Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Abdurrahman Najwan Najmudin

Dampak Perhatian Orang Tua dan Pergaulan Bebas Terhadap Moral Siswa

Edukasi | 2023-10-29 22:50:24

Perhatian orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan moral anak, karena orang tualah orang yang pertama kali dikenal oleh anak, sehingga perkembangan moral anak merupakan tanggung jawab orang tua. Orang tua bisa berarti ayah, ibu atau wali dalam keluarga yang bertanggung jawab atas anaknya. Perhatian, kasih sayang, materi harus secara seimbang diberikan oleh orang tua kepada anak-anaknya. Mengingat orang tua adalah guru pertama bagi anak-anak, perhatian mereka sangat penting bagi perkembangan anak di masa depan. Karena orang tua adalah pendidik dan pelatih pribadi pertama anak, waktu yang dihabiskan bersama mereka sekarang akan berdampak besar pada masa depan mereka. Orang tua adalah pendidik dan pelatih pribadi pertama anak.

Changgulung, 2004 menekankan bahwa salah satu tanggung jawab orang tua dalam memberikan perhatian kepada anak adalah memberikan pengajaran yang baik. Di antaranya, dengan mengikuti standar moral yang tinggi, menawarkan tanggung jawab yang sesuai kepada anak-anak mereka sehingga mereka merasa bebas untuk memilih apa yang mereka lakukan, dan dengan menunjukkan bahwa keluarga selalu ada, mereka dapat memberikan bimbingan yang sangat baik kepada anak-anak mereka dan membantu mereka memanfaatkan waktu luang mereka sebaik-baiknya. Anak-anak dapat memanfaatkan waktu dengan baik dengan menunjukkan bahwa keluarga mereka selalu mengawasi mereka. Keputusan yang bijaksana dan disengaja akan menjauhkan mereka dari teman-teman dan lingkungan yang rusak secara moral. Seseorang yang menginjak usia remaja harus diawasi dalam pergaulannya, karena jika tidak diawasi maka akan berakibat fatal.

Menurut KBBI kata pergaulan memiliki arti kata menjalin hubungan dengan masyarakat, sedangkan kata bebas memiliki arti lepas atau tidak terikat. jadi dapat disimpulkan bahwa pergaulan bebas merupakan jalinan hubungan dengan masyarakat yang lepas atau tidak terikat. Pergaulan bebas di sini didefinisikan sebagai perilaku yang melewati batas dan mengakibatkan hasil yang tidak diinginkan termasuk penyalahgunaan narkoba, seks bebas, merokok, dan perilaku yang melanggar aturan lainnya.

Pergaulan bebas remaja perlu ditanggapi dengan sangat serius karena mengkhawatirkan bagi pertumbuhan moral seseorang pada masa ini, terutama bagi remaja yang masih dalam tahap perkembangan moralitas dan rentan terhadap pergaulan. Di sinilah pentingnya peran orang tua dalam memberikan arahan dan perhatian ekstra untuk mencegah anak-anak mereka agar tidak mudah terpengaruh oleh pergaulan bebas (pergaulan yang tidak baik). Karakter dan moral seorang anak akan terbentuk jika keluarga memberikan pengajaran yang tepat. Masalah ini dapat diatasi dengan cara orang tua mengambil peran yang lebih aktif dalam pertumbuhan moral anak. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memantau semua keterlibatan anak-anak mereka di masyarakat dan di sekolah.

Perkembangan moral adalah proses di mana seseorang belajar untuk mengenali yang baik dan buruk dalam suatu tindakan, menjadi sadar akan perlunya melakukan perbuatan yang baik, membentuk kebiasaan yang baik, dan mengembangkan kecintaan untuk melakukan perbuatan yang baik. Moral menjadi matang sesuai dengan usia anak. Moral berasal dari bahasa Latin mores, yang berasal dari kata mos, yang berarti kesusilaan, watak, atau tabiat. Selain itu, Salam menjelaskan masalah yang berhubungan dengan moralitas sebagai akhlak (Salam, 2000: 2).

Menurut Sjarkawi (2006: 34), moralitas adalah ukuran kebaikan seseorang. Moral memandang cara yang baik bagi manusia untuk hidup. Kebaikan moral berbeda dengan jenis kebaikan lainnya karena berakar pada fitrah manusia. Nilai-nilai universal kemanusiaan ditemukan dalam kebaikan moral. Di sisi lain, kebaikan lainnya mengacu pada kebaikan yang berkaitan dengan status seseorang, seperti status sebagai pasangan, orang tua, siswa, dan sebagainya. Selain itu, Sjarkawi (2006: 35) memperjelas hubungan antara moralitas dengan dirinya sendiri. Segala sesuatu yang berkaitan dengan kesusilaan adalah moralitas. Cara pandang seseorang terhadap moralitas akan membentuk perilakunya.

Fahmi Usman dkk. (2018) Remaja dibentuk menjadi pribadi yang ideal oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah sesuatu yang rentan terjadi pada kepribadian remaja. Pembelajaran asosiatif adalah salah satu hal tersebut. Bentuk awal dari efiforial dunia manusia dalam memilih hubungan adalah perkembangan kualitas moral dan emosional individu. Di antara perkembangan tersebut adalah: 1. Perkembangan Emosi: Emosi adalah perasaan yang ditimbulkan oleh seseorang dalam situasi tertentu, yaitu perasaan yang dirasakan seseorang dalam situasi tertentu atau di bawah keadaan tertentu. Berikut adalah ilustrasi bagaimana pergaulan bebas mempengaruhi perasaan dan tindakan.

Perilaku seseorang, seperti ketika sebuah komunitas klub motor menciptakan kekacauan atau gangguan. Sebagai contoh, jika seorang remaja laki-laki bergabung dengan klub motor, tanpa disadari hal ini juga dapat menimbulkan kekacauan atau gangguan. Ketika seorang anak mengikuti klub motor, perilaku dan emosinya akan terpengaruh secara negatif oleh klub tersebut tanpa mereka sadari terbawa oleh bahaya yang ditimbulkan oleh komunitas tersebut. Kedua, kemajuan perkembangan remaja dan moral mengacu pada kesadaran individu untuk menjunjung tinggi standar moral dalam perilakunya.

Perkembangan moral remaja telah maju ke tahap moralitas karena mereka dapat bertindak secara mandiri dan memahami motivasi di balik tindakan yang baik dan buruk. Hal ini menyiratkan bahwa seseorang telah mencapai usia remaja dan mampu membuat keputusan secara mandiri dan mengikuti keinginannya sendiri. Meskipun anak sudah mampu membuat keputusan sendiri dan melakukan apa yang diinginkannya, namun peran orang tua tetap diperlukan. Orang tua tetap memegang peranan penting dalam masyarakat. Karena meskipun seorang anak sudah cukup umur untuk mengambil keputusan, ia tetap membutuhkan bimbingan orang tua untuk memastikan bahwa keputusan tersebut adalah keputusan yang tepat.

Perkembangan moral anak membutuhkan lebih dari sekedar pergaulan; perhatian keluarga juga diperlukan karena, meskipun anak-anak menerima pengajaran di sekolah, sekolah tidak dapat memberikan bimbingan penuh waktu kepada anak selama sehari penuh. Oleh karena itu, karena keluarga adalah sumber utama pendidikan anak, anak-anak juga harus belajar dari keluarga mereka selain dari sekolah. Untuk itu, pentingnya perhatian keluarga atau orang tua terhadap siswa, berdasarkan beberapa karakter siswa yang sering ditemui di sekolah, seperti contoh seorang siswa yang tidak suka menerima kritikan dari gurunya ketika melakukan kesalahan. Sebagai ilustrasi seorang siswa yang terpengaruh oleh pergaulan, perhatikanlah seorang anak muda yang rajin di kelas VII dan VIII. Ia adalah anak muda yang baik hati. Namun di kelas IX, ia mulai bersikap malas di kelas.

Namun, masih ada faktor lain yang berkontribusi terhadap masalah ini, sehingga anak tidak bisa disalahkan sepenuhnya. Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap broken home adalah keluarga, khususnya orang tua. Banyak siswa saat ini memiliki orang tua yang sibuk bekerja atau bercerai. Akibatnya, mereka kurang mendapat dukungan dari orang tua di sekolah. Anak-anak yang menjadi korban broken home sering kali beralih ke narkoba, alkohol, merokok, seks bebas, dan bahkan bergabung dengan geng motor sebagai cara untuk mengatasi rasa kesepian mereka. Faktor keluarga yang tidak baik adalah dasar dari segalanya.

Pendidikan adalah proses di mana seseorang mempelajari hal-hal baru dan mengasah keterampilannya untuk menjadi orang yang lebih baik dan kreatif. Moralitas adalah sikap, akhlak, dan pertanggungjawaban seorang individu. Saat ini, orang tua terlalu sibuk dengan masalah pribadinya sehingga terkadang melupakan anak-anaknya yang perlu disayangi dan diperhatikan. Di sisi lain, anak memerlukan peran orang tua untuk didiskusikan dalam segala situasi. Kajian ini dapat memberikan gambaran umum mengenai dampak lingkungan, pergaulan bebas, dan teknologi terhadap perkembangan moral anak.

Hal ini menyoroti pentingnya peran orang tua dalam membimbing dan menasihati anak-anak mereka untuk membantu mereka mengembangkan standar moral yang lebih tinggi. Lingkungan sekitar, pergaulan yang melanggar aturan (pergaulan bebas: seks bebas: seks bebas), dan teknologi menjadi beberapa faktor yang perlu diperhatikan, berdasarkan analisis di atas.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image