Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rini Dwi Astuti

Elninoku Sayang, Petani dan Penyuluh Pertanianpun Bertahan

Pets and Garden | Friday, 06 Oct 2023, 13:38 WIB
Foto : Kegiatan pengenalan Pertanian Cerdas Iklim (Dok. Pribadi)

Siapa yang tidak kenal istilah elnino? Salah satu fenomena iklim yang memiliki dampak ke seluruh dunia. Dilansir dari laman Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika disingkat BMKG El Nino merupakan fenomena pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normal. Hal ini terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.Lalu, Bagaimanakah dampaknya untuk Indonesia?

Menurut lama Kompas.com, Pemanasan suhu muka laut menyebabkan meningkatnya pertumbuhan awan di Samudera Pasifik bagian tengah dan berkurangnya curah hujan di wilayah Indonesia.. Namun, tingkat berkurangnya curah hujan tergantung pada intensitas fenomena itu sendiri. Sebab, kita tahu bahwa secara geografis, letak Indonesia yang dikenal sebagai benua maritim, yang mana tidak semua wilayah di Indonesia dapat dipengaruhi fenomena El Nino. Jadi, ada beberapa wilayah yang tidak terkena dampak El Nino seperti Kalimantan bagian tenggara, Sulawesi, dan Papua bagian tengah. Fenomena El Nino di Indonesia akan memberikan dampak musim kemarau yang kering. Kekeringan akibat fenomena cuaca tersebut juga bisa menyebabkan berbagai bencana, salah satunya adalah kebakaran hutan.

Bagaimana dengan pertanian? Salah satu soko guru kehidupan masyarakat Indonesia.El nino akan memberikan beberapa dampak terhadap sektor pertanian.

Kekeringan

Fenomena elnino yang dapat dirasakan adalah penurunan curah hujan dan rata-rata curah hujan.Fenomena ini mendorong munculnya kekeringan yang ditandai dengan menurunnya debit air sungai, berkurangnya tinggi muka air danau, waduk dan muka air tanah. Kekeringan yang terjadi tersebut dapat menyebabkan potensi kemarau panjang karena berkurangnya sumber-sumber air. Tentu saja,dengan brkurangnya sumber air akan mempengaruhi proses budidaya pertanian. Aktivitas pertanian tidak bisa dilepaskan dengan air.Karena air merupakan salah satu faktor yang penting untuk pertumbuhan tanaman. Ketersediaan air untuk tanaman akan mempengaruhi hasil akhir panen.

Perubahan waktu tanam dan siklus hama penyakit

Elnino juga akan mengganggu pola tanam petani. Kemarau atau hujan yang berkepanjangan menyebabkan perubahan pola tanam, perubahan luas tanam petani, yang akhirnya dapat menyebabkan kegagalan panen. Tidak hanya mengganggu pola tanam, el nino juga akan menyebabkan perubahan siklus organisme pengganggu tanaman. Perubahan siklus cuaca akan menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi hama dan penyakit sehingga penyebarannya bisa lebih cepat.

Alhasil, hal hal tersebut menyebabkan kualitas hasil panen yang dihasilkan akan meurun. Jika panen gagal dan pasokan barang berkurang maka akan menyebabkan ketidakstabilan pasar. Lalu bagaimanakah upaya agar pertanian atau petani bisa lebih bertahan di kondisi elnino saat ini?

Beberapa upaya yang bisa dilakukan Pemerintah atau pemangku kebijakan dan pelaku utama di bidang pertanian adalah sebagai berikut;

1. Mitigasi

Mengutip laman resmi detik.com pengertian mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mencegah risiko bencana dengan melakukan kesiapan, penyadaran, dan perencanaan penanggulangan. Proses penyadaran dan perencanaan kepada petani tentu tak lepas oleh peran serta penyuluh pertanian. Penyuluh pertanian sebagai garda terdepan di masyarakat diharapkan dapat mengawal kegiatan mitigasi ini. Mitigasi diharapkan petani dapat memahami perubahan pola cuaca yang terkait dengan El Nino, petani dapat mengatur jadwal penanaman, irigasi, dan pemeliharaan tanaman secara lebih efektif. Petani juga diharapkan dapat mempercepat atau menunda waktu tanam disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

2. Selektif pemilihan varietas

Selektif pemilihan varietas adalah petani mempetimbangkan vaietas tanaman yang akan ditanam. Sebaiknya menggunakan varietas benih yang toleran terhadap kekeringan. Banyak varietas benih tanaman pertanian yang dapat digunakan untuk menghadapi el-nino.

Menurut Priatna Sasmita, Plt.Kepala Balai Besar PenelitianTanaman Padi atau sekarang bernama Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP), banyak varietas tanaman terutama padi yang sudah memiliki sifat adaptif atau toleran . Salah satunya adalah toleran terhadap rendaman, kekeringan, keracunan aIuminium (Al) dan besi (Fe), suhu tinggi maupun rendah, dan naungan. Varietas padi juga dirakit dengan ketahanan terhadap cekaman biotik, yaitu hama dan penyakit. Pemilihan teknologi VUB dan teknologi budidaya harus disesuaikan dengan agroekosistemnya.

3.Pengembangan Sistem Pertanian Cerdas Iklim ( CSA )

Sebagaimana dilansir Kementerian Pertanian, pertanian cerdas iklim merupakan suatu pendekatan yang mentransformasikan dan mengorientasi ulang sistem produksi pertanian, sehingga dapat mendukung ketahanan pangan melalui pertanian berkelanjutan dalam menghadapi kondisi perubahan iklim.Berdasarkaninformasi pada laman Swadaya.com, Teknologi yang diterapkan melalui system pertanian cerdas iklim adalah intermitten/AWD/macak-macak, penggunaan varietas unggul, penentuan waktu tanam (KATAM), teknologi jajar legowo, pembuatan dan penggunaan pupuk organik, penggunaan pupuk berimbang dan pengendalian OPT.

Salah satu teknologi CSA yang dapat diterapkan dimasa elnino adalah system pengairan basah kering atau disebut juga AWD (alternate Wetting and drying). Melalui AWD petani dapat memperhitungkan penggunaan air dengan baik dan efisien.

Petani hanyalah pelaku utama di bidang petanian. Penyuluh pertanian sebagai garda terdepan pemerintahpun hanya dapat dalam mengawal kegiatan budidaya pertanian di masa elnino. Namun, Pemerintah dan Lembaga terkait harus tetap ikut serta mengawal dan membantu secara langsung, diantaranya adalah dengan memberikan informasi,pelatihan dan bantuan teknis pengelolaan pertanian berkelanjutan, keuangan, pelatihan. Sehingga diharapkan kegiatan budidaya pertanian dapat berjalan dengan baik Petani, penyuluh pertanian dan Pemerintah bangkit, siap menghadapi elnino, pertanian berkelanjutan!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image