Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dwinaa Umi Solehah

Cinta Segitiga dalam Novel Belenggu

Sastra | 2023-10-27 08:14:18
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/4/45/Belenggu_cover.jpg/220px-Belenggu_cover.jpg

Belenggu adalah novel Indonesia karya Armijn Pane. Terinspirasi dari teori psikoanalitik Sigmund Freud, novel ini bercerita tentang cinta segitiga antara seorang dokter, istrinya, dan temannya; Cinta segitiga ini akhirnya menyebabkan mereka kehilangan orang yang paling mereka cintai. Pertama kali diterbitkan oleh majalah sastra Poedjangga Baroe dalam tiga bagian pada bulan April hingga Juni 1940, Belenggu merupakan satu-satunya novel yang diterbitkan oleh majalah tersebut dan merupakan novel psikologi pertama di Indonesia.

Novel yang dihasilkan, ditulis untuk mencerminkan alur pikiran manusia dan menggunakan elips dan monolog untuk mengungkapkan konflik batin, sangat berbeda dengan karya-karyanya sebelumnya. Dibandingkan karya sastra Indonesia sebelumnya yang hanya sebatas tema-tema tradisional seperti “baik dan jahat”, Belenggu lebih mengutamakan konflik psikologis para tokohnya. Novel ini juga menunjukkan bahwa ciri modern dan tradisional sebenarnya saling bertentangan.

Setelah selesai, Belenggu diserahkan kepada Balai Pustaka, penerbit resmi Hindia Belanda, pada tahun 1938. Namun buku tersebut ditolak karena dianggap tidak bermoral. Novel ini kemudian dilanjutkan oleh Poedjangga Baroe. Pada awalnya, penerimaan masyarakat terhadap Belenggu beragam. Mereka yang mendukung berpendapat bahwa novel ini sebenarnya mencerminkan konflik yang dihadapi kaum intelektual Indonesia, sedangkan mereka yang menentang menganggap novel ini pornografi karena mengangkat tema prostitusi dan perzinahan pada anak perempuan. Tanggapan kini lebih positif, dan penulis Muhammad Balfas menyebutnya sebagai "novel Indonesia terbaik sebelum Perang Kemerdekaan". Chains telah diterjemahkan ke berbagai bahasa, termasuk bahasa Inggris.

Tokoh dalam cerita belenggu:

Sukartono (disingkat Tono) adalah seorang dokter, suami Tini dan kekasih Yah. Dokter ini suka merawat pasien miskin tanpa memungut biaya, sehingga ia menjadi terkenal. Ia juga penggemar berat lagu-lagu keroncong. Saat di sekolah kedokteran, dia lebih suka menyanyi daripada belajar, dan saat ini masih ada radio di ruang ujiannya. Kecintaannya pada musik tradisional mencerminkan keinginannya untuk memiliki istri yang berpikiran tradisional untuk menjaganya. Merasa sengsara atas pernikahannya yang tanpa cinta dengan Tini, ia jatuh cinta pada Yah, karena Yah dipandang mampu menjadi istri yang lebih tradisional. Namun, pada akhirnya dia tetap sendirian.

Sumartini (disingkat Tini) adalah istri Tono yang sangat modern. Ketika dia masih mahasiswa, dia sangat populer dan suka berpesta. Sekitar waktu itu, Tini menyerahkan keperawanannya kepada Hartono, dan setelah ditinggalkan, ia semakin cuek dengan hasrat laki-laki. Setelah menikah dengan Tono, Tini semakin kesepian dan mulai merambah ke bidang sosial untuk mencari makna hidup. Ketika mengetahui perselingkuhan Tono dan menganggap Yah lebih cocok untuk suaminya, Tini meninggalkan Tono dan pindah ke Surabaya.

Rohayah (juga dikenal dengan nama pena Nyonya Eni dan Siti Hayati; disingkat Yah) adalah teman Tono dari sekolah populer yang kemudian menjadi gurunya; dia juga seorang penyanyi keroncong terkenal. Setelah Tono, tiga tahun lebih tua, lulus sekolah umum, Yah terpaksa menikah dengan pria yang 20 tahun lebih tua dan dibawa ke Palembang. Setelah melarikan diri, Yah kembali ke Bandung; Namun, orang tuanya meninggal. Ia kemudian pindah ke Batavia dan menjadi pelacur dan penyanyi keroncong dengan nama samaran Siti Hayati. Ketika mengetahui Tono telah menjadi dokter di Batavia, ia merayu dokter tersebut. Meski saling mencintai, Yah tetap memutuskan untuk berpisah karena takut Tono diremehkan jika menikah dengan mantan PSK. Yah akan pindah ke Kaledonia Baru.

Analisis:

Berbeda dengan novel-novel Indonesia pada masa itu, Belenggu tidak mengangkat tema tokoh protagonis yang baik dan saleh menghadapi penjahat yang jahat, juga tidak terdapat konflik dan perbedaan generasi antar tokoh. Novel ini juga tidak mengangkat tema kawin paksa dan rendahnya penerimaan generasi muda terhadap adat dan tradisi. Novel ini malah mengangkat tema cinta segitiga – yang sangat lazim dalam sastra Barat namun belum ada dalam sastra Indonesia – tanpa menunjukkan siapa yang baik, buruk, benar atau salah. Ia menulis bahwa buku ini menggambarkan konflik batin tipe orang baru, yang terbentuk dari penyatuan budaya Timur dan Barat.

Belenggu menampilkan kehidupan modern dan tradisional sebagai dua sistem yang saling bertentangan, membandingkan yang baru dengan yang lama. Misalnya saja Sukartono, seorang dokter (simbol kehidupan modern), yang selalu memikirkan masa lalu dan lebih memilih musik tradisional dibandingkan musik modern. Melalui kontras antara Sukartono dan istrinya yang sangat modern, Tini, Armijn menegaskan bahwa kehidupan modern tidak serta merta membuat orang bahagia. Belenggu mungkin dipengaruhi atau bahkan ditulis sebagai tanggapan terhadap Layar Terkembang (1936), karya Sutan Takdir Alisjahbana, yang juga bertema serupa tetapi lebih modern.

Belenggu juga mengungkapkan rasa keterasingan yang kuat. Ia menulis bahwa karakter-karakter tersebut menjadi seperti anggota “masyarakat tertutup”, yang tidak memiliki hubungan yang jelas dengan kolonialisme namun juga tidak memiliki pemahaman yang jelas tentang nilai-nilai tradisional. Hubungan Tono dengan Yah sebagai simbol dari upaya intelektual untuk berinteraksi dengan masyarakat luas melalui budaya populer, namun akhirnya gagal.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image