Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image jok

Goa Karst dan Batu Hiu di Aliran Citarum Lama

Wisata | Friday, 29 Sep 2023, 22:44 WIB
Batu Hiu di Aliran Citarum Lama. Foto: dokumentasi pribadi.

HINGGA kini, Sungai Citarum masih kerap dicap sebagai salah satu sungai yang paling kotor dan paling tercemar di dunia. Meskipun demikian, di beberapa titik aliran Citarum, sesungguhnya masih terdapat sejumlah kawasan yang relatif bersih dan masih terpelihara keasriannya.

Tidak percaya? Datang saja ke kompleks goa Sanghyang Kenit, di Desa Rajamandala Kulon, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Di daerah ini,kita masih bisa menyaksikan beningnya air Citarum yang mengalir di sela-sela bebatuan gamping di tengah-tengah hijaunya pepohonan dan vegetasi lainnya.

“Di sini mah airnya masih jernih. Bersih. Airnya murni berasal dari sejumlah mata air di sekitar sini. Belum bercampur dengan air dari anak-anak sungai lainnya,” kata seorang pria pemandu dan penjaga sungai yang sedang bertugas pagi itu.

Ia, bersama beberapa pria lainnya, sedang mendapatkan giliran bertugas memandu dan mengawasi para pengunjung yang datang ke Sanghyang Kenit.

“Kalau mau foto-foto, ke bawah saja,” katanya ramah. Ia menambahkan bahwa para pengunjung juga bisa berperahu, berarung jeram atau melakukan susur gua.

“Untuk arung jeram, ada dua paket. Paket pendek, jaraknya empat kilometer. Paket panjang, delapan kilometer. Satu perahu, bisa untuk enam orang. Kalau mau kemping juga bisa, kami sediakan perlengkapannya,” jelasnya.

Sanghyang Kenit sendiri baru sejak tahun 2021 laluterbuka untuk para wisatawan.

Kenit sendiri merujuk kepada sejenis domba berwarna hitam dan mempunyai sabuk warna putih yang melingkar di perutnya.

Asal usul nama Sanghyang Kenit, konon, karena para sesepuh kampung di masa lalu secara berkala melakukan ritual memotong domba kenit di tempat ini.

“Itu cerita asal-usul yang saya dengar dan terima dari para sesepuh,” tutur pria pemandu dan penjaga sungai itu sewaktu saya tanya ihwal nama Sanghyang Kenit.

Untuk dapat mencapai kawasan Sanghyang Kenit, kita harus masuk ke kawasan kompleks Indonesia Power, PLTA Saguling, Rajamandala.

Dilihat dari lokasi dan struktur goanya, Sanghyang Kenit tampaknya adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kawasan karst yang merupakan sisa peninggalan Danau Bandung Purba.

Mulut goa Sanghyang Kenit menghadap langsung ke aliran Sungai Citarum. Sanghyang kenit bukan satu-satunya goa yang terdapat di kompleks karst Rajamandala dan berada di aliran Sungai Citarum. Masih ada beberapa goa lainnya, yakni Sanghyang Poek, Sanghyang Tikoro, dan Sanghyang Heuleut.

Kalau kita masuk Sanghyang Kenit dan menelusuri sejumlah lorong di dalamnya, kita bisa keluar di goa Sanghyang Tikoro.

Selain goa-goa tersebut, di aliran Citarum di kawasan Rajamandala ini terdapat pula Batu Hiu. Lokasinya sekitar tiga kilometer dari kompleks Indonesia Power, PLTA Saguling. Cara paling mudah untuk mencapai lokasi Batu Hiu adalah melalui goa Sanghyang Poek.

Satu hal penting yang perlu diperhatikan tatkala kita akan melalui goa Sanghyang Poek adalah perlunya membawa alat penerangan yang memadai. Lorong goa berkelok-kelok dengan panjang sekitar sepuluh meter. Stalagtit menghiasi sebagian dinding atas goa. Dasar goa basah, lembab serta tidak rata. Menyusuri lorong goa Sanghyang Poek, kita harus ekstra hati-hati. Jika lengah sedikit, alamat kaki atau pun kepala kita bakal terantuk batu kapur.

Keluar dari goa Sanghyang Poek, kita akan langsung berada di bibir Sungai Citarum. Suara gemericik air yang mengalir di sela-sela bebatuan ke arah barat memecah kesunyian yang ada di sekitar mulut goa.***

--

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image