Ini Alasannya Mengapa Anak Malas Belajar
Eduaksi | 2023-10-02 21:54:45Langkah cermat yang harus dilakukan untuk menghadapi masalah tersebut adalah dorongan motivasi dari seluruh pihak terkait seperti peran serta guru dan orang tua beserta masyarakat sekitar yang berperan sebagai pembimbing bagi siswa untuk lebih giat belajar ke sekolah.
Apa itu Motivasi?
Motivasi berasal dari kata ”Move” yang artinya “Bergerak”. Salah satu unsur dari motivasi itu sendiri adalah motif atau alasan atau bias juga disebut sesuatu yang memotivasi. Motivasi sendiri bias dikelompokkan menjadi motivasi internal dan eksternal. Bila motivasi eksternal merupakan motivasi yang berasal dari luar diri, maka motivasi internal adalah kebalikannya atau motivasi yang berasal dari dalam diri kita sendiri. Motivasi eksternal biasanya hanya bersifat sementara. Lain halnya dengan motivasi internal yang bersifat lebih kekal.
Anton Irianto menegaskan bahwa motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan atau mendorong seseorang atau kelompok orang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
Weiner mengemukakan motivasi merupakan kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita untuk mencapai tujuan atau kegiatan tertentu.
Di lain pihak seorang ahli bernama Uno turut berkemuka bahwa motivasi merupakan dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya hasrat dan minat untuk melakukan kegiatan, dorongan dan kebutuhan untuk melakukan kegiatan, harapan dan cita-cita, penghargaan dan penghormatan atas diri, lingkungan yang baik, serta kegiatan yang menarik.
Makmun seorang ahli psikologi mengemukakan motivasi menjadi suatu kekuatan, tenaga atau daya, atau sesuatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak kea rah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari.
Jelas bahwasannya motivasi sangatlah penting guna menunjang kemajuan seorang individu dalam menjalani kehidupannya. Karena dengan adanya motivasi maupun sumber motivasi, internal maupun eksternal, akan mendorong seorang individu dalam suatu pencapaian diri.
KOMPAS.com_Motivation letter atau pernyataan motivasi diri menjadi aspek penting dalam memenangi beasiswa. Pernyataan ini menunjukkan kemampuan anda untuk meyakinkan penyelenggaraan bahwa andalah kandidat yang tepat untuk menerima beasiswa yang ditawarkan.
Pernyataan motivasi diri dan tujuan anda untuk belajar menjadi pintu bagi penyelenggara untuk melanjutkan studi serta besarnya keinginan dibalik tekad itu. Pasalnya, studi pascasarjana bukan untuk pemalas. Maka simak lima hal penting yang harus anda perhatikan saat menyusun Motivation Letter, seperti berikut :
1. Dibutuhkan fokus dan tekad yang kuat untuk mengejar gelar, siswa berprestasi atau sarjana. Penyelenggara beasiswa akan memeriksa motivation letter anda dengan seksama untuk menilai kesungguhan, kredibilitas dan keuletan anda melalui pernyataan yang anda sampaikan selain pertanyaan standar dalam aplikasi terkait keinginan dan komitmen belajar anda. Pengalaman sesuai bidang yang anda miliki serta rencana setelah anda meraih gelar tersebut.
2. Meskipun penting untuk fokus pada tujuan program yang anda pilih, jangan sampai membuat pernyataan anda menjadi sesuatu yang membosankan. Untuk membuat berbeda, anda boleh menambahkan informasi unik yang relevan, misalnya membahas sedikit ide yang relevan dengan bidang anda untuk menunjukkan anda “Wah” tetapi tetap intelektual. Salah satu cara yang efektif adalah dengan menuangkannya dalam pembukaan pernyataan motivasi diri anda, dan itu memungkinkan anda untuk berani menuliskan sesuatu yang lain selalu tentang diri anda. Gagasan anda memilih unuk berbicara tentang hal unik mengenai pengalaman anda menunnjukkan minat anda di bidang yang dituju bukan sekadar menggambarkan hal yang biasa.
3. Jangan lupa untuk meyakinkan penyelenggara beasiswa dengan menunjukkan dukungan dari orang-orang yang anda hormati. Sebaiknya para profesor yang menulis surat rekomendasi untuk anda. Mintalah sejumlah masukan kepada mereka untuk menuliskan isinya sebelum anda mengirimkannya.
4. Sebaiknya ajak juga orang lain, termasuk sahabat, keluarga, atau kekasih untuk mengoreksinya dalam hal teknis atau ejaan dan tata bahasa. Lebih baik lagi, jika pengoreksi yang anda miliki cukup banyak sehingga beberapa orang dapat mengoreksi setiap pernyataan anda.
5. Akhirnya, jangan hanya menggunakan kembali pernyataan motivasi diri yang sama untuk setiap aplikasi beasiswa yang anda ikuti. Anda dapat mendaur ulang informasi yang sama, tetapi lebih baik ubah pernyataan diri anda sesuai dengan program, lembaga, sekolah atau kampus yang anda tuju.
Menumbuhkan motivasi dalam diri seseorang bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan, tetapi bukan sesuatu hal yang sulit juga untuk dilakukan.
Bagaimana menumbuhkan motivasi belajar dalam diri anak?
Bagi para orang tua kurangnya motivasi belajar anak merupakan masalah. sebagai orang tua kita ingin memberikan motivasi belajar pada anak. Kadang kita membandingkan motivasi belajar kita dulu sewaktu kecil dengan motivasi belajar anak di masa sekarang. Tentu saja ini tidak bijak karena jamannya berbeda, dulu acara TV terbatas hanya waktu malam saja, belum ada game, perangkat gedget, internet dan lain-lain sehingga waktu dan konsentrasi anak sepenuhnya terfokus pada belajar. Tapi untuk ukuran zaman sekarang yang segalanya serba ada dari mulai TV yang hampir disetiap rumah ada, playstation, internet dan masih banyak lagi, jelas konsentrasi anak tidak sepenuhnya terfokus pada belajar, terutama yang ditugaskan oleh guru. Ada hal positif mengenai media zaman yaitu informasi yang lebih meluas dan merata, sehingga anak tidak hanya belajar di sekolah melainkan di rumah, bahkan melalui internet. Namun dibalik hal positif ada sisi negatif yang turut berperan dalam hal tersebut.
Saat berbicara di hadapan orang tua, masalah motivasi belajar adalah yang paling banyak ditanyakan. Rendahnya kemauan belajar pada sebagian besar pelajar saat ini telah membuat banyak orang tua menjadi cemas dan khawatir. Bahkan sampai saat ini masih banyak orang tua yang kebingungan, apa yang harus dilakukan oleh mereka untuk memotivasi anak?
Hal lain yang penting kita tanamkan dalam diri anak adalah mengenai proses belajar. Belajar adalah sebuah usaha untuk mendapatkan kepandaian atau ilmu. Karenanya, perlu dilakukan terus-menerus agar anak tumbuh menjadi pembelajar seumur hidup atau life long learning. Jangan sampai anak berpikir bahwa aktivitas belajar hanya dilakukan saat masih duduk di bangku sekolah saja. Sehingga, ketika sekolah selesai, proses belajar juga usai. Guru di sekolah mestilah menjadi pembimbing dalam menumbuhkan minat belajar siswa/anak. Dengan media pengajaran ataupun buku paket yang ada di sekolah. Dengan begitu maka tradisi belajar dengan teknis membaca akan menjadi suatu tradisi dan juga kebiasaan anak untuk menggali ilmu dan menumbuhkan hobi membaca.
Bagaimana kita bisa menumbuhkan motivasi dalam diri anak agar mau belajar untuk dirinya sendiri?
Terdapat tiga hal utama yang harus terpatri dulu dalam pikiran dan penalaran kita sebelum masuk pada cara atau memotivasi anak.
1. Berani Menjadi Diri Sendiri
Langkah pertama kita harus meyakinkan setiap anak bahwa mereka itu unik. Artinya tidak ada yang persis sama di dunia ini bahkan saudara kembar sekalipun. Jadi anak harus mengenal dirinya sendiri dulu. Tahu kelebihan dan kekurangan masing-masing. Cara belajar anakpun berbeda, sehingga orang tua memegang peranan penting dalam penyampaian pesan ini kepada anak. Setiap amanat harus bersifat membangun kepercayaan diri anak yang akan melatih perkembangan motivasi.
2. Berani Bermimpi
Semakin tinggi cita-cita, semakin kita punya senjata untuk mendorong mereka. Karena untuk mencapai impian perlu usaha dan kerja keras.
3. Berani Gagal
Sering kali orang tua memaksa anak belajar karena takut mendapat nilai jelek. Sehingga secara tidak langsung yang kita tanam sebagai orang tua anak adalah “Awas! Jangan pernah gagal ya!” Padahal kegagalan itu sangat berguna dan memang dibutuhkan sebagai cambuk untuk maju. Percayalah, kegagalan akan membuat anak menjadi lebih kuat dan tahan banting. Tanamkan kepada anak bahwa “Kegagalan adalah awal keberhasilan” Dengan begitu anak akan merasa termotivasi dengan terus berusaha tanpa memperdulikan kegagalan. Dan meskipun gagal, dia akan terus dan terus berusaha untuk tidak mengulangi kegagalannya itu.
Motivasi yang diberikan kepada anak harus bersifat lembut bukan yang bersifat memaksa, yang pada akhirnya anak akan merasa tertekan karena adanya motivasi yang memaksa seperti suruhan yang pada dasarnya tidak sesuai dengan psikologis si anak. Saraf penerimaan otak yang mengakumulasi setiap tindakan orang tua baik suruhan berupa perintah serta pujian. Anak akan terganggu dan menyebabkan kemalasan tersendiri jika menerima prekuensi yang bersifat keras sehingga timbul suatu kondisi yang buruk bagi psikis anak. Tindakan lembut orang tua juga bisa menjadi sebuah motivasi baik bagi anak.
Masa remaja atau lebih sering dikatakan sebagai masa puberlitas memang nampak sulit dikendalikan, apa lagi jika sudah berurusan dengan belajar atau sekolah. Terkadang perintah orang tua yang menyuruh anaknya belajar atau pergi ke sekolah saja sudah dianggap sebagai paksaan. Daya tangkap akan sebuah motivasipun sulit dicerna. Pelajaran sekolah, tugas atau PR yang diberikan oleh guru seakan menjadi faktor utama kemalasan itu sendiri. Namun pada dasarnya, segala manfaat ataupun hasil yang diraih oleh seorang anak disaat duduk di bangku sekolah baik Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), maupun Sekolah Menengah Atas (SMA), akan terasa ketika mereka lulus sekolah dan terjun ke masyarakat ataupun melanjutkan ke tingkat perguruan tinggi. Terkait dengan hal tersebut, Kini moivasi bukan saja hal yang penting dilakukan bagi orang tua, para guru sebagai pembimbing di sekolah umumnya masyarakat melainkan sudah menjadi suatu kewajiban yang harus dilakukan terhadap anak atau siswa untuk menumbuhkan semangat belajar mereka.
Jadi, jika anda ingin berhasil menumbuhkan motivasi belajar dalam diri anak, hanya ada dua hal yang harus diingat yaitu : FOKUS dan KONSISTEN.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.