diberikan. Siswa yang tak menemukan jawaban memilih aktivitas lain yang lebih membuat mereka enjoy, hingga nilainya di sekolah menengah terjun bebas. Tak heran jika laporan pendidikan menyatakan siswa saat SD memiliki nilai lebih baik daripada di sekolah menengah.

3. Perubahan Kurikulum

Perubahan kurikulum dari SD ke SMP-SMA dapat menjadi salah satu faktor yang memengaruhi performa belajar. Kurikulum di SMP-SMA biasanya lebih kompleks dan memerlukan pemahaman yang lebih mendalam dibandingkan dengan kurikulum di SD.

Kurikulum pendidikan yang berlaku dalam persekolahan di Indonesia telah mengalami berbagai penyempurnaan, terakhir dengan apa yang disebut sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang merupakan implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) (Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan).

Hal ini menjadi salah satu faktor mengapa performa atau catatan hasil pembelajaran di bangku sekolah menengah lebih rendah dibandingkan sekolah dasar.

4. Soal adalah Hal yang Asing Bukan karena belum ada kesibukan lain, bagi anak-anak SD mengerjakan soal dan latihan adalah hal baru. Mereka yang pada umumnya melakukan pembelajaran dengan metode permainan, akan mengalami adaptasi kembali jika harus dihadapkan menjawab soal atau pertanyaan. Berdasarkan pengalaman dan riset, anak-anak yang dipacu dengan latihan soal (drilling) memang cenderung mengalami kebosanan.

Disamping hal itu, kemampuan akademik ataupun penalaran setiap anak berbeda-beda, ada yang mampu beradaptasi dengan cepat terhadap hal yang baru, dan adapun anak yang kurang mampu menyesuaikan dirinya dengan hal-hal baru.

Jadi, jika mereka harus dihadapkan dengan tugas menjawab soal mereka cenderung merasa bosan. Mereka juga bisa patah semangat dan kemungkinannya lebih kecil untuk melanjutkan sekolah menengah.

5. Kebutuhan Anak SD berbeda dengan Anak SMP Saat SMP, kebutuhan anak yaitu bersosialisasi, membangun identitas dan juga berinteraksi dengan komunitas yang lebih luas. Hal ini merujuk pada tahap perkembangan anak. "Kalau pembelajarannya masih tekstual, masih ngerjain soal, itu tidak sesuai dengan kebutuhan. Akhirnya anak mencari caranya sendiri untuk memenuhi kebutuhan psikologisnya. Sehingga itu wajar," ungkapnya. Itulah alasan mengapa sebagian orang merasa lebih pintar ketika SD dibandingkan dengan jenjang pendidikan berikutnya.

6. Perubahan Lingkungan Sosial

Saat berpindah dari SD ke SMP-SMA, siswa juga mengalami perubahan lingkungan sosial. Mereka harus beradaptasi dengan teman sekelas yang baru, lingkungan belajar yang berbeda, dan tuntutan sosial yang lebih kompleks. Perubahan ini dapat mempengaruhi konsentrasi dan motivasi belajar siswa.

Banyaknya juga siswa yang memiliki karakter berbeda-berbeda, terkhusus seperti siswa yang berkarakter Introvert, dimana mereka tidak secepat siswa berkarakter Extrovert dalam hal beradaptasi, terlebih lagi jika mereka tidak mendapatkan rangkulan dari orang yang ada disekitarnya.

7. Kurangnya Motivasi

Motivasi belajar yang rendah juga dapat menjadi faktor penyebab performa belajar yang menurun di SMP-SMA. Siswa mungkin kehilangan minat dalam belajar karena berbagai alasan, seperti kurangnya minat terhadap mata pelajaran tertentu, kurangnya dukungan dari lingkungan disekitarnya, atau minimnya pemahaman tentang pentingnya Pendidikan.

Hal-hal di atas tersebut adalah beberapa faktor yang menyebabkan performa belajar di SMP-SMA menurun dibandingkan ketika SD. Semoga teman-teman tidak mengalami hal seperti ini dan bisa mempertahankan semangat belajarnya ya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image