Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Siti Muzdalifah

Perjalanan Emosional dalam Memahami dan Mengelola Cemburu dalam Hubungan Romantis

Edukasi | Wednesday, 29 Nov 2023, 13:01 WIB

Cemburu merupakan sesuatu yang sudah tidak asing lagi didengar karena biasanya cemburu terjadi di lingkungan kita yang didasari dengan perasaan tidak atau kurang senang melihat orang lain yang lebih beruntung. Tetapi, cemburu dalam dunia percintaan memiliki arti yang berbeda, dimana seseorang dikatakan cemburu apabila telah melewati berbagai emotional yang kompleks sehingga menimbulkan perasaan curiga, resah, marah, takut dan jengkel. Hal yang memicu kecemburuan romantis dalam hubungan salah satunya yaitu kemampuan setiap orang untuk menafsirkan dengan berbagai cara.

Misalnya, orang lain mengaggap interaksi orang lain dengan pasangannya merupakan hal yang tidak berbahaya, tetapi ada beberapa orang berfikir hal tersebut disertai dengan adanya percakapan yang mengandung nada genit yang mengancam suatu hubungan. Setiap hubungan mendambakan adanya rasa kasih dan sayang satu sama lain untuk membentuk suatu hubungan yang harmonis dan terjaga.

Suatu hubungan selalu ingin membuat pasangannya untuk percaya, tetapi apa yang terjadi bila ada pihak ketiga yang mulai masuk dalam hubungan tersebut. Pasangannya pasti akan menganggap bahwa orang ketiga tersebut sebagai sebuah ancaman besar, sehingga dikhawatirkan rasa percaya satu sama lain bisa memudar. Padahal, rasa percaya tersebut merupakan aset penting dalam suatu hubungan (Yulianto, 2009).

Hubungan romantis merupakan kedekatan antara pasangan yang mencalin cinta kasih dan sayang, diiringi dengan komitmen dan intimacy (keintiman) yang secara emosional terhubung satu sama lain. Hubungan yang romantis tidak selamanya berjalan lurus, pasti akan selalu berbelok-belok di dalamnya, hal itu dapat dikendalikan berdasarkan bagaimana pasangan menyikapi satu sama lain dari suatu permasalahan.

Apa yang terjadi bila kecemburuan berkecimpung di dalam hubungan romantis tersebut. Hal itu belum tentu menjadi persoalan yang buruk karena kecemburuan romantis dapat menjadi sebuah pengalaman yang positif (Andersen et al., 1995), atau bahkan menjadi dampak yang buruk terhadap hubungan romantis tersebut (Bevan, 2008). Seseorang yang merasakan cemburu biasanya diartikan sebagai pengungkapan dari sebuah perasaaan sayang dan cinta tetapi diungkapkan dalam hal yang berbeda.

Dimana saat seseorang merasa cemburu maka ia takut akan kehilangan pasangannya dan berusaha melindungi pasangannya. Cemburu juga dapat hadir dari hati yang mencinta, bahkan cemburu ini menjadi konsekuensi dari rasa mencinta tersebut. Cemburu pasti selalu di iringi dengan perasaaan emotional yang kompleks, dimana seseorang belum dapat berpikir jernih saat sedang marasakan cemburu. Sehingga, ketika seseorang sedang merasakan cemburu seharusnya orang tersebut dapat mengumpulkan bukti terlebih dahulu agar cemburu tidak berdampak negatif pada hubungan romantis.

Menurut Salovey (1991), menyatakan cemburu memiliki dua jenis yaitu cemburu yang benar adanya (nyata) yaitu ketika ancaman benar-benar jelas dan dapat mempengaruhi hubungan tersebut. Misalnya saat laki-laki melihat pasangannya pergi berdua dengan lawan jenis dan berpegangan tangan, wajar saja laki-laki tersebut merasa kesal dan cemburu karena melihat langsung kejadian tersebut yang menjadi sebuah bukti jelas. Dan laki-laki tersebut bisa saja memilih untuk mengakhiri hubungannya tersebut. Jenis cemburu yang ke dua yaitu cemburu yang terjadi masih samar-samar seperti perasaan curiga, cemburu seperti ini yang harus diwaspadai karena bisa saja terjadi karena kesalahpahaman.

Misalnya laki-laki melihat pasangannya tersenyum pada laki-laki lain, laki-laki tersebut merasa cemburu dan kesal terhadap pasangannya. Cemburu karena hal itu boleh-boleh saja, tetapi harus mempertimbangkan bukti terlebih dahulu karena bisa jadi pasangannya hanya bersikap ramah saja pada orang lain tanpa adanya rasa suka dan perasaan ingin berpaling darinya.

Menurut Brehm (dalam Yulianto, 2010) saat individu merasa terancam, seharusnya memikirkan bukti-bukti yang ada sebelumnya dan mulai mencari tahu kebenaran yang sebenarnya, hal itu seharusnya dilakukan sebelum cemburu mulai terjadi sehingga individu tidak terburu-buru mengambil kesimpulan dan berpikir tidak rasional / jauh dari bukti-bukti yang ada.

Herron dan Peter (2005), menyatakan cemburu memiliki ciri ciri yang belum banyak orang tahu, yaitu orang yang merasa cemburu akan mengalami perubahan emotional seperti perasaan kasihan akan dirinya sendiri. Yaitu saat ia merasa tidak layak dengan pasangannya dan berharap orang lain mengetahui akan kesedihannya dan merasa iba akan dirinya. Orang yang cemburu juga akan mudah untuk menyalahkan orang lain karena berpikir bahwa perasaan yang ia rasakan harus dirasakan oleh orang lain pula. Ciri-ciri perubahan emotional yang terjadi pula yaitu perasaan kesal dan jengkel sehingga ingin melampiaskan rasa marahnya dengan melukai pasangan atau melukai dirinya sendiri.

Cemburu biasanya dialami oleh setiap pasangan baik yang mempunyai hubungan romantis maupun tidak. Dalam halnya cemburu yang dialami oleh laki-laki dan wanita berbeda-beda. Wanita cenderung memiliki rasa cemburu kepada pasangannya ketika pasangannya memiliki hubungan emosional dengan wanita lain. Misalnya saat laki-laki yang memiliki hubungan dekat dengan teman lawan jenis,walaupun itu hanyalah sebatas teman wanita akan tetap merasa cemburu.

Sedangkan, cemburu yang dialami oleh laki-laki biasanya cemburu ketika ada laki-laki lain yang menyukai pasangannya karena ia merasa terancam dan takut pasangannya lebih memilih laki-laki lain tersebut. Dalam hal itu sudah sangat jelas bahwa perasaan emosional yang dialami oleh laki-laki dan perempuan ketika cemburu berbeda-beda.

Cemburu dapat diatasi dan dikurangi dengan adanya strategi secara psikologis dengan tepat. Karena apabila dibiarkan maka cemburu bisa saja menjadi permasalahan yang serius pada hubungan tersebut. strategi yang pertama dengan mengetahui awal dari adanya rasa cemburu, bisa saja terjadi karena kurangnya rasa percaya diri atau bahkan kurangnya kepercayaan pada pasangan. Solusinya yaitu individu harus bisa lebih mengembangkan rasa percaya dirinya dan berfikir bahwa dia layak dengan pasangannya dan yakin menjalani hubungan dengan pasangannya. Dan pasangan harus saling melakukan komunikasi secara jujur. Berbicara secara terbuka pada setiap permasalahan dan mencurahkan perasaan dan kekhawatiran yang ada agar kepercayaan satu sama lain dapat terwujud.

Terakhir yaitu dengan mengontrol emosi secara bijak untuk dapat mengatasi rasa cemburu secara berlebihan. Dengan dapat menyadari setiap emosi yang muncul ketika merasa cemburu dan dapat mengelola strategi agar bisa lebih berfikir positif terhadap pasangan. Dengan melakukan strategi ini secara bertahap maka seseorang akan dapat lebih mengatasi dan meminimalisir rasa cemburu dalam hubungan romantis. Cemburu memang membutuhkan sebuah waktu dan kesabaran tetapi dengan upaya dan tekad yang kuat maka seseorang akan dapat lebih mencapai sebuah kebebasan dari perasaan cemburu tersebut sehingga kedamaian dan hubungan yang romantis tetap terjalin dengan baik.

Tanpa cinta, tidak akan pernah ada rasa cemburu di hati. Demikian pula, tidak dapat dikatakan cinta, orang yang tidak cemburu pada kekasihnya (Loka dan Yulianti, 2019).

DAFTAR PUSTAKA

Maulida, N. I. (2023, July 19). Mengenal Lebih Dekat tentang Emosi Dasar Cemburu. PIAUD UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. https://piaud.fitk.uin-malang.ac.id/mengenal-lebih-dekat-tentang-emosi-dasar-cemburu/

Owlett, J. S. (2010). UNDERSTANDING ROMANTIC JEALOUSY: AN ANALYSIS OF BOTH PARTNERS’ PERSPECTIVES USING AN ATTRIBUTION FRAMEWORK. University of Delaware.

Wardani, F. (2023, August 19). Mengatasi Cemburu: Strategi Psikologis untuk Mengelola dan Meredam Rasa Cemburu. Kompasiana. https://www.kompasiana.com/fitriawardani8538/64d54a604addee4dd36c64a2/mengatasi-cemburu-strategi-psikologis-untuk-mengelola-dan-meredam-rasa-cemburu

Yulianto, A. (2009). CEMBURU DALAM HUBUNGAN PERCINTAAN. Metamorfosi: Buletin Ilmiah Psikologi, 3(15), 6–11.

Yulianto, A. (2010). PROSES CEMBURU DALAM HUBUNGAN PERCINTAAN. Metamorfosisi: Buletin Ilmiah Psikologi, 4(18), 14–19.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image