Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nayla Fadia Azzahra

Pemicu Kekerasan Rumah Tangga

Eduaksi | 2023-11-24 10:51:34

Kekerasan dalam rumah tangga adalah tindak kekerasan fisik, seksual, emosional, psikoligis, dan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang terhadap pasangannya atau anggota keluarga lainnya yang tinggal satu rumah dengan yang melakukan tindak kekerasan tersebut.Kekerasan dalam rumah tangga tidak menunjukkan bahwa pelaku kekerasan hanya seorang laki-laki,tetapi kaum perempuan juga dapat dikategorikan sebagai pelaku kekerasan dalam rumah tangga.

Tindakan ini meliputi ancaman, paksaan, atau jetidak bebasan seseorang dalam berprilaku yang tidak sesuai dengan aturan hukum, yang terjadi dalam konteks kehidupan manusia

KDRT atau Kekerasan Dalam Rumah Tangga juga dapat terjadi karena kurangnya keharmonisan dalam berkeluarga, kurangnya berkomunikasi, dan rendahnya cara anggota keluarga untuk beradaptasi satu sama lain. Kemudian, KDRT juga dapat muncul sebagai dampak dari intervensi atau campur tangan lingkungan di luar keluarga yang mempengaruhi sikap anggota keluarga, terutama kepala keluarga.

Pemicu kekerasan dalam rumah tangga dapat berasal dari beberapa faktor,antara lain:

Faktor Ekonomi

Ekonomi masih menjadi sakah satu faktor utama kekerasan dalam rumah tangga, faktor ini karena kepala keluarga tidak memiliki pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Kondisi ekonomi dalam rumah tangga adalah hal yang sangat perlu diperhatikan, hal ini terjadi lantaran ekonomi menjadi aspek penentu kehidupan dalam berumah tangga. Segala kebutuhan bisa terpenuhi dan tercukupi karena adanya penghasilan, namun hal ini bisa menjadi buruk ketika perekonomian dalam keluarga tidak stabil atau bahkan kekurangan.

Masalah keuangan, pengangguran, atau tekanan keuangan lainnya dapat menciptakan ketidak harmonisan dalam keluarga, sehingga si pelaku merasa tidak mampu memenuhi kebutuhan keluarga atau mengalami kesulitan finansial sehingga si pelaku menyalurkan rasa emosi dan frustasinya lewat kekerasan.

Faktor Lingkungan

Tinggal ditempat yang kurang baik, tidak aman, atau memiliki tingkat kekerasan yang tinggi dapat mempengaruhi prilaku si pelaku dalam berumah tangga. Dan faktor trauma masa kecil juga dapat menyebabkan seseorang ( terutama laki-laki ) untuk melakukan tindak kekerasan, seperti melihat orang tuanya adu mulut hingga melakukan kekerasan yang tanpa di sadari itu bisa secara tidak langsung menjadi contoh untuk anaknya saat dewasa.

Faktor Psikolog

sumber: pinterest

Masalah mental, seperti stress, depresi, atau gangguan jiwa, dapat menyebabkan emosi si pelaku yang tidak stabil sehingga membuatnya menjadi mudah marah atau susah untuk mengendalikan emosi yang berpeluang besar untuk melakukan tindak kekerasan terhadap pasangannya.

Sering terjadi, tindakan mengontrol diri yang buruk dalam menahan kondisi stress, emosi, dan saat depresi dapat membuat seseorang dengan mudah melakukan tindak kekerasan terhadap pasangannya atau korbannya, seperti tindakan mendorong, memukul, menjambak, adu mulut atau cekcok, hingga menghina.

Faktor Perselingkuhan

sumber: pinterest

Perselingkuhan bisa menjadi penyebab Kekerasan Dalam Rumah Tangga, perselingkuhan termasuk tindak kejahatan dan pengkhianatan terhadap pasangan baik suami atau istri. Perselingkuhan dapat menghancurkan kepercayaan dalam hubungan dan perselingkuhan juga dapat menyebabkan Kekerasan Dalam Rumah Tangga karena pasangan suami dan istri yang berselingkuh lebih memeiliki peluang atau lebih beresiko mengalami kekerasan fisik daripada pasangan suami istri yang tidak berselingkuh.

Faktor Cemburu

Rasa cemburu atau rasa iri juga bisa menjadi faktor pemicu kekerasan dalam rumah tangga, rasa cemburu bersumber dari banyak faktor, cemburu yang berlebihan dapat menyebabkan perdebatan atau perselisihan yang dapat menimbulkan kekerasan. Rasa cemburu bukan hanya bersumber dari kedekatan pasangan kita dengan orang lain, seperti kecemburuan terhadap kesuksesan istri,pekerjaan, pendidikan, dan lainnya.

Cemburu dalam Kekerasan Dalam Rumah Tangga dapat terjadi akibat kurangnya komunikasi dan kurangnya kepercayaan satu sama lain. Cemburu yang berlebihan memiliki dampak negative dalam rumah tangga terhadap hubungan, kepercayaan dan dapat mengarah pada tindakan kekerasan.

Dampak Kekerasan Dalam Rumah Tangga bagi Korban

Kekerasan dalam rumah tangga dapat berdampak pada kesehatan fisik, emosional, dan psikologis si korban. Sering terjadi, korban KDRT tidak bisa menjalankan hidupnya seperti sebelumnya, karena rasa depresi, sulit percaya kepada orang lain, stress, dan trauma yang berlebih.

Ada beberapa dampak fisik dari korban KDRT, antara lain:

sumber: pinterest

• Memar atau luka

• Patah tulang

• Sakit kronis

• Kematian

• Kesulitan tidur

• Cidera pada organ

• Pedarahan internal

• Dan lainnya.

Sementara itu, dampak KDRT dari segi psikologis atau kesehatan mental yang bisa terjadi kepada korban antara lain:

sumber: pinterest

• Penurunan rasa percaya diri dan harga diri

• Stress dan Depresi

• Perasaan sedih yang intens

• Trauma

• Gangguan kecemasan

• Tidak mudah percaya orang lain

• Dan lainnya.

Dampak sosial dari KDRT

Isolasi – Pelaku bisa mengisolasi dari keluarga, kerabat, dan teman. Sehingga membuat si korban terasingkan dan merasa kesepian.

Stigma – Korban dapat mengalami stigma sosial,dan mungkin merasa enggan dan malu untuk meminta pertolongan kepada orang kain.

Memperburuk hubungan – KDRT dapat memperburuk hubungan dengan anggota keluarga lainnya.

Pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Tidak ada pasangan suami istri yang menginginkan rumah tangga yang tidak harmonis dan adanya kekerasan dalam rumah tangga mereka. Setiap sepasang kekasih pasti menginginkan rumah tangga yang harmonis, tenang, damai, dan membahagiakan.

Untuk mencegah Kekerasan Dalam Rumah Tangga, penting bagi kita untuk mengidentifikasi dan mengatasi pemicu kekerasan. Berikut adalah beberapa tindakan preventif yang dapat dilakukan:

• Menjaga komunikasi yang baik dalam rumah tangga

• Saling percaya dan mengerti satu sama lain

• Hindari lingkungan buruk

• Mengembangkan keahlian dalam menyelesaikan masalah

• Saling menyayangi dan mengasihi

• Hindari perselingkuhan

• Diskusi dakam segala hal

• Dan lainnya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image