Punya HP Pintar Tapi Kok Masih Saja Bodoh
Eduaksi | 2023-10-28 09:20:16By: Robinsah
Menyengaja ane chat secara pribadi seorang maha santri. Memintanya untuk bertemu di kantor. "Jangan lupa bawa teks khuthbah Jum'atnya, yah," pinta ane.
Maha santri itu emang dapat giliran menjadi khatib Jum'at di kampus. Sebuah program yang disetting, agar setiap dari mereka memiliki keberanian dan kepiawaian dalam berkhutbah.
Ane panggil dia untuk mengecek persiapannya. Pun tentang bacaan hingga intonasi nadanya. Meski tidak mahir, bisa sekedar memberi masukan untuk para pemula. He....he....
Dulu, semasa masih mondok di Baitul Arqom, Balung, Jember, juga pernah diajari oleh KH. Masykur Abdul Mu'id (almarhum). Para santri yang akan purna studi, dijadwal menjadi khathib Jum'at di pondok. Jum'at pagi, beliau setia membimbing para santri di teras rumah beliau.
"Ini untuk pertama kalinya saya menjadi khatib," aku maha santri itu ketika maha ketika duduk di depan ane.
"Rasanya dag...dig...dug....," sambungnya.
"Lebih baik bergemetaran sekarang, daripada kelak sudah kadung terjun di masyarakat," seloroh ane, yang disambut anggukan.
Ketika ane tanyakan tentang teks khutbahnya, ia menjelaskan, kalau ia menggunakan aplikasi khutbah Jum'at. Jadi, naskahnya ada di HP.
Penasaran, ane minta ditunjukkan aplikasi yang dimaksud, dan naskah pilihan yang ingin diangkat. Setelah disodorkan, ane berseloroh; "Enak sekali yah sekarang ini. Ingin belajara apapun mudah. Butuh apapun, gampang dicari."
Yah. Aplikasi itu menghimpun banyak naskah khutbah. Khususnya khutbah Jum'at. Temanya bermacam-macam. Tidak sedikit yang 'relate' dengan kondisi kekinian.
Misal, maha santri itu mengangkat tema '9 Alasan Mendukung Palestina.' Sangat sesuai dngan saat ini, di mana penjajah Israel tengah melakukan genosida di Gaza.
Menurut laporan Bang Onim, relawan Indonesia yang bermukin di sana, sudah 6000-an lebih korban yang mati, kebanyakan anak-anak dan perempuan. Bahkan, ada seribu lebih masih tertimbun bangunan.
Kembali ke tema utama. Yah. Perkembangan teknologi membuat semua urusan manusia menjadi mudah.
Mau belajar apapun gampang. Bukan satu-dua orang yang telah menunjukkan keberhasilan 'hanya' dengan menggunakan smart phone.
Ada yang menjadi jutawan, ada yang menjadi pakar bahasa asing, dan profesi lainnya. Nama bendanya saja smartphone (ponsel). Logikanya, harus mampu membuat cerdas si pemilik. Dalam berbagai dimensinya. Karena semua menu terjadi.
Cerdas ekonomi (bisa menghasilkan uang via HP), karena ada tuntunannya. Bahkan aplikasi-aplikasi sudah banyak yang tersedia.
Cerdas kognisi, memang ini juga gudangnya pengetahuan. Cerdas spiritual, banyak juga kajian-kajian dari para ulama yang mendalam ilmunya.
Jadi, kalau ada orang masih juga 'bodoh,' padahal HP pintar selalu menempel di tangannya, maka ia seperti pepatah; bagai ayam yang mati di lumbung padi.
KOK ISO....!?
PASTI ADA YANG ERROR DENGAN SI PEMILIK SMARTPHONE......
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.