Oktober Sejarah Hari-Hari Penting di Bulan Oktober
Eduaksi | 2023-10-27 17:01:21Bulan oktober merupakan bulan ke sepuluh dari 12 bulan di kalender Masehi atau Anno Domini dalam bahasa Inggris. Fakta unik dari bulan oktober 2023 ini adalah banyaknya peringatan hari Penting dibulan Oktober, diantaranya adalah Pekan Kebudayaan Nasional, Kongres Bahasa Indonesia, Hari lahirnya Sumpah pemuda dan beberapa hari penting lainnya.
Pekan kebudayaan Nasional atau yang biasa dikenal dengan sebutan PKN merupakan acara rutin dwitahunan yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai salah satu dari tujuh bentuk rencana aksi pemajuan kebudayaan yanag sudah terselenggara sejak tahun 2019 silam. Kegiatan ini berawal dengan kesepakatan yang ditetapkan pada Kongres Kebudayaan Indonesia pada tahun 2018 dengan tujuan terciptanya interaksi budaya yang inklusif diseluruh Indonesia.
Di tahun 2023 ini PKN kembali terealisasikan dengan konsep yang lebih istimewa dari tahun-tahun sebelumnya. Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kenendikbudristek) mengungkapkan bahwa kegiatan ini dibagi dalam tiga fase yakni, “panen”, “rawat”, dan “bagi” yang dilakukan di 223 titik di seluruh Indonesia. Puncak acara kegiatan ini berlangsung pada tanggal 20-29 Oktober 2023 yang dilakukan lewat kehadiran 40 titik ruang tamu yang tersebar di Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Kep. Seribu.
PKN 2023 mengusung tema “Merawat bumi, Merawat Kebudayaan” dengan metode aksi lumbung (pelumbungan). Metode ini digunakan dengan tujuan melihat, memetakan, menelaah, dan mempresentasikan praktik kerja kepada khalayak luas berdasarkan kerja-kerja yang sudah dan sedang dilakukan. Hal yang tak kalah menarik dari kegiatan PKN kali ini adalah pelaksanaannya yang bersamaan dengan peringatan hari lahirnya sumpah pemuda.
Sumpah pemuda merupakan salah satu peristiwa bersejarah dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Kala itu pada tanggal 27-28 Oktober 1928, para pemuda di seluruh penjuru Indonesia berkumpul dalam pelaksanaan kongres pemuda kedua. Tujuan dilaksanakannya kongres kedua ini adalah memperkuat persatuan dan kebangsaan yang telah tumbuh dalam benak pemuda-pemudi indonesia.
Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Kegiatan kongres pemuda II ini terbagi dalam tiga kali rapat dengan gedung pelaksanaan yang berbeda-beda. Rapat pertama yang dilaksanakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB) pada tanggal 27 Oktober 1928 menghasilkan sebuah gagasan bahwa terdapat lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan. Gagasan ini di ungkapkan oleh Mohammad Yamin. Rapat kedua pada kongres ini di laksanakan keesokan harinya pada tanggal 28 Oktober 1928 di Gedung Oost-Java Bioscoop dan membahas masalah pendidikan. Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan secara demokratis dan mendapatkan pendidikan yang seimbang di sekolah dan di rumah. Adapun rapat ketiga dilanksanakan pada sore hari di hari yang sama dan bertempatkan di Gedung Indonesische Clubgebouw. Pada Rapat ini Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Selain itu Theo Pengamanan menyampaikan bahwa pandu sejati adalah pandu berdasarkan semangat kebangsaan dan rasa cinta tanah air Indonesia.
Sesudah menimbang pidato-pidato yang dibicarakan dalam rapat tersebut, putusan kongres pemuda pemudi indonesia menghasilkan tiga asas yang wajib diyakinin oleh seluruh bangsa indonesia. Tiga asas tersebut kemudian dikenal dengan istilah sumpah pemuda yang isinya adalah sebagai berikut.
Pertama: Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe darah jang satoe, tanah Indonesia. Kedoea: Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia Ketiga: Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan bangsa indonesia. Setelah ditetapkan pada hari lahirnya sumpah pemuda, bahasa Indonesia terus berkembang seiring berlakunya ejaan Van Ophuijsen, Soewandi, Melindo bahkan hingga ke Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Kongres bahasa indonesia merupakan kegiatan yang diselenggarakan dengan harapan meningkatkan kedudukan bahasa Indonesia di dunia Internasional,mengidentifikasi mutu pengembangan dan pelindungan bahasa dan sastra. Kongres bahasa indonesia pertama kali dilaksanakan pada tahun 1938 di Solo. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang diadakan 5 tahun sekali oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa).
Tahun 2023 ini merupakan kali ke 12 dilaksanakannya Kongres Bahasa Indonesia (KBI). Kemendikbudristek mengungkapkan bahwa Kegiatan KBI ini dilaksanakan pada tanggal 25-28 Oktober 2023 di Jakarta dengan mengusung tema “Literasi dalam Kebinekaan untuk Kemajuan Bangsa”. Keistimewaan KBI tahun ini adalah Salutasinya. jika biasanya salutasi yang disampaikan dalam KBI menggunakan Bahhasa Indonesia penuh, kali ini salutasi atas kedatangan narasumber didahului kata “distinguished” karena narasumber berasal dari Eropa: Inggris dan Czech.
Tiga kegiatan diatas merupakan tiga agenda penting di bulan Oktober 2023 ini. Pasalnya ketiga kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang diharapakan dapat mengembangkan rasa nasionalisme dan persatuan bangsa Indonesia. Selain merawat kebudayaan Indonesia, Pemuda-pemudi generasi bangsa indonesia hendaklah mengembangkan kebudayaan yang ada.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.