Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Bung Maja

Cara Menghidupkan Kembali Jasad Korban Erupsi Vesuvius

Sejarah | 2023-11-26 14:11:15
Reruntuhan Pompeii dengan latar belakang Gunung Vesuvius dan Arkeolog memegang gips seorang anak yang meninggal akibat letusan Vesuvius pada tahun 79 Masehi di Pompeii. (Sumber: Pixabay & #archaeohistories)

Pompeii, yang terletak di pantai Barat Italia di sepanjang pantai Teluk Napoli, dihuni oleh orang-orang Yunani kuno pada abad ke-8 SM. Pompeii menjadi situs arkeologi yang penting, yang menunjukkan sekilas gambaran tentang kehidupan orang Romawi kuno.

Pada pergantian abad ke-1 Masehi, Pompeii, yang terletak sekitar lima mil dari Gunung Vesuvius, telah menjadi tujuan wisata yang berkembang pesat bagi para penduduk Kekaisaran Romawi yang paling memiliki pengaruh. Jalan-jalan dilapisi paving dipenuhi dengan rumah-rumah megah dan vila-vila elit yang banyak di antaranya memiliki karya seni yang luar biasa, dan air mancur yang berkilauan.

Pompeii Nan Makmur

Sebagian besar kemakmuran kota ini berasal dari tanah vulkaniknya yang subur. Daerah ini menjadi sentra beragam hasil bumi, diantaranya zaitun, anggur, dan hasil bumi lainnya. Anggur dari Pompeii terbukti populer di kalangan masyarakat kelas atas Roma.

Turis, penduduk setempat, dan orang-orang yang diperbudak keluar masuk pabrik-pabrik kecil dan toko-toko pengrajin, serta kedai minuman, kafe, rumah bordil, dan rumah pemandian. Arena yang berkapasitas 20.000 menjadi tempat duduk yang menarik bagi banyak orang, sedangkan yang lainnya bersantai di lapangan terbuka dan di pasar.

Petaka Menghampiri

Awal mula masa berakhirnya Pompeii terjadi pada 24 Agustus 79 Masehi, saat terjadi letusan Gunung Vesuvius, satu hari setelah perayaan hari raya Romawi Volcanalia yang dipersembahkan untuk dewa api. Pada siang hari, gunung berapi itu meletus, mengeluarkan abu yang membumbung tinggi ke udara terus-menerus selama 18 jam. Abu tersebut memenuhi halaman rumah, menutupi pintu-pintu, dan menyebabkan runtuhnya atap-atap rumah di kota-kota yang terletak di wilayah sekitarnya.

Sehari sebelum letusan gunung berapi yang dahsyat tersebut, para ahli memperkirakan terdapat populasi sekitar 12.000 orang yang tinggal di Pompeii dan jumlah yang hampir sama di daerah sekitarnya. Mereka terkubur selama 1.700 tahun di bawah lumpur dan abu setinggi 30 kaki dan berubah menjadi kerangka selama berabad-abad. Mereka tetap terkubur hingga dilakukan penggalian pada awal tahun 1800-an.

Menghidupkan Jasad

Saat ekskavator menggali sisa-sisa manusia, mereka mengamati bahwa kerangka-kerangka tersebut dikelilingi oleh rongga-rongga di dalam abu yang padat. Dengan menuangkan cairan plester Paris ke dalam rongga-rongga ini secara cermat, maka pose, pakaian, dan wajah penghuni terakhir Pompeii dihidupkan kembali.

Selanjutnya, korban yang terkubur, yang dipadatkan dengan memberi cairan plester Paris hingga menyerupai wujud aslinya ini kita sebut gips.

Sumber: disegni di U. Cesino - pompeiisites.org

Sekitar 3/4 dari 165 hektar Pompeii telah digali, dan sekitar 1.150 mayat telah ditemukan dengan perkiraan 2.000 orang yang diperkirakan tewas dalam bencana. Ini berarti sebagian besar penduduk kota yang berpenduduk 20.000 jiwa ini segera meninggalkan kota saat ada tanda-tanda aktivitas vulkanik.

Gips pria, wanita, anak-anak, dan hewan di Pompeii awalnya dibuat pada medio 1800-an.

Sumber: pompeiisites.org
Sumber: pompeiisites.org

Musium Antiquarium, menyimpan banyak koleksi gips. Pada tanggal 25 Januari 2021, Antiquarium Pompeii dibuka untuk umum. Venue museum baru ini didedikasikan untuk memamerkan artefak-artefak yang menceritakan sejarah Pompeii. Museum ini berfungsi sebagai pengantar untuk kunjungan situs, menampilkan harta karun arkeologi yang paling penting dari kota kuno tersebut. Koleksinya mencakup era Samnite (abad ke-4 SM) hingga letusan tragis pada tahun 79 Masehi. Perhatian khusus diberikan pada keterkaitan kota ini dengan Roma yang tak terpisahkan.

Musium Antiquarium (sumber: pompeiisites.org)

Di situs arkeologi Garden of Fugitives, terdapat jumlah korban terbanyak yang ditemukan di satu tempat, di mana 13 orang mencari perlindungan di kebun buah. 9 mayat ditemukan di situs Rumah Misteri, yang atapnya runtuh dan menjebak mereka di dalamnya. Di dalam situs kedai Caupona Pherusa, ditemukan satu gips.

Sedangkan di situs pemandian air panas Stabian dan situs Macellum (pasar ikan) masing-masing didapati dua gips, sementara di situs Horrea (lumbung) dan situs Olitorium (pasar) juga terdapat beberapa gips lain, termasuk diantaranya gips babi, dan yang paling terkenal, gips anjing kecil dengan tali leher yang menggeliat di atas punggungnya.

Sekalipun Pompeii masih terus digali, gips baru tidak dibuat lagi karena cairan plester bisa merusak sisa-sisa mayat yang rapuh.

pompeiisites.org

Saat ini banyak artefak dari Pompeii yang juga disimpan di Museum Nasional di Napoli (Museo Archeologico Nazionale di Napoli).

Depok, 26 November 2026

Juslich Hanafi @ Kanal Bung Maja

Sumber:

- @archaeohistories

- https://www.history.com/topics/ancient-rome/pompeii

- http://pompeiisites.org/en/pompeii-map/analysis/the-casts/

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image