Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Anggita Rismaputri Rahmadhanis

Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Negara Turki, Egypt dan Pakistan

Edukasi | 2023-11-21 21:36:00

Proses pembangunan ekonomi terdiri dari banyak variabel yang saling berhubungan dan sangat kompleks. Dalam hal pembangunan ekonomi, negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) memiliki karakteristik yang unik, menunjukkan keanekaragaman dalam aspek ekonomi mereka yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sumber daya alam, pariwisata, industri, dan stabilitas politik. Pembangunan ekonomi menjadi sorotan penting dalam konteks negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Ketiga negara yang akan ditinjau, yaitu Turki, Egypt, dan Pakistan. Dalam artikel ini, akan dilakukan perbandingan pembangunan ekonomi dengan mempertimbangkan data dan faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi beberapa negara anggota OKI.

Sebelum membahas pebandingan. Perlu dipahami bahwa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) adalah organisasi antar-pemerintah yang didirikan pada 1969 dan terdiri dari 57 negara anggota yang mayoritas penduduknya adalah Muslim di wilayah Asia dan Afrika. Konferensi Organisasi Kerjasama Islam (OKI) didirikan di Rabat, Maroko, pada tanggal 25 September 1969, sebagai tanggapan atas pembakaran Masjid Al-Aqsa oleh Israel. Tujuan OKI adalah untuk meningkatkan kerja sama Islam di antara negara anggota, mengoordinasikan kerja sama antar negara anggota, mendukung perdamaian dan keamanan internasional, melindungi tempat suci umat Islam, dan mendukung perjuangan untuk membangun negara Palestina. OKI adalah lembaga internasional terbesar kedua setelah PBB. Meskipun memiliki keberagaman besar dalam hal ukuran, sumber daya alam, dan struktur ekonomi, negara-negara anggota OKI berbagi beberapa karakteristik yang mempengaruhi pembangunan ekonomi mereka. Seperti halnya pada tiga Negara berikut:

1. Turkey

Sumber foto: Google

Turkey adalah contoh bagaimana stabilitas politik dan reformasi ekonomi dapat mengubah perekonomian suatu negara. Dengan mengadopsi kebijakan pro-bisnis dan berinvestasi dalam infrastruktur, Turki telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Turki, dengan lokasinya yang unik sebagai jembatan antara Eropa dan Asia, telah mencatat pertumbuhan ekonomi yang luar biasa selama beberapa dekade terakhir. Pada awal abad ke-21, Turki mengalami krisis ekonomi yang signifikan, tetapi sejak itu, negara ini berhasil membangun fondasi ekonomi yang kuat. Dan pada 2022, pertumbuhan ekonomi Turki diperkirakan mencapai 5,5%. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Turki antara lain:

a. Industri Manufaktur: Industri manufaktur merupakan sektor terbesar dalam ekonomi Turki dan menyumbang sekitar 25% dari PDB. Beberapa produk manufaktur utama Turki meliputi tekstil, makanan dan minuman, dan kendaraan bermotor.

b. Pariwisata: Pariwisata adalah sektor penting dalam ekonomi Turki dan menyumbang sekitar 12% dari PDB. Turki memiliki banyak tempat wisata populer seperti Istanbul, Cappadocia, dan pantai-pantai di sepanjang Laut Tengah.

c. Investasi Asing: Turki telah menarik banyak investasi asing dalam beberapa tahun terakhir, terutama dalam sektor energi dan infrastruktur. Investasi asing membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru.

2. Egypt

Sumber foto: Google

Mesir, dengan sejarah dan kekayaan budaya yang luar biasa, menghadapi tantangan dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Meskipun memiliki populasi terbesar kedua di OKI setelah Indonesia, ekonomi Mesir masih berkembang dengan lambat. Pada 2022, pertumbuhan ekonomi Mesir diperkirakan mencapai 3,5%. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Mesir antara lain:

a. Pariwisata: Mesir memiliki banyak tempat wisata sejarah seperti Piramida Giza dan Kuil Karnak, dan sektor ini memainkan peran penting dalam ekonomi negara, menyumbang sekitar 12% dari PDB.

b. Industri Minyak: Meski memiliki cadangan minyak yang besar, Mesir adalah produsen minyak terbesar di Afrika. Industri ini menyumbang sekitar 15% dari PDB negara.

c. Reformasi Ekonomi: Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menarik investasi asing, pemerintah Mesir memulai sejumlah reformasi yang mencakup pengurangan subsidi energi, peningkatan investasi dalam infrastruktur, dan reformasi sektor keuangan.

3. Pakistan

Sumber foto: Google

Pakistan adalah negara anggota OKI dengan populasi terbesar keempat di dunia, sebagai negara yang terletak di pusat Asia Selatan, Pakistan telah menghadapi tantangan ekonomi yang unik. Pada 2022, pertumbuhan ekonomi Pakistan diperkirakan mencapai 4,5%. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Pakistan antara lain:

a. Industri Tekstil: Sektor tekstil merupakan bagian terbesar dari perekonomian Pakistan dan memberikan kontribusi sekitar 60% terhadap total ekspor negara ini. Produk tekstil utama Pakistan mencakup pakaian, kain, dan karpet.

b. Pertanian: Pertanian memainkan peran penting dalam struktur ekonomi Pakistan, menyumbang sekitar 20% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Pakistan menjadi produsen kapas terbesar keempat di dunia dan juga menghasilkan sejumlah besar buah-buahan dan sayuran.

c. Investasi CPEC: Proyek China-Pakistan Economic Corridor (CPEC) merupakan upaya investasi besar-besaran yang bertujuan untuk meningkatkan konektivitas antara China dan Pakistan. Proyek ini mencakup pembangunan infrastruktur seperti jalan raya, rel kereta api, dan pembangkit listrik. Harapannya, investasi melalui CPEC akan memberikan dorongan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Pakistan serta menciptakan peluang pekerjaan baru.

Dari ketiga negara anggota OKI tersebut, dapat dilihat bahwa sektor pariwisata dan industri manufaktur merupakan faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi. Selain itu, investasi asing dan reformasi ekonomi juga dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Reference

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. (2019). Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024.

Kementerian Perumahan dan Kerajaan Tempatan Malaysia. (2021). Menuju ke arah Pembangunan Wilayah yang Seimbang. Diakses pada 15 November 2023.

Syaparuddin. (2020). Study komperasi struktur ekonomi Negara ASEAN. e-Jurnal Perspektif Ekonomi dan Pembangunan Daerah, 9(1), 37-54.

Kedeputian Bidang Ekonomi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. (2023). Perkembangan Ekonomi Indonesia dan Dunia Triwulan I Tahun 2023. Diakses pada 16 November 2023, dari https://perpustakaan.bappenas.go.id/e-library/file_upload/koleksi/migrasi-data-publikasi/file/Update_Ekonomi/Ekonomi_Makro/2023/Laporan%20Perkembangan%20Ekonomi%20Indonesia%20dan%20Dunia%20TW%20II%202023%20-%20Humas-halaman-2-167.pdf

Haidar, M. I., & Firmansyah. (2021). Analisis pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN. FORUM EKONOMI, 23(2), 596-610. Diakses pada 15 November 2023, dari https://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/FORUMEKONOMI/article/download/10023/1363

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image