Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image ai tasbiah

Seberangi Citarum dengan Perahu Eretan

Edukasi | 2022-08-24 12:39:27

Citarum adalah sungai terpanjang dan terbesar di Tatar Pasundan propinsi Jawa barat. Sungai dengan nilai sejarah, ekonomi, sosial yang penting ini berhulu di Gunung Wayang Kabupaten Bandung. Aliran sungai Citarum ini mengalir sejauh 297 kilometer menuju muaranya di pantai utara Pulau Jawa tepatnya di Kabupaten Karawang dan Kabupaten Bekasi. Sungai ini memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Jawa Barat, karena mendukung pertanian, pasokan air, perikanan, industri dan listrik bagi jutaan orang. (Wikipedia) Sungai yang membelah dua kabupaten ini memberikan peluang bagi warga sekitar dengan memanfaatkan perahu eretan sebagai alat transportasi penyebrangan tradisional, keberadaan perahu eretan ini disambut baik oleh masyarakat wilayah perbatasan Bekasi dan Karawang.

Dengan ini warga merasa terbantu dalam beraktivitas kesehariannya, yang mengharuskan menyeberangi Sungai Citarum ini. Warga pun sudah menjadi terbiasa dalam melakukan perjalanannya dengan menggunakan perahu eretan sebagai alat transportasi. Perahu eretan bisa ditemukan disepanjang Sungai Citarum yang terletak di perbatasan Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang. Perahu eretan adalah sebutan bagi perahu untuk menyebrangi sungai, konsepnya mirip getek tapi bentuknya lebih besar sehingga bisa memuat kapasitas lebih banyak.(TYO) Supaya dapat bergerak dan berjalan perahu dipasang tali Sling baja sebagai relnya, dan kerekan besi sebagai penarik perahu.(Pojok Jabar.Com) Untuk keseimbangan perahu supaya tidak terbawa arus, dibutuhkan pohon besar untuk mengikatkan tali/tambang yang mana tambang nya itu seperti tambang kapal. Adapun kerekan yang di hubungkan kepada tali dan perahu, berfungsi sebagai pengatur laju perahu hingga sampai ke tepi atau bantaran Sungai. Dalam pengoperasiannya dibutuhkan tenaga manusia, karena masih manual dan butuh beberapa orang untuk menariknya hingga perahu bergerak.

https://jabar.antaranews.com/foto/133946/jasa-perahu-eret-di-karawang/3

Penyebrangan tradisional ini beroperasi 24 jam setiap harinya, dan tersedia dua jalur penyebrangan. Eretan perahu dikelola oleh warga sekitar dan pengelolaannya dibutuhkan banyak tenaga pekerja yang berkompetensi di bidangnya, karena dalam pengoperasiannya eretan perahu bukanlah tanpa kendala. Kendala bisa jadi karena faktor cuaca atau banjir, tak jarang eceng gondok juga sering menghambat lajunya perahu bahkan beresiko perahu miring. Petugas perahu juga harus memperhatikan kondisi perahu dari kebocoran, karena hantaman kayu-kayu sampah yang dibawa banjir atau faktor lain yang mengakibatkan masuknya air ke dalam perahu. Supaya pengguna perahu terjamin keselamatannya, pengelola membutuhkan biaya operasional yang harus di keluarkan dalam perawatan perahu.

Demi pencapaian dalam penyeberangan perahu, penumpang perahu yang terdiri dari pejalan kaki sepeda, motor dan mobil, dikenakan biaya dengan tarif yang bervariasi, disesuaikan dengan beban muatan termasuk truk asalkan kosong/tak bermuatan. Tarif harga yang harus di keluarkan oleh penyeberang adalah Rp 1000 bagi pejalan kaki atau sepeda, Rp 2000 untuk motor , Rp 5000-Rp10,000 untuk mobil. Jika Sungai Citarum banjir dan musim hujan, tarif yang harus di penuhi bisa dua kali lipat, karena dalam pengoperasiannya harus lebih waspada dan penuh kehati-hatian mengingat lokasi jalan licin penuh lumpur. Dan akses jalan menuju perahu pun harus selalu diratakan, karena tanah lengket setelah terkena air hujan ataupun bantaran sungai becek terlalu dalam lumpurnya setelah terkena banjir. Air sungai bisa saja tidak menentu arusnya tergantung dari hulu sungainya. Ada kalanya air besar tiba-tiba dan langsung surut sebab ini mengakibatkan kandasnya perahu ditempat menepi, hal ini biasanya sering bongkar pasang jalan tempat berlabuhnya perahu.

Suasana di tempat penyebrangan diramaikan oleh pedagang-pedagang kecil yang ingin berjualan di bantaran sungai, situasi ini dimanfaatkan oleh semua orang yang ingin menikmati alam pedesaan yang indah ini. Perahu eretan sebagai alternatif penyebrangan tradisional telah tergeser keberadaanya oleh jembatan, tetapi masih banyak ditemui disepanjang sungai dan masih diminati. Jembatan yang menghubungkan dua Kabupaten ini telah dibangun oleh pemerintah, masyarakatpun senang menyambutnya. Perahu eretan tetap dibutuhkan keberadaannya oleh masyarakat sekitar, guna mempersingkat jarak tempuh, dengan ini baik pengguna jasa ataupun pengelola perahu sama-sama diuntungkan. Manfaat dari perahu eretan ini terasa oleh semua pihak, ada hikmah yang dapat kita ambil dari penyebrangan tradisional ini yakni budaya antri dalam berbagai hal misalnya menunggu giliran naik atau turun dari perahu demi kelancaran dalam perjalanan. Keberadaan perahu eretan ini tidak lepas dari keberadaan Sungai Citarum yang sudah melegenda di masyarakat Jawa Barat dan penuh sejarah ini.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image