Zionis Israel, Beralih Peran dari Thalut Menjadi Jalut
Khazanah | 2023-10-15 06:04:28ZIONIS ISRAEL, BERALIH PERAN DARI THALUT MENJADI JALUT
وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ إِنَّ ٱللَّهَ قَدْ بَعَثَ لَكُمْ طَالُوتَ مَلِكًا
Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu" (Al Baqarah: 247).
Dalam sepekan terakhir, media massa dipenuhi oleh berita terkait konflik antara Israel dan Hamas. Sebagai konsumen berita, kita dituntut untuk selektif dalam memilih berita. Tidak sedikit berita yang beredar terutama di media online bersifat tidak utuh dan bias, punya misi dan kepentingan tertentu, atau bahkan sepenuhnya berita bohong yang membodohi dan menyesatkan. Terlebih media yang jelas-jelas anti-Islam.
Termasuk juga selektif dalam menyimak nasarumber yang dihadirkan oleh media. Sebagian mereka tidak menguasai sejarah Israel-Palestina secara mendalam dan komprehensif. Atau mereka tidak memahami konteks dari sebuah peristiwa dan korelasinya dengan peristiwa-peristiwa lain atau sebelumnya. Atau narasumber yang lebih banyak berasumsi, dan parahnya lagi adalah ngawur.
Saya akan mengawali tulisan ini dengan kata Israel terlebih dahulu. Kita harus mampu membedakan antara pemerintah Israel (Zionis) dengan warga Israel. Pasalnya, ada orang Yahudi yang tinggal di Israel, mereka menentang tindakan pemerintahnya yang melakukan serangan terhadap warga Palestina. Atau ada pula orang Palestina yang menjadi warga negara Israel, karena wilayahnya masuk negara Israel.
Penamaan Israel sendiri sebagai nama negara kaum Zionis juga suatu kesalahan, atau bahkan pelecehan secara sengaja. Bukankah Israel adalah nama lain dari Nabi Yakub, nenek-moyang dari Bani Israel. Seorang nabi yang saleh, mulia, dan menyayangi sesama manusia tanpa membedakan ras, suku, maupun agama. Berbeda jauh dengan dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah Israel selama ini.
Dulu Thalut kini Jalut
Kita semua sudah tahu kisah antara Thalut (Saul) dan Jalut (Goliath) yang termaktub dalam Q.S. Al Baqarah 246-251. Kisah yang merupakan momen krusial bagi Bani Israil pada masa kepemimpinan Nabi Samuel. Kisah tersebut dapat kita baca juga di dalam Taurat maupun Injil.
Waktu itu, Bani Israil adalah kaum tertindas di bawah penjajahan bangsa Amalek, yang menguasai negeri Filistin (Palestina). Banyak para pemimpin suku dan agama yang ditawan, anak-anak dan perempuan yang diculik, termasuk dibebani pajak kepala yang tinggi. Bangsa Amalek dipimpin oleh raja bernama Jalut.
Sebagai kaum yang beriman, mereka meminta kepada nabi Samuel untuk meminta pertolongan kepada Allah agar diberikan seorang pemimpin yang mampu melawan kekejaman bangsa Amalek. Maka diutuslah kepada mereka seorang pemimpin bernama Thalut. Singkat cerita, atas bantuan seorang pemuda bernama Daud, kaum Bani Israil mampu mengalahkan Jalut dan pasukannya.
Adapun kondisi yang terjadi saat ini adalah sebaliknya. Negara Israel beralih peran dari Thalut menjadi Jalut. Dari orang yang tertindas menjadi orang yang menindas. Dari yang tadinya terjajah menjadi kaum penjajah. Dari yang segalanya senantiasa meminta pertolongan Allah, kini tindakannya selalu bertentangan dengan kehendakNya.
Mereka lupa akan sejarah masa lalu. Mereka seolah-olah tak ingat lagi siapa dirinya yang sesungguhnya. Padahal, pengalaman masa lalu yang pernah tertindas semestinya membuat mereka bisa mengasihi orang-orang yang tertindas pula. Pengalaman pahit menjadi bangsa terjajah seharusnya tak membuat mereka malah menjadi bangsa penjajah. mereka tak bisa mengambil ibrah dari setiap peristiwa yang mereka alami. Mereka tak pernah belajar dari sejarah.
Konon, kaum Zionis Israel bukanlah anak keturunan Bani Israel yang sejati. Ada yang mengatakan mereka berasal dari kaum diaspora benua Eropa. Bahkan, ada pula yang menyebut mereka adalah anak keturunan Yahudi Kazar, suku ketiga belas Bani Israel yang telah hilang. Terlepas dari siapapun mereka, tindakan menjajah bangsa lain dan melakukan tindak kekerasan adalah bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan universal.
Sejak zaman kuno, Bani Israil memang senantiasa membuat ulah dan menggegerkan dunia. Dimulai dari peristiwa percobaan pembunuhan terhadap saudara mereka sendiri, yaitu Yusuf. Kemudian perilaku ngeyel dan membangkang terhadap nabi besar mereka, Musa. Tidak cukup sampai di situ, mereka melakukan upaya untuk menyalibkan nabi terakhir mereka, yaitu Isa. Kejahatan kaum Yahudi masih berlanjut hingga masa Nabi Muhammad, bahkan sampai hari ini.
*****
Palestina bukan sekedar wilayah geografis yang sebagian besar wilayahnya telah dicaplok oleh pendudukan Zionis Israel. Palestina adalah simbol dari ruh tauhid dari agama-agama samawi. Para nabi datang silih berganti menanamkan penyembahan terhadap Tuhan Yang Esa dan menentang segala bentuk paganisme di wilayah ini.
Lalu, bagaimana jadinya apabila anak keturunan dari pengemban misi tauhid beralih peran menjadi penentang risalah tauhid. Ketika seorang Thalut telah menjadi Jalut.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.