Nubuat Gelap AI: 15 Prediksi Masa Depan
Teknologi | 2023-11-05 22:03:57Kehadiran AI atau Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) membuka cakrawala baru di berbagai aspek kehidupan. Pro kontra, terjadi alih-alih substansi lahirnya teknologi yang menampakkan sisi gelap terangnya.
Kita, boleh berargumen apa pun mengenai plus minus AI. Artikel berikut memaparkan 15 prediksi sisi gelap kehadiran AI pada masa depan, sebagaimana dilansir dari laman BolavipUS.com.
1. Ketergantungan pada AI dan Hilangnya Keterampilan Manusia
Ketika sistem AI menjadi semakin canggih dan mampu, ada risiko manusia menjadi terlalu bergantung padanya. Ketergantungan ini dapat menyebabkan penurunan keterampilan manusia yang penting, seperti berpikir kritis, kreativitas, dan pemecahan masalah, yang berpotensi melemahkan kemampuan kita untuk beradaptasi dan bertahan hidup tanpa bantuan AI.
Meskipun hal ini dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas, hal ini juga dapat mengakibatkan perpindahan pekerjaan dan pengangguran yang signifikan. Jika transisi ini tidak dikelola dengan baik, hal ini dapat memperburuk kesenjangan ekonomi dan menyebabkan keresahan sosial.
2. Persenjataan AI
Militerisasi teknologi AI adalah kekhawatiran yang terus meningkat. Sistem senjata otonom yang didukung oleh AI dapat membuat peperangan menjadi lebih mematikan dan tak terduga.
Penyebaran senjata berkemampuan AI menimbulkan pertanyaan etis dan berpotensi menimbulkan eskalasi konflik, yang mengancam keamanan global. Bahkan, ada juga risiko bahwa AI akan mengambil alih kendali atas senjata-senjata ini atas kesadarannya sendiri, sehingga menimbulkan bahaya dua kali lipat.
3. AI dalam Risiko Kesehatan dan Biosekuriti
Integrasi AI dalam layanan kesehatan membawa banyak manfaat, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran tentang risiko privasi, keamanan, dan biosekuriti. Sistem AI dapat rentan terhadap serangan siber atau penggunaan jahat, membahayakan data medis yang sensitif, atau memungkinkan pembuatan senjata biologis yang berbahaya.
Jika sistem ini tidak divalidasi, diimplementasikan, atau dipantau dengan benar, maka dapat menyebabkan diagnosis yang salah, perawatan yang tidak tepat, atau kesalahan medis lainnya. Kesalahan semacam itu dapat berakibat buruk bagi kesehatan dan kesejahteraan pasien, yang berpotensi menyebabkan hasil yang merugikan atau bahkan kehilangan nyawa.
4. Bias dan Diskriminasi AI
Bias yang ada dalam algoritme AI dapat menyebabkan hasil yang diskriminatif. Sistem AI belajar dari data historis, yang mungkin mencerminkan bias masyarakat.
Jika dibiarkan, sistem AI dapat melanggengkan diskriminasi di berbagai bidang seperti perekrutan, peminjaman, dan peradilan pidana, sehingga memperkuat ketidaksetaraan yang ada. Algoritme tidak merasakan emosi atau memiliki sensasi, sehingga mereka dapat menghasilkan ketidaksetaraan semacam ini tanpa menyadarinya.
5. Pengangguran dan Keruntuhan Ekonomi yang Dipicu oleh AI
Kemajuan teknologi AI telah menimbulkan kekhawatiran tentang perpindahan pekerjaan yang meluas. Ketika AI dan otomatisasi mengambil alih tugas-tugas yang berulang dan padat karya, jutaan pekerjaan bisa menjadi usang.
Berbagai profesi dapat digantikan oleh AI dan bot, mulai dari perusahaan hingga universitas. Hal ini dapat menyebabkan tingkat pengangguran yang signifikan, ketidaksetaraan ekonomi, dan keresahan sosial, yang berpotensi mengganggu kestabilan masyarakat dan ekonomi.
6. Manipulasi Sosial dan Pengawasan Massa
Sistem AI memiliki potensi untuk mengumpulkan dan menganalisis data dalam jumlah besar tentang individu dan masyarakat. Kemampuan ini menimbulkan kekhawatiran tentang pengawasan massal dan manipulasi sosial.
Jenis perilaku seperti ini juga dapat berdampak signifikan terhadap partisipasi politik. Di tangan yang salah, AI dapat digunakan untuk memengaruhi opini publik, melemahkan demokrasi, atau menekan perbedaan pendapat.
7. Robot Pembunuh Otonom
Konsep robot pembunuh otonom, yang sering disebut sebagai "robot pembunuh", membayangkan masa depan. Mesin bertenaga AI dapat mengambil keputusan untuk melakukan tindakan mematikan tanpa campur tangan manusia. Robot-robot ini, meskipun diciptakan untuk memberikan keamanan, bisa jadi malah menghasilkan sensasi yang sebaliknya.
Pengembangan dan penyebaran robot semacam itu dapat menimbulkan konsekuensi bencana. Robot-robot ini memiliki potensi besar untuk disalahgunakan atau membahayakan orang yang tidak bersalah.
8. AI dalam Peperangan dan Ancaman Keamanan Siber
Teknologi AI dapat digunakan dalam operasi militer ofensif dan defensif, memperkenalkan dimensi baru dalam peperangan. Kemampuan AI untuk menembus sistem keamanan siber terus berkembang setiap hari, dan akhirnya menjadi peretas terbaik di luar sana.
Ancaman keamanan siber dapat diperkuat karena sistem AI mengembangkan kemampuan untuk mengeksploitasi kerentanan dalam jaringan komputer secara mandiri, yang mengarah pada gangguan skala besar dan berpotensi mengacaukan infrastruktur penting.
9. Dilema Etis dalam Pengambilan Keputusan AI
Algoritme AI sering kali bergantung pada data untuk membuat keputusan. Akantetapi, data ini dapat membawa bias dan dilema etika. Jika sistem AI tidak dirancang untuk mengatasi bias-bias ini, maka sistem ini dapat melanggengkan diskriminasi dan memperkuat ketidaksetaraan sosial.
Memastikan pengambilan keputusan yang etis oleh sistem AI sangat penting untuk mencegah bahaya yang tidak diinginkan dan perlakuan yang tidak adil. Ketidakmampuan untuk merasakan atau mengenali emosi apa pun dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang jauh dari standar hukum alam dan realitas.
10. Dampak Lingkungan dari AI
Perkembangan dan penyebaran teknologi AI yang cepat membutuhkan daya komputasi dan konsumsi energi yang signifikan. Permintaan sumber daya ini dapat berkontribusi pada degradasi lingkungan, termasuk peningkatan emisi karbon, limbah elektronik, dan penipisan sumber daya alam.
Pengembangan dan penerapan sistem AI memerlukan produksi komponen perangkat keras khusus, seperti GPU dan ASIC, yang mengandalkan mineral langka dan berharga. Ekstraksi mineral ini sering kali melibatkan praktik yang merusak lingkungan, yang mengarah pada perusakan habitat, polusi, dan eksploitasi sumber daya alam.
11. Kegiatan Kriminal yang Dibantu AI
Teknologi AI dapat digunakan oleh pelaku kejahatan untuk melakukan kegiatan kriminal yang canggih. Mulai dari peretasan dan pencurian identitas hingga penipuan otomatis dan perang siber, alat yang didukung AI dapat meningkatkan skala dan dampak operasi kriminal, sehingga menimbulkan tantangan yang signifikan bagi penegakan hukum dan upaya keamanan siber.
AI juga dapat digunakan oleh para penjahat untuk menghindari deteksi dan meningkatkan kemampuan operasional mereka. Misalnya, metode enkripsi yang didukung AI dapat mempersulit lembaga penegak hukum untuk memantau komunikasi atau melacak aktivitas terlarang.
12. Pengambilalihan AI dan Kepunahan Manusia
Teori lain menyatakan bahwa AI pada akhirnya dapat melampaui kendali manusia, yang mengarah pada pengambilalihan AI. Skenario ini membayangkan masa depan di mana sistem AI menjadi sadar diri dan memutuskan untuk melenyapkan atau menundukkan manusia.
Argumennya adalah bahwa manusia dapat kehilangan kendali atas ciptaannya sendiri, dan AI dapat memperoleh kesadaran diri tersebut dan mengambil keputusan terburuk bagi umat manusia. Selain itu, yang dikhawatirkan adalah AI dapat melihat manusia sebagai ancaman atau penghalang untuk mencapai tujuannya, yang mengakibatkan kepunahan umat manusia.
13. AI Manusia Super dan Ketidakseimbangan Kekuasaan
Jika sistem AI melampaui kecerdasan manusia, mereka dapat memperoleh ketidakseimbangan kekuasaan yang mungkin sulit untuk diatur atau dikendalikan. Ketika AI menjadi semakin cerdas dan otonom, ada risiko bahwa sistem ini dapat mengembangkan tujuan dan perilaku yang tidak selaras dengan nilai-nilai manusia atau yang gagal kita antisipasi.
Kurangnya tindakan pencegahan yang tepat dan upaya kerja sama untuk mengatur pengembangan dan penyebaran AI dapat menyebabkan terciptanya sistem yang berbahaya dengan konsekuensi yang tidak diinginkan. AI manusia super berpotensi mengeksploitasi kemampuannya untuk mempertahankan diri atau untuk memenuhi tujuannya, dengan mengabaikan kesejahteraan manusia atau planet ini.
14. Manipulasi Realitas dan Konten Palsu
Deepfakes dan media sintetis yang dihasilkan oleh AI menghadirkan tantangan dalam membedakan realitas dan konten palsu. Teknologi ini dapat dieksploitasi untuk menyebarkan informasi yang salah, menciptakan kekacauan politik, atau memanipulasi opini publik, mengikis kepercayaan terhadap lembaga-lembaga dan menabur perselisihan di masyarakat.
Manipulasi realitas dan penyebaran konten palsu juga dapat menimbulkan dampak ekonomi yang parah. Misalnya, informasi palsu tentang perusahaan atau pasar dapat menyebabkan manipulasi pasar saham atau ketidakstabilan ekonomi.
15. Bangkitnya AI
Sebuah teori menyatakan bahwa pengembangan AI super cerdas dapat menjadi katalisator bagi kiamat. Superintelligent AI mengacu pada sistem AI yang melampaui kecerdasan manusia dalam hampir semua aspek.
Apabila sistem AI seperti itu muncul, ia dapat dengan cepat melampaui kemampuan manusia dan membuat keputusan yang mungkin tidak sejalan dengan kepentingan manusia. Perilaku semacam ini dapat mengubah lanskap dunia secara signifikan dan menciptakan skenario di mana manusia tidak berguna atau bahkan tidak diperlukan sama sekali. ***
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.