Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image ELSY NABILA 2020

Analisis Terjemahan Arab-Indonesia Terhadap Ayat Al-Qur'an Hadis dan Qoul Ulama

Agama | Saturday, 01 Jan 2022, 21:28 WIB

Alhamdulillahorobbil 'alamiin, puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT , atas segala limpahan Rahmat, Taufiq, Hidayah dan Inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan artikel ini. Dengan hadirnya artikel ini mudah mudahan memberikan informasi kepada para pembaca, khususnya Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab. Tak lupa pula shalawat serta salam selalu tercurahkan dan dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, serta keluarga, sahabat dan para perikutnya.

Adapun isi dari penulisan yaitu menganalisis ayat Al-Qur'an , hadis dan Qoul tujuannya agar pembaca lebih teliti dalam memahami teks teks arab. Saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Toto Edidarmo,M.A selaku dosen mata kuliah Tarjamah, yang telah memberikan bimbingan serta motivasi dan semua rekan rekan saya yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung.

Saya menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu sangatlah diharapkan saran dan kritik yang positif dan membangun dari semua pihak agar penulisan ini menjadi lebih baik dan berdaya guna dimasa yang akan datang. Dalam artikel ini saya akan membahas mengenai hasil analisis sebagai pemenuhan tugas Tarjamah.

yang pertama saya menganalisis surat Al-Baqarah ayat 238 :

حَافِظُواعَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الوُسْطَى وَقُوْمُوالِلَّهِ القَانِتِيْنَ

Artinya : "Peliharalah semua sholat (mu) dan (peliharalah) sholat Wushto. Berdirilah untuk Allah (dalam sholatmu) dengan khusyuk"

Penerjemahan yang sudah di Analisis mempunyai perbedaan:

"Peliharalah semua salat dan salat wustho. Dan Laksanakanlah Shalat dalam keadaan Khusyuk."

Berdasarkan analisis saya,Yang pertama kalimat حَافِظُواعَلَى الصَّلَوَاتِ diterjemahkan "Peliharalah semua sholat (mu)". Dalam struktur gramatikal bahasa indonesia kata 'mu' merupakan kepunyaan, sebaiknya dalam penerjemahan tidak usah memakai kata 'Mu' setelah kata sholat. Lalu, kita lihat kata 'Peliharalah' dalam penerjemahan ayat diatas sebelumnya kata tersebut terulang dua kali, sehingga menjadi pemborosan kata , dan 'Peliharalah' merupakan kata perintah, biasanya pembaca sudah pasti tahu bahwa yang diperintahkan itu adalah orang yang berbicara sedang ada dihadapannya atau yang sedang berhadapan, Namun dalam kata perintah 'Peliharalah' pada ayat ini digunakan untuk umat umat yang beriman, yang mau mendengarkan firman Allah SWT. Karena dalam wujud nyata Allah tidak terlihat dan kita tidak bisa melihat jika berhadapan dengan-Nya, namun semua itu bisa dirasakan didalam hati orang orang yang beriman. Dan dalam KBBI kata 'Sholat' yang benar adalah 'Salat'. Jadi dalam menerjemahkan bahasa Arab ke bahasa Indonesia kita harus memperhatikan KBBI baik dalam kata maupun kalimat. Solusi yang tepat dalam penerjemahan kalimat diatas adalah "Peliharalah semua sholat" sehingga dapat memudahkan pembaca untuk memahami maksud ayat diatas.

Yang kedua, terdapat rasm tulisan yang berbeda yang saya temukan dalam teks ayat Al-Qur'an di salah satu web Republika dengan teks ayat Al-Qur'an di Al-Qur'an Kemenag RI, حَافِظُواعَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الوُسْطَى yang ditemukan di salah satu web Republika, dan potongan ayat حفِظُواعَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَوةِ الوُسْطَى yang saya temukan di Al-Quran kemenag . Apakah ini menjadi sebuah masalah? Menurut saya tidak. Banyak dari kita yang menemukan kata 'Salat' dalam bahasa arab yang bemacam macam didalam Al-Qur'an, Dan mungkin memang memiliki rasm tulisan yang berbeda karena salah satunya memakai tulisan dari Mushaf Utsmani, namun dalam membaca itu sama dan terjemahannyapun tetap 'Salat' hanya tulisannya saja yang berbeda.

Yang ketiga, kita dapat menganalisis kata وَالصَّلَاةِ الوُسْطَى dan عَلَى الصَّلَوَاتِ terdapat perbedaan dalam kata Salat dalam bahasa Arab, kata salat yang pertama merupakan jamak (As-sholawati) الصَّلَوَاتِ. Dan kata salat yang kedua merupakan tunggal (As-sholati) yang diikuti oleh kata sifat (Al-Wusthoo). Jika ditemukan struktur kalimat seperti ini didalam Al-Quran, dimana terjadi pengulangan duakali, kata pertama dalam bentuk jamak dan kata kedua yang diulang dalam bentuk tunggal, atau kata yang pertama dalam bentuk umum dan kata kedua(yang diulang) dalam bentuk khusus. Maka sesungguhnya maksud yang ingin disampaikan adalah memberikan penguatan, memberikan tekanan akan pentingnya kata yang diulang (di kata kedua) misalnya 'As-sholat Al-Wustho' dibandingkan dengan bagian bagian lainnya yang termasuk dalam kata pertama misalnya 'As-Sholawati'.

Yang terakhir kita dapat lihat, kata وَقُوْمُو diartikan sebagai 'berdirilah'. Menurut saya penerjemahan tersebut masih kurang tepat. Dalam kamus Al-Ma'ani قُوْمُو berasal dari kata قَامَ-يَقومُ memiliki arti 'berdiri, naik, bangun berangkat, pergi duluan, lepas landas, mulai, meninggalkan' . Namun pada ayat diatas diterjemahkan dengan kata 'berdirilah' . Menurut saya sebaiknya penerjemahan tersebut diganti menjadi 'Laksanakanlah' . Dalam KBBI jka kita menggunakan kata 'Berdirilah' kurang tepat dan dapat menimbulkan makna ambigu, tidak jelas. Kita tidak tahu orang yang berdiri itu hanya berdiri diam atau berdiri untuk melaksanakan Salat. Menurut saya kata 'berdirilah' diganti dengan 'laksanakanlah' . Dan jika kita perhatikan kata kata قُوْمُو terdapat kata وَ yang memiliki makna 'dan' . Ketika saya menganalisis kata ini, kata 'Dan' belum dimasukan kedalam terjemahan tersebut. Terjemahan tersebut masih kurang karena ada kata yang hilang. maka Saya lengkapi terjemahan tersebut dengan kata 'Dan laksanakanlah'.

Dalam kata القَانِتِيْنَ merupakan kedudukan keadaan, dalam ayat tersebut diterjemahkan ‘dengan khusyuk’. Menurut saya penerjemahan ini kurang cocok solusi yang terbaik adalah dengan mengganti kata ‘Dalam keadaan khusyuk’.

Pada analisis kedua saya menganalisis hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, At-tirmidzi, Al-Hakim, Ibnu Hibban dan Al-Mubarak

Dari Umar bin Kharrab r.a

لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلْتُم عَلَى اللّهِ حَقَّ تَوَكّلِهِ لَرَزَقكُمْ كَمَايَرْزُقُ الطَّيْرَ,تَغْدُواخِماصًا وَترُوحُ بِطَانًا

"Sungguh seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar benarnya tawakal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana rezekinya burung burung . Mereka berangkat pagi hari dalam keadaan lapar, dan pulangg sore hari dalam keadaan kenyang"

( HR. Imam Ahmad, At-tirmidzi, Al-Hakim, Ibnu Hibban dan Al-Mubarak )

Penerjemahan yang sudah di Analisis mempunyai perbedaan:

"Jika kalian bertawakal kepada Allah dengan bersungguh sungguh, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana rezekinya burung. Mereka berangkat pagi hari dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang".

Jika kita lihat , Kata لو dalam kamus al-Ma'ani artinya 'Jika, Maka, Sekiranya,. Namun pada terjemahan hadis tersebut kata lau diartikan 'Sungguh' . Menurut saya terjemahan tersebut yang baik adalah jika kata sungguh tersebut diganti dengan kata 'Jika' yang mana itu adalah arti hakikat dari kata لو tersebut.

Yang kedua jika kita analisis kata تَوَكَّلْتُم yang artinya 'Kalian bertawakal' . Tawakal diambil dari kata wakala-yakilu وكل-يوكل yang diartikan dalam kamus Al-Ma'ani adalah 'Mempercayakan, mewakilkan, menyerahkan, menitipkan, memberi hak, menguasakan'. Dan dari kata ini bisa diartikan dengan 'Pelindung'. Seperti didalam beberapa Ayat Al-Qur'an Surat An-Nisa;81

وَكَفَى بِالّلهِ وَكِيْلَا

Artinya : "Dan cukuplah Allah sebagai pelindung"

Dari hadis tersebut kita temui kata الطير diartikan sebagai burung burung. Menurut Saya penerjemahan tersebut kurang tepat karena kata burung burung merupakan jamak (lebih dari satu) maka lebih tepat jika menggunakan kata طائر atau عصافير yang memiliki arti burung burung, karena dilihat dari segi jamak dan tunggal , maka penggunaan burung kata yang benar adalah الطير , dan kata الطير bukan 'burung burung' melainkan 'burung' karena jumlahnya tidak lebih dari satu.

Selanjutnya saya menganalisis Kalimat bebas (Selain Al-Qur'an dan Hadis)

تعلموا العربية فانّها من دينكم

Terjemahan : "Pelajarilah bahasa Arab, karena bahasa ini bagian dari agama kalian"

Penerjemahan yang sudah dianalisis :

'Pelajarilah bahasa Arab, karena sesungguhnya bahasa Arab ini bagian dari agama kalian"

Berdasarkan Kalimat, Pada qoul pertama kalimat فإنها من دينك itu diartikan "Karena bahasa ini bagian dari agama kalian", kata فإنها diartikan "karena bahasa ini" sebagaimana yang kita ketahui bahwasanya huruf ف bisa diartikan "maka, lalu, dan kemudian" pada terjemahan ini penerjemah memilih kata "karena", menurut Saya terjemahan untuk kata ف disini sudah tepat kalau dilihat dari konteks kalimatnya.

Kedua, dalam penggunaan kata “Ini” biasanya dalam bahasa arab yaitu هذه, هذا Namun pada terjemahan tersebut kata “Ini” tidak terdapat dalam bahasa arabnya, namun kata “Ini” sebagai tambahan sebagai dhomir pada qoul tersebut.

Ketiga, Pada kata إنها diartikan "Bahasa ini" sebagaimana kita ketahui bahwasanya kata إن sering diartikan "Sesungguhnya, Sungguh, Bahwasanya" kata إن disini berfungsi sebagai taukid dan dhomir ها kembali ke kata العربية , menurut saya terjemahan disini kurang tepat, Solusi terjemahan yang cocok adalah "Karena sesungguhnya bahasa arab ini".

Pada qoul kedua masih memiliki keterkaitan

من تبحر في النحو اهتدى الى كل العلوم

"Siapa yang menguasai Nahwu, dia dimudahkan untuk memahami seluruh ilmu".

Penerjemahan yang sudah dianalisis :

Yang pertama jika kita lihat pada qoul kedua kata تبحر dalam kamus Al-Ma'ani diartikan 'Menguasai' pada dasarnya kata تبحر artinya 'Luas (ilmunya)/mendalam (ilmunya), Belajar secara menyeluruh'. Pada terjemahan ini diartikan dengan 'menguasai'. Menurut Saya terjemahan disini sudah tepat karena penerjemah menerjemahkannya sesuai dengan konteks kalimat.

Pada kata اهتدى الى diartikan 'dia dimudahkan untuk memahami' pada terjemahan ini banyak kata yang ditambah oleh penerjemah, yang mana arti asal dari kata اهتدى yaitu 'Memperoleh petunjuk, menemukan cara untuk' tetapi disini penerjemah mengartikannya dengan arti lain. Menurut saya terjemahan disini sudah tepat, karena kalau diartikan 'Memperoleh petunjuk'. Maka pembaca akan kesulitan untuk memahami terjemahannya oleh karena itu penerjemah menerjemahkan dengan kata lain dengan tujuan agar pembaca lebih mudah memahami maksud dari qoul tersebut dan penerjemah menerjemahkannya sesuai konteks kalimatnya.

Kesimpulan

Untuk analisis terjemahan ayat Al-Qur'an menurut saya sudah bagus dan kontekstual. Penerjemah harusnya menggunakan metode komunikatif agar pembaca tidak kesulitan untuk memahami terjemahannya.Aktivitas menerjemahkan dalam bahasa Arab ke bahasa Indonesia adalah salah satu kegiatan yang banyak dilakukan mahasiswa program studi bahasa asing, dalam menerjemahkan tentu kita harus memperhatikan aspek aspek atau metode dalam menerjmahkan. Begitupun dengan saya masih banyak kekurangan dalam penulisan ini.

Sekian dari saya kurang lebihnya mohon maaf

Wassalamu'alaikum wr. wb

DAFTAR PUSTAKA

https://m.republika.co.id/berita//qz9pm0320/4-alasan-mengapa-umat-islam-harus-sholat-5-waktu-%c2%a0

https://republika.co.id/berita/qbg75r320/hadits-tawakal-seperti-burung-menurut-imam-ahmad-dan-ghazali

https://fadhlihsan.wordpress.com/2015/08/19/mengapa-al-quran-diturunkan-dalam-bahasa-arab/

https://www.researchgate.net/publication/314083225_ANALISIS_TERJEMAHAN_TEKS_AKADEMIK_MAHASISWA_PROGRAM_STUDI_PENDIDIKAN_BAHASA_ARAB

Buku:

Achmad, Sri Wintala. Buku Induk Mahir Bahasa dan Sastra Indonesia Pedoman Praktis Menulis dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Araska, 2015.

Hadi, Syamsul. Kata-kata Arab dalam Arab dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2015.

Bahasa Indonesia offline. Edisi kelima. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Chaer, Abdul. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2012..

Chaer, Abdul. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009.

Chaer, Abdul. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rinneka Cipta, 2011.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image