Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image AchSin

Nana Sudiana, Direktur Akademizi Mengikuti acara SEAIPC 2023

Filantropi | Wednesday, 08 Nov 2023, 09:30 WIB

Oleh : Nana Sudiana (Direktur Akademizi & Associate Expert FOZ)

Filantropi Islam semakin hari menduduki posisi yang kian penting. Pembicaraan soal peningkatan pengelolaan filantropi Islam juga semakin luas. Kolaborasi-kolaborasi yang dikembangkan pun tak semata hanya sesama lembaga filantropi.

Kini sejumlah event mulai memadukan antara para pelaku filantropi Islam (pengelola zakat dan wakaf) dengan beragam stekholder yang makin luas. Termasuk pula forum kajian atau diskusi antara para praktisi dengan pengkaji atau peneliti filantropi Islam yang berbasis kampus.

Salah satu event kolaborasi para praktisi filantropi Islam dan akademisi juga para peneliti kali ini di gagas IMZ beserta sejumlah kampus di Malaysia. Nama agenda-nya adalah SEAIPC (Southeast Asia International Philanthropy Conference).

SEAIPC (Southeast Asia International Philanthropy Conference) atau Konferensi Filantropi Internasional Asia Tenggara 2023 merupakan konferensi tahunan yang menghadirkan akademisi, peneliti, pakar industri, pemerintah, dan masyarakat yang peduli untuk berdiskusi mengenai isu-isu terkait mikrofinansial dan filantropi Islam.

SEAIPC sebelumnya telah diadakan di Jakarta, Bandung, Melaka, Jogjakarta, dan di Bangkok, Thailand. Tahun ini, SEAIPC, bekerja sama dengan Pemerintah Sarawak, akan diadakan di Kuching, Sarawak, Malaysia. Dalam proses perkembangannya, SEAIPC telah mengubah fokusnya dengan menekankan pentingnya filantropi dalam skema ekonomi utama.

Di SEAIPC tahun ini, Nana Sudiana, Direktur Akademizi turut serta hadir di event ini. Kehadiran Nana Sudiana, akan membawakan kajian berupa paper yang berjudul "Indonesian Zakat Initiative (IZI) Farmer Empowerment Program in Increasing Food Security (Study in Gempol Sari Village, East Sepatan District, Tangerang Regency of Banten Province) atau "Program Pemberdayaan Petani Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan (Studi di Desa Gempol Sari, Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang, Banten).

Makalah yang akan dibawakan pada intinya ada 3 hal utama yaitu :

Pertama, bahwa ancaman krisis pangan itu nyata adanya, sehingga setiap negara memerlukan kemampuan katahanan pangan-nya dengan baik. Pandemi baru saja beberapa tahun berlalu. Dan paska pandemi, sempat muncul persepsi bahwa dunia akan mengalami krisis pangan akut. Bahkan pada pertemuan G20, soal ketahanan pangan dunia menjadi salah satu agenda penting untuk diangkat dan dibicarakan.

Ancaman krisis pangan ini, ternyata bukan hanya untuk Indonesia, di dunia global pun ancaman ini muncul. Pada kesempatan G20 juga, Sekjen PBB Antonio Guterres juga menyatakan dunia sedang menuju "a ranging food catastrophe". Pada April 2020, senada dengan Sekjend PBB, Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dan 15 lembaga internasional lainnya, menyatakan hal yang sama, bahwa terdapat ancaman krisis pangan global.

Kedua, Inisiatif IZI untuk terlibat dalam program ketahanan pangan di Indonesia. Ketahanan pangan merupakan hal yang penting dan strategis. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan mengamanatkan bahwa pemerintah bersama masyarakat mewujudkan ketahanan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia.

IZI sebagai lembaga pengelola zakat terpanggil untuk ikut serta mewujudkan ketahanan pangan melalui program pemberdayaan petani berbasis dana ZIS yang bernama Smartfarm Academy IZI, khususnya di Desa Gempol Sari Sepatan Timur Kabupaten Tangerang Banten.

Ketiga, bagaimana program smartfarm IZI memiliki keberhasilan dalam mencapai tujuan-nya, yaitu untuk melakukan ketahanan pangan di Indonesia. Saat yang sama juga, bagaimana proses yang ada juga menjadi sarana untuk pemberdayaan petani berbasis dana ZIS.

Dalam kajian yang diteliti ditemukan bahwa salah satu faktor keberhasilan program pemberdayaan petani dengan model smart farm seperti yang dilakukan IZI ini adalah adanya dukungan dari pemerintah daerah, Kepolisian dan TNI serta adanya dukungan intensif berupa pendampingan petani dari Dinas Pertanian Kabupaten Tangerang, khususnya terlibatnya para penyuluh pertanian dalam program pemberdayaan petani yang dilakukan IZI.

Program smartfarm ini in line dengan program ketahanan pangan dan terbukti berhasil dengan adanya peningkatan pendapatan petani dibanding sebelum implementasi program. Ditambah terjadinya peningkatan pengetahauan dan keterampilan petani dalam bercocok tanam, juga terbentuknya kelembagaan masyarakat petani binaan IZI.

Adapun hambatan implementasi program smartfarm IZI ini salah satunya bersumber dari masalah rendahnya kualitas sumber daya manusia serta keterbatasan alat pertanian dan kemampuan pemasaran hasil pertanian yang masih perlu ditingkatkan guna terus mendukung program pemberdayaan petani untuk meningkatkan ketahanan pangan.

#Ditulis Selasa, 7 November 2023 di ruang tunggu 2F Terminal 2 Bandara Soeta, Jakarta.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image