Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ida Wahyuni

Ikatan Nasionalisme Biang Kerok Para Penguasa Muslim tidak Mengirimkan Militer ke Palestina

Politik | Monday, 23 Oct 2023, 20:18 WIB

Ikatan Nasionalisme adalah Biang Kerok Para Penguasa Negeri – Negeri Muslim Tidak Mengirimkan bantuan militer untuk membebaskan Palestina dari penjajahan Israel.

Bismillahirrahmanirrahim.

Pedih rasanya mendengar dan menyaksikan berita – berita tentang saudara – saudara kita di Palestina yang sampai saat ini berada di bawah penjajahan Israel. Ya zionis Israel yang tidak punya rasa kemanusiaan sedikitpun, silahkan cari sendiri fakta – faktanya bukti kekejaman dan keserakahan Israel yang berseliweran di mana – mana, semua media, baik media elektronik maupun media sosial.

Tetapi ada yang lebih menyedihkan dari itu semua, karena ternyata banyak penguasa negeri – negeri muslim yang terang – terangan melakukan normalisasi hubungan dengan Israel. Apa yang dimaksud dengan normalisasi ini? Mengutip dari KBBI bahwa normalisasi adalah tindakan menjadikan normal (biasa) kembali; tindakan mengembalikan pada keadaan, hubungan, dan sebagainya yang biasa atau yang normal: -- hubungan kedua negara yang telah lama berperang sulit dilakukan;

Itu artinya menganggap tidak terjadi apa – apa, alias baik – baik saja, normal adanya. Bagaimana bisa? Apakah mereka buta & tuli sehingga tidak bisa melihat realitas apa yang sedang terjadi di Palestina? Untuk penjelasan kronologis sejarah bisa dicermati tulisan Ustadz Felix Siauw tentang Sejarah Baitul Maqdis di https//t.me./felixsiauw/4473.

Dengan adanya normalisasi tersebut berarti mereka bebas melakukan kerjasama dengan Israel selayaknya seperti negara normal lainnya. Negara apa saja yang telah melakukan normalisasi tersebut? Sebut saja Uni Emirat Arab /UEA (15 September 2020), Bahrain (September 2020), Sudan (2020), Yordania (26 Oktober 1994), Mesir (17 September 1978), Turki ( Maret 1949),Maroko (10 Desember 2020).

Bagaimana dengan Indonesia ? Hubungan Indonesia–Israel mengacu pada hubungan bilateral dulu dan kini antara Israel dan Indonesia. Kedua negara ini tidak punya hubungan diplomatik resmi,tetapi memiliki hubungan tidak resmi yang meliputi hubungan dagang, pariwisata, dan keamanan. Pada tahun 2012, Indonesia sepakat menaikkan status hubungannya dengan Israel dan membuka konsulat kehormatan di Ramallah yang dipimpin seorang diplomat sederajat duta besar. Diplomat tersebut juga bertugas secara tidak resmi sebagai perwakilan Indonesia saat membina hubungan dengan Israel. Namun, karena permasalahan politik di kedua belah pihak, perjanjian ini tidak pernah terwujud dan sampai sekarang tidak ada perwakilan Indonesia di Israel atau Otoritas Palestina, Namun Palestina merdeka akan membuka Duta Besar Israel untuk Indonesia. (https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hubungan_Indonesia_dengan_Israel#:~:text=Kedua%20negara%20ini%20tidak%20punya,dagang%2C%20pariwisata%2C%20dan%20keamanan).

Apakah artinya semua itu? Ibarat manusia, tidak akan mungkin bisa bekerja sama antar kedua belah pihak bila terjadi perselisihan, permusuhan atau pertikaian, jika bisa bekerja sama berarti keduanya menganggap setara, boleh jadi menganggap kawan, mitra, bahkan saudara. Tidak mungkin bisa bekerja sama bila dianggap sebagai musuh. Inilah yang bisa menjelaskan dengan sangat terang benderang mengapa negara – negara tersebut sampai saat ini tidak kunjung mengirimkan tentaranya untuk menolong saudara mereka di Palestina. Karena mereka tidak menganggap Israel ini sebagai musuh. Dan yang lebih menyakitkan adalah solusi yang mereka tawarkan : https://amp.kompas.com/nasional/read/2023/10/16/15343301/konflik-israel-palestina-indonesia-dorong-penyelesaian-two-state-solution, https://www.jawapos.com/nasional/amp/013095777/asean-desak-penghentian-konflik-israel-palestina-melalui-solusi-dua-negara-yang-dinegosiasikan. SOLUSI DUA NEGARA.

Bagaimana bisa? Di mana keadilan itu? Wahai saudara – saudaraku, bangunlah! Bayangkanlah seperti yang telah terjadi pada negeri kita tercinta Indonesia ini, silih berganti penjajah datang ingin menguasai Indonesia, menjajah, menindas, merusak, menjarah kekayaan alam, membuat rakyat menderita, dan beragam penderitaan lainnya yang bisa kalian buka – buka lagi di lembaran kelam Sejarah Indoesia. Banyak korban berjatuhan, korban nyawa yang tak terbilang, baik dari rakyat biasa, para ulama, kaum intelektual, tantara, bahkan dari jajaran penguasa pribumi pun tidak terbilang, hingga berderet nama – nama mereka yang dikenang sebagai pahlawan nasional. Apakah karena alasan untuk mengakhiri semua penderitaan itu lalu kita berdamai dengan para penjajah? Kita mempersilahkan mereka bebas untuk mengambil dan menguasai sebagian wilayah Indonesia, apakah itu yang dilakukan? Tentu saja tidak, kita berjuang mati – matian untuk mengusir para penjajah dari bumi Nusantara. Lalu mengapa terhadap penjajahan di Palestina kita menawarkan solusi dua negara? Di mana logika kalian? Di mana akal sehat kalian?

Penguasa-penguasa negeri Muslim bak boneka penjajah. Alih-alih memberi jalan atau memerintahkan panglima-panglima perang untuk berjihad fi sabilillah, mereka justru melakukan normalisasi dengan penjajah.

Kaum Muslim Itu Bersaudara

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَٱعْتَصِمُوا۟ بِحَبْلِ ٱللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا۟ ۚ وَٱذْكُرُوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِۦٓ إِخْوَٰنًا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمْ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

“Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai. Ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana.” [QS Ali Imran: 103]

Rasul ﷺ bersabda:

“Perumpamaan kaum Mukmin dalam hal saling cinta, kasih sayang dan simpati di antara mereka seperti satu tubuh; jika salah satu organ sakit maka seluruh tubuh demam dan tak bisa tidur” [HR Muslim dan Ahmad]

Lebih jauh Rasul ﷺ pun menjelaskan di antara hak-hak sesama Muslim: Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak boleh menzalimi Muslim yang lain dan tidak boleh menyerahkan dirinya kepada musuh. Siapa saja yang memenuhi kebutuhan saudaranya niscaya Allah memenuhi kebutuhannya. Siapa saja yang meringankan kesulitan seorang Muslim niscaya Allah meringankan dari dia satu kesulitan di antara banyak kesulitan pada Hari Kiamat. Siapa saja yang menutupi aib seorang Muslim niscaya Allah menutupi aibnya pada Hari Kiamat”. [HR al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi dan Ahmad]

Seperti itulah seharusnya persaudaraan kaum Muslim. Ukhuwah Islamiyah harus lebih diutamakan di atas persaudaraan karena ikatan lainnya, termasuk ikatan nasionalisme. Seluruh kaum Muslim di seluruh dunia harus merasa layaknya satu tubuh. Penderitaan yang menimpa sebagian kaum Muslim di suatu tempat, harus juga dirasakan oleh seluruh kaum Muslim lainnya.

Semua itu tidak lain karena dorongan iman mereka. Persaudaraan mereka adalah persaudaraan karena iman. Perwujudan ukhuwah Islamiyah seperti yang digambarkan di atas menunjukkan kualitas keimanan kaum Muslim.

Solusi

Islam sejak lama sudah meleburkan umat manusia dalam satu ikatan tauhidullah yaitu ukhuwah Islamiyah. Ukhuwah Islamiyah tidak mungkin dapat diwujudkan secara nyata, tanpa kehadiran institusi negara yang akan melindungi dan memelihara segenap urusan kaum Muslimin di seluruh dunia, yaitu Khilafah Islamiyah.

Khilafah Islam akan mengurai sekat-sekat negara-bangsa yang menjadi penghalang kaum Muslimin untuk merealisasikan ukhuwah Islamiyah. Khilafah akan menyingkirkan para penguasa negeri Muslim yang menjadi boneka penjajah. Selain itu juga, Khilafah dapat mengerahkan panglima perang dan pasukan kaum Muslimin untuk membebaskan negeri-negeri Muslim yang terjajah (termasuk Palestina).

Untuk mewujudkan itu semua, kita perlu melakukan perubahan sistem. Perubahan ini berarti menghapuskan sistem negara-bangsa yang berlandaskan nasionalisme dan membangun kembali negara Islam dengan berlandaskan metode kenabian (Khilafah ‘ala Minhaj Nubuwwah)

Semua itu menunjukkan bahwa untuk membela dan menyelamatkan kaum Muslim yang teraniaya kita harus berusaha mewujudkan kembali penguasa seperti Rasul ﷺ, Khulafaur-Rasyidin dan para khalifah setelah mereka. Artinya, penting bagi kaum Muslim untuk mewujudkan kekuasaan dan pemerintahan Islam yang menerapkan syariah secara kâffah, yang berkhidmat untuk kemuliaan Islam dan kaum Muslim.

Ketika hal itu terwujud, pembelaan dan pertolongan terhadap kaum Muslim yang teraniaya di mana pun akan bisa dilakukan dengan sebaik-baiknya.

(Seperti dikutip dari link https://mustanir.net/derita-palestina/)

Wallahu A’lam bish-Shawab. []

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image