Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Adji Darryl Olivia Shalom Hadi Manggala

Eksplorasi Literasi Keuangan Indonesia: Petualangan Menggapai Kecerdasan Finansial

Edukasi | 2023-10-15 01:07:12

“Mengapa, bintang bersinar? Mengapa, air mengalir? Mengapa, dunia berputar? Lihat segalanya lebih dekat, dan ku akan mengerti” Mungkin kalian sudah tidak asing dengan lirik lagu yang satu ini. Terkenal dari film "Petualangan Sherina" menggambarkan rasa ingin tahu yang tak terbatas, memotret kerinduan manusia untuk memahami keajaiban alam dan kehidupan. Sama halnya dengan dunia keuangan, dimana manusia pun juga terus berusaha untuk mencari jawaban atas kompleksitas sistem finansial yang semakin meluas dan serba digital.

Era Revolusi Industri 4.0 membawa tantangan baru yang memerlukan kemahiran finansial yang lebih tinggi (Aysa, 2021, 142). Penguasaan literasi keuangan adalah suatu keharusan. Menyelami kompleksitas dunia finansial modern seperti melalui petualangan Sherina di mana kita harus memahami mengapa bintang di langit dapat bersinar, atau dalam konteks ini, mengapa menjaga keamanan finansial kita di era digital yang rawan ini begitu penting? atau bagaimana kita dapat memastikan inklusi keuangan yang merata di era digital, sehingga setiap individu memiliki akses dan kesempatan yang sama untuk terlibat dalam memahami manfaat literasi keuangan, terlepas dari latar belakang atau lokasi mereka?

Sama seperti Sherina yang ingin tahu alasan di balik fenomena alam, kita pun perlu mengeksplorasi berbagai jawaban yang dapat dikulik untuk menghadapi tantangan terhadap masalah finansial yang ada. Tantangan ini tidak hanya melibatkan individu, namun seluruh bangsa. Kecerdasan finansial di era digital adalah kunci untuk memajukan negeri ini, memastikan kesejahteraan masyarakat, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Apabila bersangkutan pada transaksi keuangan secara digital, faktor keamanan menjadi isu penting yang memerlukan perhatian serius. Kemudahan transaksi keuangan secara digital perlu diimbangi dengan kesadaran akan adanya risiko keamanan data pribadi. Upaya perlindungan data pribadi konsumen adalah prioritas utama yang harus dijaga, baik oleh konsumen itu sendiri maupun lembaga jasa keuangan. Data pribadi yang tersebar di dunia digital menjadi potensi kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab, membahayakan transaksi keuangan dan dapat disalahgunakan untuk tindak kejahatan (Otoritas Jasa Keuangan, 2022).

Berbagai elemen data pribadi harus dapat dijaga dengan cermat. Mulai dari Nomor Induk Kependudukan (NIK), nama ibu kandung, tempat dan tanggal lahir, kode Personal Identification Number (PIN), kode One Time Password (OTP), nomor kartu kredit, nomor Card Verification Value (CVV), hingga username, password, dan informasi pribadi lainnya (Otoritas Jasa Keuangan, 2022). Keamanan data pribadi ini menjadi landasan yang mengawal setiap langkah dalam petualangan literasi keuangan kita. Perlindungan data pribadi bukan hanya menjadi tanggung jawab lembaga keuangan, namun juga tanggung jawab setiap individu dalam menjaga keamanan informasi pribadinya.

Menurut Stolper & Walter (2017), istilah literasi keuangan merupakan suatu kemampuan untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan untuk mengelola sumber daya keuangan seseorang secara efektif untuk keamanan finansial seumur hidup (Susetyo & Firmansyah, 2022). Literasi keuangan di era digital tidak hanya sekadar memahami transaksi perbankan atau investasi secara online, tetapi juga tentang memahami risiko, melindungi privasi, dan memaksimalkan manfaat dari berbagai layanan keuangan digital. Literasi keuangan memimpin individu dalam menjelajahi opsi finansial dan memilih yang terbaik untuk masa depan mereka.

Lembaga independen keuangan Indonesia telah membantu kita untuk membangunkan kesadaran kita akan hal ini. Selama 11 tahun berkiprah untuk mengabdi kepada negeri, OJK telah mengimplementasikan berbagai inisiatif dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan. OJK berupaya dengan menyelenggarakan beragam kegiatan pendidikan keuangan di berbagai wilayah Indonesia, serta memanfaatkan infrastruktur literasi keuangan untuk membantu masyarakat memahami konsep keuangan lebih baik.

Lalu apakah hanya OJK yang memiliki peran dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, bagaimana dengan peran masyarakat itu sendiri? untuk meningkatkan literasi keuangan, dibutuhkan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat, termasuk mereka yang tinggal di perkotaan maupun di pedesaan. OJK meluncurkan sebuah program keuangan inklusif sebagai penyediaan layanan keuangan melalui kerja sama dengan agen bank dan didukung penggunaan teknologi informasi, yaitu Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif atau dikenal sebagai Laku Pandai (Otoritas Jasa Keuangan, 2020). Kita dapat menyebut agen Laku Pandai sebagai salah satu Pahlawan Literasi Keuangan.

Agen Laku Pandai tersebar di seluruh Indonesia, terutama di daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh fasilitas perbankan. Mereka memainkan peran penting dalam memudahkan akses keuangan bagi masyarakat sekitar. Selain meningkatkan kualitas hidup orang lain, menjadi agen Laku Pandai juga memberikan manfaat bagi peningkatan taraf hidup pribadi. Banyak kisah sukses dari agen Laku Pandai yang menginspirasi, tak hanya memberikan fasilitas keuangan, tapi juga menjadi sumber pengetahuan dan panduan bagi nasabah. Bahkan, sebagian memberikan edukasi keuangan untuk membantu masyarakat mengelola keuangan dengan bijak. Mereka proaktif dalam mendekati nasabah, menjadikan mereka pahlawan literasi keuangan masa kini yang patut diapresiasi.

Tidak hanya dari Laku Pandai saja yang menjadi Pahlawan Literasi Keuangan, saat ini, bermunculan duta-duta literasi keuangan di berbagai daerah. Mereka berasal dari berbagai lapisan masyarakat yang secara sukarela membagikan pengetahuan mereka tentang literasi keuangan, bertujuan agar masyarakat meningkatkan pemahaman mereka terhadap literasi keuangan dan kualitas hidup mereka. Mereka adalah pahlawan literasi di berbagai daerah, yang berperan sebagai penghubung untuk menyebarkan informasi dan pengetahuan tentang keuangan di tingkat lokal.

Hal ini bisa terjadi disebabkan karena OJK membangunnya melalui kerja sama rutin dengan berbagai pihak untuk menyelenggarakan beragam kegiatan di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan tersebut mencakup sosialisasi, edukasi keuangan, Training of Trainers (ToT) bagi guru atau dosen, OJK Goes To School, OJK Goes To Campus, Pameran Keuangan, dan sejumlah program lainnya untuk memudahkan akses masyarakat dalam memperoleh produk dan layanan keuangan. Tujuannya adalah menghasilkan pahlawan-pahlawan literasi keuangan yang dapat menginspirasi dan berbagi pengetahuan dengan masyarakat di sekitar mereka. Kita juga berpotensi menjadi pahlawan literasi keuangan, dengan memulai dari membekali diri sendiri dan berbagi pengetahuan dengan orang-orang terdekat.

Tidak hanya berhenti disitu saja, dengan Pentingnya literasi keuangan melahirkan berbagai platform edukatif dan layanan konsultasi finansial digital menarik yang dapat kita manfaatkan, salah satunya Robo Advisor. Menggunakan algoritma dan kecerdasan buatan, Robo Advisor memfasilitasi akses dan edukasi terhadap konsep dasar investasi dan manajemen risiko. Hal ini mempromosikan inklusi keuangan, memungkinkan individu untuk membangun portofolio investasi sesuai profil risiko dan tujuan keuangan. Dalam literasi keuangan digital, penggunaan robo advisor meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan, memungkinkan individu untuk fokus pada tujuan keuangan mereka dengan lebih baik. Dengan menggabungkan teknologi dan keahlian finansial, robo advisor membawa literasi keuangan ke tingkat berikutnya, memudahkan akses dan pengelolaan investasi di era digital.

Pada akhirnya, eksplorasi literasi keuangan di Indonesia adalah sebuah petualangan yang membutuhkan keingintahuan, belajar, dan tindakan nyata. Sebagaimana pesan dari lagu yang menginspirasi, melihat segalanya lebih dekat adalah kunci untuk memahami dan mengatasi tantangan keuangan di era digital. Kita berada pada titik di mana pengetahuan dan akses terhadap literasi keuangan adalah hak setiap individu. Bersama-sama, sebagai masyarakat yang cerdas finansial, kita dapat menjelajahi potensi dan manfaat dari literasi keuangan. Dengan tekad untuk meningkatkan kecerdasan finansial, melindungi data pribadi dengan cermat, dan mengadopsi inovasi teknologi keuangan, kita dapat membentuk masa depan keuangan yang lebih baik, inklusif, dan aman bagi semua.

Dalam era digital yang terus berubah dan berkembang, mari kita terus mengemban peran sebagai pahlawan literasi keuangan, membawa cahaya pengetahuan ke seluruh negeri, dan memandu masyarakat menuju kesejahteraan dan kemakmuran yang berkelanjutan. Selamat menyelami petualangan ini, di mana pengetahuan adalah kompas utama yang akan membimbing kita melewati gelombang informasi yang cukup mendalam, namun penuh harapan.

Referensi

Aysa, I. R. (2021, September). Jurnal At-Tamwil: Kajian Ekonomi Syariah. Tantangan Transformasi Digital Bagi Kemajuan Perekonomian Indonesia, 3, 142. https://doi.org/10.33367/at.v2i3.1458

Fahruri, A. (2023, June 31). Robo Advisor: Model Investasi Masa Depan Berbasis Teknologi AI. Journal of Applied in Business Management and Accounting. Retrieved October 14, 2023, from http://intropublicia.org/index.php/jabma/article/view/99

Otoritas Jasa Keuangan. (2020). Merintis Kesuksesan Dengan Menjadi Agen Laku Pandai .:: SIKAPI ::. Sikapi Uangmu. Retrieved October 15, 2023, from https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/10474

Otoritas Jasa Keuangan. (2022, July 28). Saatnya Belajar Literasi Keuangan Digital .:: SIKAPI ::. Sikapi Uangmu. Retrieved October 14, 2023, from https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/40763

Otoritas Jasa Keuangan. (2022, November 21). Pentingnya Literasi dan Inklusi Keuangan Bagi Kita Semua! .:: SIKAPI ::. Sikapi Uangmu. Retrieved October 15, 2023, from https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/40780

Susetyo, D. P., & Firmansyah, D. (2022). Economics and Digital Business Review. Literasi Ekonomi, Literasi Keuangan, Literasi Digital dan Perilaku Keuangan di Era Ekonomi Digital, 4(1). https://doi.org/10.37531/ecotal.v4i1.331

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image