Pembelajaran Multimodal dengan Mengunjungi Situs Gondang, Karangmojo
Pendidikan dan Literasi | 2023-11-13 15:01:05
Akhir bulan Oktober, saya memenuhi undangan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul untuk mengikuti Workshop Literasi dan Numerasi. Workshop ini sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan literasi para siswa, mengingat kemampuan literasi siswa masih rendah.
Workshop ini diperuntukkan bagi guru kelas bawah (guru kelas I-III Sekolah Dasar). Tujuannya agar guru bisa menjadi model yang baik dalam hal literasi sehingga tujuan jangka panjang dan jangka pendek bisa tercapai.
Mengutip pendapat dari Bapak Drs. Iswanto, M.Pd. bahwa tujuan Workshop Literasi ini bukan hanya untuk mendongkrak nilai rapor sekolah yang merah atau kuning. Akan tetapi, tujuan jangka panjangnya adalah membentuk siswa yang mencintai literasi di masa-masa mendatang dan kebermanfaatannya tinggi untuk bekal pembangunan demi mencapai Indonesia Emas pada tahun 2045.
Pembelajaran yang bisa ditawarkan guru antara lain dengan membaca nyaring atau read aloud. Memang read aloud ini bisa menjadi salah satu pembelajaran multimodal yang bisa diterapkan guru. Langkahnya dengan membaca buku-buku cerita bermutu sebelum masuk ke pembelajaran.
Pembelajaran multimodal itu sendiri sangat beragam, di mana para siswa bisa belajar dengan audio, visual maupun audio visual. Guru jelas berperan sebagai fasilitator bagi siswa.
Nah, pembelajaran multimodal lain yang ternyata pernah saya terapkan sebenarnya cukup banyak. Termasuk mengajak para siswa untuk mengunjungi tempat bersejarah yaitu Situs Gondang. Kebetulan letak sekolah berdekatan dengan situs bersejarah yaitu Situs Gondang.
Saya merasa bertanggung jawab untuk mengenalkan keberadaan Situs Gondang kepada anak didik. Apalagi itu letaknya dekat dengan rumah mereka. Namun pengetahuan mereka ternyata kurang.
Situs Gondang ini merupakan peninggalan bersejarah zaman Megalithikum. Lokasinya berada di dusun Gondang, Kalurahan Ngawis, Kapanewon Karangmojo, kabupaten Gunungkidul.
Di lokasi Situs Gondang ini terdapat beberapa kubur batu. Ketika siswa saya ajak ke sana, mereka bertanya banyak hal seperti mengapa kubur batunya seperti itu, mengapa batunya besar, apa di dalam tanah masih ada tulang-tulang manusia zaman batu dan sebagainya.
Dari pembelajaran langsung di Situs Gondang, para siswa akan belajar peka terhadap peninggalan bersejarah sekaligus belajar untuk melestarikannya.
Dengan pengenalan Situs Gondang kepada siswa, harapan saya, selain bisa berperan dalam menjaga kelestarian peninggalan sejarah, mereka juga saya bekali pengetahuan bahwa banyak koleksi sejarah Indonesia yang kini tak lagi berada di Indonesia.
Jadi suatu saat, ketika mereka dewasa, bisa mengusahakan agar benda-benda cagar budaya atau peninggalan sejarah dan yang berada di luar negeri bisa kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.
Itu merupakan salah satu contoh pembelajaran multimodal, di samping bisa mempergunakan poster, video, lagu kebangsaan, lagu anak-anak, benda-benda di sekitar dan sebagainya. Guru harus kreatif untuk menciptakan pembelajaran yang menarik bagi siswa agar siswa semakin bersemangat dalam belajarnya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
