Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hafidh Izzulhaq

Pancaroba, Ancaman Kesehatan yang Sering Terabaikan

Eduaksi | Friday, 06 Oct 2023, 07:33 WIB

Pancaroba, Ancaman Kesehatan yang Sering Terabaikan

Sumber: Dokumen Pribadi

Hafidh Izzulhaq Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia

Sudah sampailah kita pada penghujung musim kemarau tahun 2023. Dilansir dari laman BMKG, diperkirakan pada sebagian besar wilayah di Indonesia tidak lama lagi akan memasuki musim penghujan. Awal musim penghujan pada beberapa wilayah tersebut diperkirakan berlangsung dari Oktober – Desember 2023. Namun, sebelum memasuki musim penghujan, perlu kita ingat bahwa tidak lama lagi pula kita akan memasuki masa pancaroba.

Pancaroba, sudah tidak asing lagi, bukan, di telinga teman-teman? Meskipun sudah tidak asing, apakah teman-teman tahu apa itu pancaroba? Selain itu, mengapa pancaroba merupakan sebuah ancaman? Apa saja dampaknya? Apa cara meminimalisasi risikonya? Apabila teman-teman belum mengetahuinya, tenang...mari kita belajar bersama dari paparan di bawah ini terutama ditinjau dari aspek kesehatan.

Definisi dan Ciri-ciri

Pancaroba merupakan masa peralihan, baik dari musim kemarau menjadi musim hujan, maupun sebaliknya. Menurut KBBI, pancaroba berarti peralihan musim dan keadaan yang tidak menentu. Keadaan yang tidak menentu ini contohnya ketika siang hari sangat terik dan ketika sudah malam tiba-tiba hujan. Selain itu, masa pancaroba memiliki tanda-tanda yang dapat membuat teman-teman mengenali bahwa teman-teman sudah memasuki masa pancaroba:

1. Terdapat Perubahan Suhu Udara atau Temperatur

Pada masa pancaroba, perubahan suhu udara merupakan hal yang tidak terhindarkan. Masa ini dapat menyebabkan perubahan suhu yang ekstrem pada hari yang sama di waktu relatif berdekatan. Pada pagi hari, suhu lingkungan terasa panas dan pada malam hari menjadi dingin.

2. Angin Bertiup Kencang

Masa pancaroba salah satunya sering ditandai dengan munculnya angin yang bertiup dengan kencang. Angin kencang tersebut disebabkan oleh perbedaan tekanan udara yang besar antara daerah yang sudah mengalami musim penghujan dan daerah yang masih mengalami musim kemarau. Perbedaan tekanan tersebut menyebabkan angin berhembus dari daerah berktekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Angin bertiup kencang ini juga tidak jarang menciptakan angin puting beliung.

3. Perubahan Cuaca secara Mendadak

Ciri-ciri ini erat kaitannya dengan terjadinya perubahan suhu secara tiba-tiba. Pada masa pancaroba tidak menutup kemungkinan dalam satu hari yang sama akan terjadi hujan yang lebat dan cuaca terik sekaligus. Selain itu, dapat pula hujan dan cuaca panas terjadi secara bergantian setiap hari. Misalnya, hari Senin hujan mendominasi, sedangkan hari Selasa cuaca panas mendominasi.

Pancaroba sebagai Ancaman Kesehatan

Teman-teman pasti sudah tidak asing dengan dampak yang ditimbulkan dari berlangsungnya masa pancaroba, yaitu banyak orang yang mengalami sakit pada masa ini. Seperti yang sudah dipaparkan pada penjelasan-penjelasan di atas, dapat diketahui mengapa pancaroba merupakan salah satu ancaman kesehatan. Terjadinya anomali keadaan yang ekstrem menyebabkan tubuh manusia membutuhkan kemampuan lebih untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada. Dalam keadaan penyesuaian diri ini, tidak menutup kemungkinan tubuh akan kewalahan dalam menyesuaikan diri dan tubuh menjadi lebih rentan terhadap paparan penyakit-penyakit yang ada.

Ancaman Penyakit yang Berpotensi Muncul pada Masa Pancaroba

1. Flu

Flu atau influenza merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan, yaitu hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Penyakit ini disebabkan oleh virus influenza tipe A, B, dan C. Gejala dari flu dapat berupa demam yang tinggi, batuk kering, sakit tenggorokan, sakit otot dan sendi, pilek, sakit kepala, dan tubuh terasa lemas.

2. Demam Berdarah

Nyamuk berkembang biak dengan mudah pada masa pancaroba karena terdapat fase hujan yang menyebabkan terjadinya banyak genangan air sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti betina. Gejalanya adalah demam mendadak dengan suhu hingga 39 derajat celsius, demam tersebut berlangsung 2-7 hari kemudian menurun dengan cepat. Gejala lain dapat berupa nyeri kepala, menggigil, lemas, nyeri pada belakang mata, otot, dan tulang, ruam kulit kemerahan, dan mual.

3. ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)

ISPA adalah infeksi yang menyerang saluran pernapasan, baik saluran pernapasan atas, maupun bawah. ISPA disebabkan adanya infeksi virus dan bakteri pada saluran pernapasan. Penderita ISPA mungkin mengalami gejala umum yang dirasakan, seperti batuk, demam, nyeri kepala, hidung tersumbat, nyeri tenggorokan, dan kesulitan bernapas. ISPA menjadi ancaman yang tidak dapat dianggap remeh selama masa pancaroba. ISPA berpotensi menjangkit orang-orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah. Hal itu sejalan dengan kondisi daya tahan tubuh mayoritas orang ketika berada pada masa pancaroba yang cenderung melemah.

Cara Meminimalisasi Ancaman Kesehatan di Masa Pancaroba

Meskipun risiko terjangkit penyakit pada masa pancaroba itu tidak mungkin hilang, tetapi terdapat beberapa upaya untuk meminimalisasinya:

1. Menerapkan pola hidup bersih dan sehat dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang.

2. Rutin berolahraga atau beraktivitas fisik ringan.

3. Istirahat yang cukup.

4. Rutin minum air putih setidaknya 8 gelas per hari.

5. Mengonsumsi vitamin C yang cukup.

Nah, sekarang kita sama-sama sudah mengetahui apa itu pancaroba, apa saja ciri-cirinya, hingga cara meminimalisasi risikonya. Oleh karena itu, marilah kita sama-sama mengingatkan dan menguatkan barisan bersama orang-orang terdekat untuk mempersiapkan diri menghadapi masa pancaroba yang akan segera datang. Semoga kita senantiasa diberikan perlindungan dan nikmat sehat dari Allah SWT.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image