Kinerja Pajak Rendah Berdampak Pada Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Lainnnya | 2023-10-12 11:19:12Sebuah negara pasti memiliki sumber pendapatan negara yang digunakan untuk pendanaan dalam proses pembangunannya, begitu pula Indonesia. Dalam APBN, yang termasuk sumber pendapatan negara antara lain pajak, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan hibah.
Di Indonesia, sumber pendapatan negara yang utama berasal dari pajak. Jika dihitung dalam persentase, pajak menyumbang sekitar 80% dari total pendapatan negara. Pajak sendiri diartikan sebagai suatu pungutan yang dikenakan pada barang, jasa atau aset tertentu dengan nilai manfaat.
Pendapatan negara dari pajak di Indonesia dapat berubah dari tahun ke tahun karena perubahan dalam kebijakan pajak, tingkat pertumbuhan ekonomi, dan berbagai faktor lainnya. Sumber pendapatan pajak pemerintah Indonesia termasuk pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai (PPN), pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM), pajak bumi dan bangunan (PBB), pajak kendaraan bermotor (PKB), dan berbagai jenis pajak lainnya.
Mengapa kinerja pajak rendah?
Penyebab rendahnya rasio pajak Indonesia dikarenakan tingkat kepatuhan masyarakat membayar pajak masih rendah. Tidak hanya itu, sebagian masyarakat yang masih menganggap membayar pajak merupakan bentuk penjajahan dan bukan suatu kewajiban. Bahkan banyaknya orang kaya yang seharusnya jadi objek wajib pajak malah lari dari tanggung jawabnya dan cenderung menghindari kewajibannya untuk membayar pajak. Banyak orang kaya yang tidak memiliki NPWP sementara sekarang ada sosialisasi sampai ke kampus-kampus mahasiswa diharapkan punya NPWP yang akhirnya menimbulkan ketimpangan perpajakan.
Oleh karena itu, pemerintah tidak bisa kemudian menjadikan hal itu sebagai alasan. Sebab, pemerintah mungkin saja lebih banyak menarik pajak dari masyarakat berpendapatan rendah ketimbang wajib pajak yang penghasilannya lebih tinggi. Pemerintah juga tidak bisa kemudian menyalahkan masyarakat yang berpendapatan rendah seperti, UMKM tidak mau membayar pajak karena dianggap bentuk penjajahan bukan kewajiban. Bahkan pelaku pajak di Indonesia ini enggan membayar pajak karena pemerintah tidak tegas kepada wajib pajak.
Hal lain yang menjadi penyebab rendahnya penerimaan pajak yaitu pemerintah belum mampu mendorong tax extension kepada objek-objek pajak yang relatif baru yang mana pemerintah memungut pajak penghasilan misalnya pemerintah masih mengandalkan pajak penghasilan karyawan, padahal diluar sana, aktivitas ekonomi di luar sana itu tidak hanya karyawan banyak profesi lain yang sifatnya non karyawan dan itu potensi ditarik pajaknya besar.
Namun, rendahnya kinerja pajak di Indonesia telah memberikan dampak yang signifikan pada berbagai masalah ekonomi di negara ini. Hal ini menciptakan keterbatasan dalam anggaran pemerintah, mempengaruhi investasi dalam infrastruktur, pendidikan, dan layanan sosial, serta menciptakan ketidakpastian fiskal yang mengganggu kepercayaan investor. Pertumbuhan ekonomi juga merujuk pada peningkatan nilai produk domestik bruto (PDB) suatu negara selama periode waktu tertentu. Ini mencerminkan peningkatan aktivitas ekonomi, seperti produksi, investasi, dan pendapatan masyarakat.
Rendahnya kinerja pajak dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah masalah yang perlu segera diatasi. Beberapa solusi yang dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan penerimaan pajak dan mendukung pertumbuhan ekonomi yaitu:
1. Reformasi Pajak
Pemerintah harus melakukan reformasi pajak yang komprehensif, termasuk penyederhanaan peraturan pajak, peningkatan transparansi, dan perbaikan administrasi pajak.
2. Pendidikan dan Kesadaran Pajak
Melakukan program edukasi masyarakat tentang pajak dan manfaatnya harus dipromosikan.
3. Teknologi dan Administrasi yang Efisien
Penerapan teknologi dalam administrasi pajak dan pelatihan bagi petugas pajak dapat memperbaiki efisiensi dalam pengumpulan pajak.
Jadi dengan adanya tindakan yang tepat, Indonesia dapat memperbaiki kinerja pajaknya, mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan mengatasi tantangan ekonomi yang dihadapi saat ini. Karena pertumbuhan ekonomi yang sehat menjadi tujuan utama bagi banyak negara sehingga dapat menciptakan peluang pekerjaan, meningkatkan kesejahteraan, dan mendukung pembangunan berkelanjutan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.