Menanamkan Nilai-Nilai Pancasila di Era Globalisasi
Pendidikan dan Literasi | 2024-12-17 15:14:41Pancasila, yang terdiri dari lima sila, merupakan dasar filosofis dan ideologis bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dikenalkan oleh ir. Soekarno pada 1 Juni 1945, Pancasila sebagai landasan hukum, juga sebagai pedoman moral dan etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Setiap sila didalamnya mengandung nilai-nilai universal yang dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan. Di era globalisasi, dunia menjadi semakin terhubung melalui teknologi, komunikasi, dan perdagangan. Fenomena ini membawa berbagai pengaruh positif, seperti pertukaran budaya, inovasi teknologi, dan peningkatan ekonomi. Menanamkan nilai-nilai Pancasila di era globalisasi bukan hanya penting untuk mempertahankan jati diri, tetapi juga untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan berkeadilan.
Lima sila yang mencerminkan nilai-nilai dasar yang harus dipegang oleh setiap warga negara Indonesia:
- Sila Pertama
Ketuhanan yang Maha Esa: Menghargai keberagaman agama dan keyakinan.
- Sila ke Dua
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Mengutamakan hak asasi manusia dan keadilan sosial.
- Sila ke Tiga
Persatuan Indonesia: Menjaga persatuan di tengah perbedaan.
- Sila ke- Empat
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan: Mengedepankan musyawarah dan demokrasi.
- Sila ke Lima
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Mewujudkan kesejahteraan bagi semua.
Adapun tantangan yang dihadapi Pancas di era globalisasi, yaitu:
- Pengaruh Budaya Asing: Budaya luar yang masuk dapat mengikis nilai-nilai lokal.
- Individualisme: Masyarakat cenderung lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan bersama.
- Ketidakadilan Sosial: Perbedaan ekonomi yang semakin mencolok dapat menimbulkan konflik.
Oleh karena itu, kita sebagai warga negara Indonesia yang baik harus menanamkan nilai nilai Pancasila di era globalisasi saat ini. Yaitu dengan strategi seperti:
- Pendidikan formal dan non-formal harus menekankan nilai-nilai Pancasila.
Kurikulum pendidikan dapat dimodernisasi dengan memasukkan pelajaran yang relevan dengan tantangan global.
Pendidikan formal, yang meliputi sekolah dasar hingga perguruan tinggi, memiliki peran sentral dalam menanamkan nilai nilai Pancasila. Untuk mengoptimalkan fungsi ini, kurikulum pendidikan perlu dimodernisasi dengan memasukkan pelajaran yang relevan dengan tantangan global yang dihadapi oleh generasi muda. Salah satunya dengan meng-Integrasi Pancasila dalam Kurikulum: Pancasila harus diintegrasikan ke dalam berbagai mata pelajaran, bukan hanya dalam pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Misalnya, nilai-nilai gotong royong dan keadilan sosial dapat diterapkan dalam pelajaran sosial, sedangkan toleransi dan penghargaan terhadap keragaman dapat dimasukkan dalam pelajaran bahasa dan budaya.
Selain pendidikan formal, pendidikan non-formal juga memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila. Pendidikan non-formal mencakup berbagai kegiatan, seperti pelatihan, kursus, dan program komunitas.
- Media Sosial dan Teknologi
Menggunakan media sosial dan platform digital untuk menyebarluaskan informasi tentang Pancasila. Konten kreatif yang menarik dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat.
- Kegiatan Sosial dan Budaya
Mengadakan kegiatan yang melibatkan masyarakat, seperti festival budaya, diskusi, dan lokakarya. Kegiatan ini dapat memperkuat rasa persatuan dan meningkatkan pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila.
- Peran Pemuda
Melibatkan pemuda sebagai agen perubahan. Generasi muda harus diberikan ruang untuk berinovasi dalam menyebarkan nilai-nilai Pancasila melalui berbagai cara, termasuk seni, musik, dan teknologi.
- Kerjasama Antar Komunitas
Membangun kerjasama antara berbagai komunitas untuk menciptakan program-program yang mendukung nilai-nilai Pancasila. Kolaborasi ini dapat memperkuat jaringan sosial dan meningkatkan solidaritas.
KESIMPULAN
Dengan ini dapat disimpulkan, bahwa Menanamkan nilai-nilai Pancasila di era globalisasi adalah tugas bersama yang memerlukan kerjasama dari semua elemen masyarakat. Dengan memperkuat pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila, Indonesia dapat menghadapi tantangan global tanpa kehilangan jati diri. Pancasila bukan hanya sekadar dasar negara, tetapi juga pedoman hidup yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.