Upaya Meningkatkan Budaya Literasi di SDN Waruberon Melalui Program Pojok Baca
Sekolah | 2023-10-16 15:53:59Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) adalah program rancangan yang dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dengan tujuan mendorong mahasiswa untuk bisa menguasai berbagai keilmuwan sebagai bekal masuk dunia kerja. Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) ini tertuang dalam Peraturan Mendikbud No. 3 Tahun 2020, yaitu memberikan hak kepada mahasiswa untuk belajar diluar program studinya selama 1 semester dan berkegiatan diluar perguruan tinggi selama 2 semester.
Salah satu program yang di miliki oleh Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), ialah kampus mengajar yang saat ini memasuki batch ke 6 , terhitung dimulai sejak 14 Agustus 2023 hingga 5 Desember 2023. Kampus mengajar merupakan acuan baru dari kampus mengajar perintis yang memiliki tujuan untuk membantu memberikan solusi bagi sekolah, baik Sekolah dasar (SD), maupun sekolah menengah pertama yang terdampak akibat pandemi covid-19, dengan memberdayakan para guru dan kepala sekolah untuk melaksanakan pembelajaran ditengah pandemi covid-19 tersebut melalui berbagai media online. Program kampus mengajar mengajak mahasiswa untuk berkolaborasi, beraksi, dan berbakti untuk negeri melalui jenjang sekolah penempatan masing-masing. Adanya program kampus mengajar diharapkan bisa membantu meningkatkan kualitas pendidikan terutama dalam bidang literasi dan numerasi pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mulai dari SD, SMP, dan SMK.
Ada berbagai program kerja yang dimiliki oleh kelompok mahasiswa kampus mengajar 6 yang bertempat tugas di SDN Waruberon, Sidoarjo untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam bidang literasi. Kenapat harus literasi? Karena salah satu survey PISA pada tahun 2018 menyebutkan bahwa literasi di Indonesia berada diurutan nomor 74 dari 79, atau 6 peringkat dari bawah, hal ini dikutip dari pembicaraan Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda, saat memimpin Kunjungan Kerja Spesifik Panja PeningkatanLiterasi dan Tenaga Perpustakaan Komisi X DPR RI ke Kabupaten Karawang, Jawa Brat, pada Kmis, 06/04/2023. Program kerja yang dimiliki oleh kelompok mahasiswa kampus mengajar 6 untuk meningkatkan Budaya Literasi di Sekolah Dasar SDN Waruberon, ialah “Pojok Baca”.
Pojok Baca
Tentunya kita sudah tidak asing lagi dengan kalimat pojok baca, akan tetapi masih banyak yang belum mengetahui. Apa sih pojok baca itu? Pojok baca, ialah kegiatan pemanfaatan sudut kelas untuk saranan membaca, dengan berisi buku bacaan yang menarik, edukatif, dan menyenangkan, serta guna semakin menarik minat siswa, pojok baca biasanya dihias dengan berbagai ornament dan gambaran yang bervariasi. Tujuan didirikannya pojok baca, ialah untuk memperkenalkan kepada siswa mengenai berbagai sumber bacaan untuk dimanfaatkan sebagai media, sumber belajar, dan memberikan pengalaman membaca yang menyenangkan, sehingga menambah semangat siswa untuk meningkatkan budaya literasi.
Lalu apakah pojok baca dan perpustakaan memiliki perbedaan? Salah satu perbedaan yang menonjol, ialah perpustakaan lebih privasi dan minim gangguan, karena sifatnya lebih tertutup, sedangkan pojok baca ini berada disatu ruangan yang sama dengan ruang kelas, jauh lebih terbuka, simple, tetapi memiliki kenyamanan untuk digunakan sebagai mengisi waktu luang dengan kegiatan literasi yang menyenangkan. Perbedaan lainnya, pojok baca hanya memiliki kapasitas sedikit buku yang dipajang, seperti novel yang ringan dan buku pengetahuan yang lebih ringan, dibandingkan dengan perpustakaan yang memiliki ratusan bahkan ribuan buku mulai dari yang ringan maupun yang berat. Pojok baca dianggap terobosan yang efektif untuk meningkatkan budaya literasi di Indonesia, khususnya bagi siswa-siswi pada jenjang Sd, karena masa kanak-kanak merupakan masa pertumbuhan yang sangat cepat dalam pola meniru, dan pembiasaan. Anak-anak akan sangat cepat meniru hal yang tenaga pendidik ajarkan kepada mereka, misalnya pembiasaan membaca pada pojok baca ketika jam istirahat untuk meningkatkan literasi.
Sekolah sebagai tempat menuntut ilmu yang begitu dekat dengan anak-anak memiliki perang yang sangat penting bagi pembentukan karakter dan kebiasaan baik bagi anak-anak pada usia pertumbuhan sekolah dasar. SDN Waruberon merupakan salah satu sekolah negeri yang menginginkan siswa-siswinya memiliki budaya literasi yang tinggi diera generasi sosial media saat ini, dimana banyak anak-anak yang lebih menyukai bermain handphone dibandingkan dengan membaca buku. Maka, dari itu salah satu fokus utamanya, ialah menumbuhkan karakter positif bagi anak dengan mengembangkan budaya literasi. Pojok baca juga merupakan salah satu langkah awal untuk pemberantasan kebodohan diera generasi sosial media. Maka untuk mewujudkan itu semua, pihak sekolah beserta dengan Mahasiswa Kampus Mengajar 6 bekerjasama untuk menumbuhkan budaya literasi dikalangan siswa-siswi dengan memanfaatkan program pembuatan pojok baca yang digagas oleh Mahasiswa Kampus Mengajar 6. Jadi menunggu apa lagi? Mari tingkatkan Budaya Literasi pada anak-anak dimulai dari usia dini, dengan membuat pojok baca berisi buku bacaan yang menarik minat anak-anak untuk rajin membaca, agar kita bersama-sama memberantas kebodohan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.