Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image jok

Bambu, Rumput Raksasa yang Menakjubkan

Sinau | Monday, 25 Sep 2023, 10:39 WIB
Tanaman bambu. Foto: Abdan Syakura/Republika.

BAMBU adalah tanaman yang menakjubkan. Tidak percaya? Dengan beragam manfaatnya, bambu dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi degradasi lahan, kemiskinan, kelaparan dan perubahan iklim di berbagai belahan dunia. Selain itu, bambu juga memiliki potensi untuk jadi sumber bioenergi.

Secara ilmiah, bambu bukanlah pohon. Bambu sejatinya adalah rumput -- rumput raksasa dan merupakan salah satu jenis tumbuhan berbunga yang termasuk dalam famili Poaceae.

Saat ini, terdapat sekurangnya 1.600 spesies bambu yang dapat ditemukan di Asia, Australia, Amerika Utara, Amerika Selatan serta Afrika Sub-Sahara, dengan luas total lahan sekitar 31 juta hektare. Di Indonesia, bambu dapat ditemukan di 30 provinsi, dengan total luas lahan mencapai 2,1 juta hektare.

Bambu dapat tumbuh pada ketinggian yang berbeda dan di bawah berbagai kondisi iklim. Meski demikian, tanaman ini cenderung lebih menyukai iklim tropis.

Bambu adalah salah satu tanaman yang paling banyak dieksploitasi di planet Bumi ini karena budidayanya tidak membutuhkan banyak persyaratan. Selain itu, biaya perawatannya juga terbilang rendah.

Selama ini, bambu dimanfaatkan untuk beragam keperluan, mulai dari untuk pengobatan, konstruksi bangunan, produksi berbagai perkakas/perabotan, hingga untuk bahan pangan manusia maupun hewan.

Sebagai bahan pangan, rebung bambu telah menjadi sumber makanan pokok selama ribuan tahun, terutama dalam budaya masyarakat Asia. Selain rendah lemak dan kalori, rebung bambu merupakan sumber serat dan potasium yang sangat baik.

Rebung bambu dapat diolah menjadi berbagai macam produk makanan. Antara lain rendang rebung, kari rebung, urab rebung maupun keripik rebung.

Ditilik dari pertumbuhannya, bambu termasuk salah satu tanaman yang paling cepat tumbuh di muka Bumi. Dalam tempo 24 jam, bambu rata-rata dapat tumbuh sekitar 47,6 inci. Beberapa spesies bambu tertentu bahkan mampu tumbuh mencapai 90 sentimeter dalam rentang waktu 24 jam.

Dengan pertumbuhannya yang tergolong cepat itu, bambu mampu melakukan revegetasi dan mengembalikan produktivitas dalam waktu cukup singkat di lahan-lahan yang sebelumnya kosong. Bahkan, pemanenan bambu yang berkelanjutan, antara seperenam dan sepertiga tegakan per tahun, justru mendorong pertumbuhan tegakan bambu yang lebih lebat di tahun-tahun berikutnya.

Yang juga menakjubkan, bambu dapat mentolerir kondisi ekstrem yang tidak dapat dilakukan oleh kebanyakan tanaman. Contohnya, setelah ledakan bom atom di Hiroshima, Jepang, pada tahun 1945, tumbuhan pertama yang muncul dan menghijaukan kembali Hiroshima adalah bambu!

Sebatang bambu melepaskan 35 persen lebih banyak oksigen daripada tegakan pohon yang setara. Oleh karena itu, menanam bambu adalah cara yang bagus untuk mengurangi jejak karbon dan membantu memerangi perubahan iklim.

Salah satu karakteristik bambu yang khas dan berbeda dengan tumbuhan lainnya yaitu sistem akarnya yang berupa jaringan rimpang dan akar berserat yang dangkal serta luas, dan menyebar dari pangkal setiap pohon. Jaringan akar bambu yang kompleks ini sangat efektif dalam mengendalikan banjir dan tanah longsor serta mencegah erosi lantaran menyatukan partikel-partikel tanah. Dengan sistem akarnya yang seperti itu, bambu dapat bertahan di lahan-lahan yang curam dan marjinal, menjadikannya sebagai pilihan terbaik untuk menghijaukan kawasan lereng.

Kajian yang dilakukan Paudyal & Gurung (2019) menyebut hutan bambu terbukti menjadi pilihan terbaik untuk restorasi lanskap dan penyediaan berbagai jasa ekosistem di berbagai negara. Di samping itu, tambah Paudyal & Gurung, hutan-hutan bambu menyediakan lebih banyak jasa ekosistem daripada jenis hutan tanaman lainnya.

Menurut keduanya, bambu dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi masalah degradasi lahan, kemiskinan, kelaparan dan perubahan iklim di berbagai belahan dunia, terutama di negara-negara berkembang.

Selain manfaat-manfaat yang telah disebutkan di muka, bambu masih menyimpan manfaat lain yaitu yang terkait dengan penyediaan energi bersih dan terbarukan. Bambu diyakini berpotensi sebagai sumber biomassa yang layak untuk menghasilkan energi listrik.

Kajian yang dilakukan oleh International Network for Bamboo and Rattan (INBAR) menyebut bahwa satu pohon bambu dapat menyediakan listrik yang cukup untuk rumahtangga perdesaan selama satu bulan. INBAR menyimpulkan bahwa bambu merupakan sumber biomassa yang lebih berkelanjutan.***

--

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image