
Apakah Menunjukan Rasa Sayang Harus dengan Cemburu?
Curhat | Sunday, 19 Nov 2023, 18:55 WIB
Wajar gak sih kalau pasangan tidak merasa cemburu? Apakah rasa sayang mengeskpresikannnya hanya dengan cemburu? Sepertinya cemburu adalah hal yang lumrah dalam hubungan percintaan. Ketika pasangan terlalu dekat dengan teman lawan jenisnya, lebih peduli dengan orang lain dibanding pasangannya itu bisa menimbulkan cemburu, sederhananya perhatian pasangan kita lebih banyak orang lain(Yulianto, 2010). Jadi apa sebenarnya cemburu itu? Cemburu adalah perasaan tidak nyaman atau kegelisahan yang timbul ketika seseorang merasa bahwa hubungan romantisnya terancam oleh kehadiran orang lain dalam kehidupan pasangannya. Cemburu juga dapat muncul ketika seseorang merasa bahwa pasangannya lebih memperhatikan orang lain daripada dirinya sendiri (Van Ouytsel et al., 2019) dengan artian, cemburu melibatkan emosi dan pikiran dan perilaku seseorang tentang penilaiannya terhadap ancaman dalam suatu hubungan.
Apa akibatnya jika seseorang mengangap cemburu sebagai sumber utama kasih sayang? seseorang yang mempunyai persepsi seperti ini cenderung melakukan hal-hal dengan sengaja yang bisa membuat pasangan cemburu berlebihan (Yulianto, 2009). Biasanya Perempuan yang lebih cemburuan ketimbang laki-laki hal ini lah yang menyebabkan perempuan mempunyai prasangka yang kuat pada pasangannya, Perempuan bisa saja memanipulasi agar pasangannya merasa takut kehilangan dirinya yang menurut dia itu adalah kasih sayang yang tulus. Mengapa bisa seseorang membuat stadarisasi cemburu? dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pengalaman masa lalu, pola hubungan sebelumnya dan pengaruh lingkungan sosial mereka. Ketika pasangannya memperlihatkan kecemburuannya seseorang itu akan merasa senang atau puas karena dipedulikan, merasa dipuja, diperhatikan oleh pasangannya (Maulidia, 2023). Tindakan manipulasi seperti ini menyebakan ketidakseimbangan dalam hubungan yang mempengaruhi komunikasi satu sama lain.
Jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda dari seseorang yang mengalami cemburu cenderung ingin memperbaiki kepercayaan dengan pasangannya. Maka dari itu komunikasi sangat penting untuk memperkuat ikatan dan memberi dampak positif. Agar bisa mempertahankan hubungan baiknya pasangan memperbaiki kepercayaan dan melatih membangun diri menjadi lebih baik untuk pasangan, mediskuisikan kekhawatiran dan bekerja sama untuk menemukan solusi untuk memperkuat kemesraan satu sama lain. Perilaku seperti apa yang membuat pasangan puas secara emosional, beri ruang untuk pasangan untuk mengekspresikan rasa sayangnya dengan perilaku yang berbeda.
Cemburu bukanlah cara yang dapat diandalkan untuk mengekspresikan kasih sayang dalam hubungan. Sebaliknya, cemburu dapat menyebabkan ketidakseimbangan, manipulasi, dan menghambat komunikasi. Oleh karena itu, memprioritaskan komunikasi terbuka dan membangun kepercayaan sangat penting untuk menjaga hubungan yang sehat dan memuaskan. Menunjukan rasa sayang tidak harus dengan cemburu bisa saja seperti, perhatian, dukungan, pengertian, mendengarkan pasangan jugamerupakan bentuk nyata dari rasa sayang.
REFERENSI
Maulidia, N. I. (2023, July 19). Mengenal lebih dekat tentang emosi dasar cemburu. Kolom Mahasiswa. https://piaud.fitk.uin-malang.ac.id/mengenal-lebih-dekat-tentang-emosi-dasar-cemburu/
Rosalina, D. (2022, April 13). Busting myth: Cemburu tanda cinta. Cxomedia.Id. https://www.cxomedia.id/love-and-relationship/20220413120728-92-174525/busting-myth-cemburu-tanda-cinta
Van Ouytsel, J., Walrave, M., Ponnet, K., Willems, A.-S., & Van Dam, M. (2019). Adolescents’ perceptions of digital media’s potential to elicit jealousy, conflict and monitoring behaviors within romantic relationships. Cyberpsychology: Journal of Psychosocial Research on Cyberspace, 13(3). https://doi.org/10.5817/CP2019-3-3
Yulianto, A. (2009). Cemburu dalam hubungan percintaan. Metamorfosis Buletin Ilmiah Psikologi, 3(15), 6–11.
Yulianto, A. (2010). Proses cemburu dalam hubungan percintaan. Metamorfosis: Buletin Ilmiah Psikologi, 4(18), 14–19.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.