Pilih Kasih Orang Tua Terhadap Anak Dapat Menimbulkan Rasa Cemburu atau Rasa Iri?
Eduaksi | 2023-11-28 19:15:54Orang tua sering kali melakukan pilih kasih terhadap anaknya baik dalam keadaan sadar atau tidak sadar, pilih kasih menurut KBBI adalah memihak/berat sebelah. Pilih kasih juga bisa disebut favorisme adalah tindakan perlakuan yang mengistimewakan salah satu pihak (Permana B, 2022). Dalam kasus ini orang tua memihak hanya kepada salah satu anaknya, pilih kasih juga biasanya identik dengan cara orang tua memberikan perhatian dan respon yang berbeda-beda kepada anaknya. Akibatnya pilih kasih dapat menimbulkan emosi kepada anaknya. Tapi apakah emosi ini rasa iri? Atau emosi ini adalah rasa cemburu? Ternyata rasa cemburu dan rasa iri sangat tipis sekali perbedaannya.
Pertama kita akan membahas rasa cemburu, sebenarnya apa pengertian dari cemburu? Apakah cemburu hanya bisa terjadi dalam hubungan percintaan?
Menurut Psikolog cemburu adalah perasaan yang takut, marah, dan curiga, biasanya cemburu terjadi pada pasangan atau ke anggota keluarga inti (Maharani A, 2021). Pada dasar cemburu sebenarnya dapat terjadi pada hubungan pertemanan ataupun hubungan percintaan (Yulianto, 2009). Rasa cemburu muncul dimana adanya pihak ketiga dalam suatu hubungan, pihak ketiga yang memungkinkan mengganggu hubungan tersebut.
Contohnya Angel dan Dany adalah sepasang kekasih, Bryan adalah teman Dany yang menyukai Angel, kemudian Dany cemburu kepada Bryan ketika Rani mengerjakan tugas kelompok bersama Bryan. Karena adanya kemungkinan bahwa Bryan akan mengambil kesempatan untuk mendekati Angel. Hal ini sangat umum terjadi dalam hubungan percintaan, dimana adanya keintiman diantara kedua belah pihak. Dalam hal ini adanya ancaman bahwa pasangan akan diambil oleh orang lain.
Dalam keluarga rasa cemburu juga bisa terjadi misalnya Elin adalah seorang single parent yang memiliki putri bernama Fania, kemudian Elin menikah dengan Gaga yang memiliki putri bernama Hani. Setelah menikah mereka berempat tinggal bersama, Elin menunjukkan rasa sayangnya kepada Hani. Adanya pihak ”ketiga” yaitu Hani dapat menimbulkan rasa cemburu di dalam diri Fania, dia memiliki rasa takut bahwa ibunya lebih sayang kepada Hani.
Jadi apakah perasaan ini bisa dibilang adalah rasa iri? Apakah rasa iri hanya bisa terjadi dalam hubungan keluarga?
Menurut Daniels iri hati adalah kekhawatiran tradisional ilmu sosial (Silver & Sabini, 1978). Menurut Psikolog Rasa iri adalah bentuk reaksi yang timbul ketika seseorang terobsesi akan sesuatu yang tidak bisa dimiliki (Maharani A, 2021). Dimana dia tidak bisa memiliki sesuatu tersebut tetapi orang lain dapat memilikinya. Misalnya dalam hubungan keluarga seorang kakak ingin menu makan malam ayam goreng dari seminggu yang lalu tetapi tidak dibuatkan oleh ibunya, ketika malam ini adik ingin makan ayam goreng, ibu langsung memasaknya untuk menu makan malam. Dalam kasus ini kakak bisa iri terhadap adiknya karena ibu lebih mendengarkan permintaan adik
Dalam hubungan percintaan rasa iri juga dapat terjadi, contohnya Adi dan Bani bersahabat sejak kecil mereka berdua menyukai Caca, pada akhirnya Adi dan Caca memiliki hubungan percintaan, maka kemungkinan timbulnya rasa iri dalam diri Bani karena tidak dapat memiliki Caca.
Jadi pilih kasih dapat menimbulkan perasaan cemburu atau iri bagi anak-anak tergantung faktor yang menyebabkan anak memiliki emosi tersebut. Jika karena orang ketiga yang berusaha untuk menarik perhatian orang tua maka bisa disimpulkan bahwa emosi tersebut adalah rasa cemburu, tetapi jika faktor penyebabnya merasa tidak adil kepada saudaranya maka emosi tersebut adalah rasa iri. Kualitas hubungan mempengaruhi adanya ancaman dalam hubungan tersebut (Yulianto, 2010). Orang tua harus memberikan perhatian kepada semua anaknya secara adil agar tidak timbul rasa iri dan cemburu sesama saudara. Cemburu dapat menimbulkan hal-hal yang negatif yaitu seorang anak memiliki masalah kemarahan atau perilaku, peningkatan tingkat depresi, kurangnya kepercayaan diri, dan penolakan untuk berinteraksi dengan baik dengan orang lain (Halodoc R, 2021). Dampak negatif tersebut dapat dihindari dan merubahnya menjadi dampak positif ketika orang tua bisa mengatasi dengan sikap dan pengetahuan. (Marhamah & Fidesrinur, 2021)
Sumber Referensi
Halodoc R. (2021). Kebiasaan orangtua yang pilih kasih bisa berdampak negatif ke anak. Halodoc.
Maharani A. (2021, February 7). Mengenal perbedaan iri dan cemburu dari sudut pandang Psikolog. Klikdokter.
Marhamah, A. A., & Fidesrinur, F. (2021). Gambaran strategi orang tua dalam penanganan fenomena sibling rivalry pada anak usia pra sekolah. Jurnal Anak Usia Dini Holistik Integratif (AUDHI), 2(1), 30.
Permana B. (2022, August 10). Favoritisme, perilaku pilih kasih yang perlu dihindari. Hallosehat.
Silver, M., & Sabini, J. (1978). The perception of envy. Social Psychology, 41(2), 105.
Yulianto, A. (2009). Cemburu dalam hubungan percintaan. Fakultas Psikologi UKRIDA, 3(15), 6–11.
Yulianto, A. (2010). Proses cemburu dalam hubungan percintaan. Fakultas Psikologi UKRIDA, 4(18), 14–19.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.