Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dimas Muhammad Erlangga

Indonesia Sedang Mengalami Penjajahan Kembali

Politik | Tuesday, 24 Oct 2023, 01:44 WIB

Masa berkuasanya rezim Soeharto menandai proses penjajahan kembali (rekolonialisme) di Indonesia, dan itu semakin terang dan kentara dalam 25 tahun terakhir pasca reformasi tahun 1998.

Dengan tidak menghilangkan kontribusi dan arti penting perjuangan mahasiswa dan rakyat dalam menggulingkan rezim Soeharto, tetapi kenyataan sekarang ini menunjukkan pendalaman krisis dan keterpurukan bangsa

Tercerabutnya dasar-dasar bernegara, seperti UUD 1945 dan Pancasila, yang di masa Bung Karno sangatlah anti-kolonial, dan sekarang digantikan dengan sejumlah perundangan yang pro-neoliberal sekarang.

Ciri-ciri imperialisme seperti pernah disinggung Bung Karno dalam pidato “Indonesia Menggugat”, tahun 1930-an, kini sudah semakin nyata dalam kehidupan ekonomi dan politik pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin hari ini.

Neoliberalisme hanya menjadikan Indonesia sebagai penyedia bahan baku, tenaga kerja murah, tempat menanamkan investasi, dan pasar bagi produk industri mereka.

Akibatnya, sebagian besar perekonomian nasional dikuasai atau didominasi oleh asing, seperti tambang minyak dan gas, telekomunikasi, perbankan, sektor jasa, ritel, industri, dan pertanian. Hampir 60% kehidupan bangsa kita sudah dikuasai oleh pihak asing. Kehancuran itu sudah merontokkan sebagian besar pasar tradisional kita. Ini juga tercermin di APBN kita, dimana sebagian besarnya dipakai untuk membayar utang luar negeri.

Inilah praktek neoliberalisme yang menjadi kiblat utama pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin dan semua aparatusnya di daerah termasuk di Kota Bandung.

Membangun gerakan bersama

Meskipun neoliberalisme terlihat sangat kuat, tetapi semua insan politik tetap menyakinkan pentingnya perlawanan.

Dengan kondisi bangsa yang kian terpuruk, dimana segelintir orang kaya semakin kaya dan si miskin semakin miskin, Masyarakat berharap GmnI bisa membangun gerakan yang lebih Progresif-Revolusioner lagi.

Garis Politik GmnI, Pendapat Saya (Harusnya) adalah melawan rezim neoliberal yang menjadi musuh kaum Marhaen dengan menyatukan seluruh kekuatan-kekuatan di dalam negeri yang anti-neoliberal. Sesuai Koridor SOSIALISME PANCASILA.

Tantangan hari ini adalah penjajahan ulang (rekolonialisme) dalam jubah bernama neoliberalisme.

Karena itu, GmnI seharusnya merumuskan manifesto baru, manifestonya marhaenis atau manifesto marhaenisme untuk menjawab persoalan pokok rakyat Indonesia sekarang, yaitu neoliberalisme, dan perjuangan untuk mencapai sosialisme Pancasila dengan jiwa YUDYA PRATIDINA MARHAENIS untuk memenangkan Trisakti, membangun persatuan nasional, dan mewujudkan kesejahteraan sosial.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image