Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Pesona Dakwah: Penyampaian Pesan Islam yang Bijak dan Sabar

Agama | Thursday, 26 Oct 2023, 15:17 WIB
Dokumen Republika

Berdakwah adalah tugas mulia yang Allah bebankan kepada para Nabi, Rasul, dan orang-orang yang memiliki kapasitas ilmu yang cukup. Dakwah merupakan suatu upaya untuk menyebarkan pesan agama Islam dan mengajak manusia kepada kebenaran serta kebaikan. Dalam eksposisi ini, kita akan membahas aspek-aspek utama dari berdakwah, termasuk kapan dakwah harus dilakukan, kepada siapa pesan dakwah disampaikan, dan bagaimana menghadapi penolakan.

Kapan Dakwah Harus Dilakukan?
Berdakwah bukan hanya suatu tugas yang wajib dilakukan oleh para Nabi dan Rasul pada masa lalu, tetapi juga merupakan tanggung jawab setiap individu Muslim. Dakwah harus dilakukan sepanjang waktu, terutama dalam konteks kehidupan sehari-hari. Dakwah tidak hanya dilakukan melalui kata-kata, tetapi juga melalui perbuatan dan akhlak yang baik. Rasulullah Muhammad dalam sebuah hadis mengatakan, "Sampaikan dariku meskipun hanya satu ayat."
Dakwah bisa dilakukan dalam berbagai situasi, seperti dalam keluarga, di tempat kerja, di lingkungan sosial, dan melalui media sosial. Ini artinya, setiap Muslim memiliki peluang untuk berdakwah dalam berbagai aspek kehidupannya.

Kepada Siapa Pesan Dakwah Disampaikan?
Dakwah harus disampaikan kepada seluruh manusia, tidak terbatas pada kelompok tertentu. Al-Qur'an menyebutkan dalam Surat Al-Anbiya (21:107), "Dan Kami tidak mengutus kamu (Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam." Ini menegaskan bahwa pesan dakwah dalam Islam adalah pesan rahmat yang ditujukan kepada seluruh alam semesta.
Selain itu, dakwah juga harus ditujukan kepada individu-individu yang belum mengenal Islam atau yang mungkin tersesat dari jalan yang benar. Rasulullah sendiri telah melakukan dakwah kepada berbagai suku dan bangsa, termasuk suku Quraisy di Mekah. Artinya, tidak ada batasan etnis, ras, atau budaya dalam berdakwah. Setiap manusia berhak mendengar pesan Islam.


Bagaimana Jika Dakwah Ditolak?
Dalam berdakwah, seringkali akan menghadapi penolakan. Penolakan ini bisa datang dalam berbagai bentuk, mulai dari ketidakpercayaan hingga sikap permusuhan terhadap pesan dakwah. Namun, sebagai seorang dai (pengkotbah), penting untuk menghadapi penolakan dengan bijaksana dan sabar.
Pertama, kita harus ingat bahwa dakwah itu adalah kewajiban, sedangkan menerima pesan dakwah adalah pilihan individu. Oleh karena itu, kita tidak dapat memaksa orang untuk menerima pesan dakwah. Al-Qur'an menegaskan dalam Surat Al-Kahfi (18:29), "Dan tidak ada paksaan dalam beragama."
Kedua, kita harus tetap menjaga akhlak dan perilaku yang baik dalam menghadapi penolakan. Sikap baik dan kesabaran dalam menghadapi penolakan dapat memberikan kesan positif pada orang yang menolak pesan dakwah. Rasulullah adalah contoh sempurna dalam hal ini, karena dia menghadapi penolakan yang berat selama masa dakwah di Mekah, tetapi tetap bersikap sabar dan lembut.
Selain itu, dakwah juga dapat diteruskan melalui contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Ketika orang melihat kebaikan dan moralitas dalam perilaku seorang Muslim, hal ini dapat menjadi tanda positif yang membantu meyakinkan orang lain tentang kebenaran Islam.


Kesimpulan
Berdakwah adalah tugas mulia yang Allah bebankan kepada setiap Muslim. Dakwah harus dilakukan sepanjang waktu, kepada seluruh manusia, dan dalam berbagai situasi kehidupan. Penting untuk menghadapi penolakan dengan bijaksana dan sabar, sambil tetap menjaga akhlak yang baik. Dakwah adalah suatu bentuk rahmat dan tugas penting dalam menjalani kehidupan sebagai seorang Muslim.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image