Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Angga Adi Prasetya

Rasa Peduli adalah Obat Kusamnya Hidup

Agama | Sunday, 08 Oct 2023, 16:24 WIB

Manusia pernah mengalamai fase dimana 'sok kuat'
arti sok kuat disini adalah menguatkan diri disaat kita sedang tidak baik, yang dimana masalah maupun tekanan hidup datang silih berganti dan kita dipaksa untuk tangguh, teguh dan selalu tersenyum.

Salah satu momen yang barangkali akan meruntuhkan 'sok kuatnya' kita, adalah ketika seseorang tanpa ada angin dan badai tiba-tiba memahami lalu bertanya, "kamu kenapa? Kamu lagi nggak baik-baik aja kan?"
Kita seperti dibaca olehnya, terkejut tepat di halaman penting; saat orang-orang sama sekali tak peduli.

Ketika yang lain membaca kita sebagai orang kuat tapi disisi lain orang memahami bahwa di dalam diri kita terseok-seok; lalu kita terbaca bahwa kita tak baik-baik saja.
Seseorang yang mampu membaca kita, biasanya ia pun pernah melalui badai hidup yang sama, cobaan yang sama bahkan lebih berat.

Maka ia melihat cukup dari diam termenungnnya kita, menunduk lesunya kita, atau dari helaan napas yang berat sambil duduk terkulai di kursi. Dari mata sayu yang kurang tidur itu.

Tahukah kamu? Ada kisah manusia paling tajam kepekaannya pada seseorang terabadikan dalam Al Qur'an. Di saat harus melakukan misi berat antara hidup dan mati, dikejar oleh pembunuh dengan janji upah sangat tinggi.
Kalimat itu terucap di gelap gua nan sempit, "Laa tahzan" yang artinya jangan bersedih..."
Ialah baginda Rasulullah Saw. Gua Tsur nan sempit dan gelap itu beliau jadikan tempat bersembunyi yang aman bersama sahabat terbaiknya. Abu Bakr.
Padahal beliau sendiri sedang terancam, tegang dalam kejaran musuh. Tapi beliau tenangkan Abu Bakr,
لَا تَحْزَنْ اِنَّ اللّٰهَ مَعَنَاۚ فَاَنْزَلَ اللّٰهُ
"Jangan engkau bersedih, sungguh Allah bersama kita.” (QS At Taubah 40)

Bagaimana rasanya menjadi Abu Bakr dalam situasi itu?
Bisa saja Rasul tak berkata apa-apa, tak melakukan dan menasihati apa-apa. Tapi, Rasul tenangkan sahabatnya; karena Rasul peduli. Beliau sangat peduli pada keadaan orang lain bahkan di saat paling berat sekalipun.

Jika bertemu orang yang mampu membaca bahwa dirimu sedang tak baik-baik saja saat yang lain tak peduli, pasti kau akan mengenangnya dalam memori teristimewa.
Saat dimana kau mendapatkan beban yang sangat berat, lalu ia peduli dengan keadaanmu. Maka genggam erat tangannya, karena ia orang yang baik untuk kita.
"Kita tahu kala itu Rasul sedang berhadapan pada tugas besar bernama hijrah. Tugas berat yang bahkan bisa menyesakan dada, karena terancam, terintimidasi tapi, beliau tidak lupa untuk menghibur sahabatnya yang bersedih. Maka tak ada alasan bagi kita untuk tidak peduli pada sahabat kita."

MasyaAllah, Laa haula wa laa quwwata illa billah!
Kita tahu dan sadar bahwa kita seringkali tak baik-baik saja. Kamu bisa saja tak peduli, bisa saja tak pakai hati, karena kamu sendiri sudah capek, lelah sekali, remuk redam. Tapi percayalah, salah satu hal yang kau butuhkan untuk mengobati kusamnya hidup itu adalah peduli. Hidup akan lebih berwarna saat kamu mulai membangun kepekaan rasa peduli kepada orang lain.

Dunia sudah kejam, kita jangan ikut-ikutan.
"Kun lathifan ainamaa hallat"
Jadilah orang baik, dimanapun kamu berada.

(Malang, 08 Oktober 2023)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image