Sifat-sifat Terpuji Rasulullah yang Wajib Kita Terapkan dalam Kehidupan
Khazanah | 2023-09-22 09:44:15Salah satu cara terbaik memperingati Maulid Nabi Muhamad saw adalah dengan menghidupkan sifat-sifat terpuji yang dimiliki oleh Rasulullah atau Asy-Syamail Rasul di dalam pribadi, keluarga dan kehidupan masyarakat.
Wakil Ketua IKAT Aceh Bidang Dakwah dan Penguatan Ummat Ustaz Mujtahid, Lc, MA akan menyampaikan hal tersebut dalam khutbah Jumat di Masjid Jamik Buengcala Kecamatan Kuta Baro, Jumat, 22 September 2023 bertepatan dengan 6 Rabiul Awwal 1445 H.
Ustaz Mujtahid mengutip pendapat Sayyidina Ali r.a, “Rasul saw merupakan sosok yang lapang dada, jujur perkataannya, lembut perangainya, amat mulia interaksinya, siapa yang melihatnya secara sepintas akan segan pada dirinya, namun akan sangat mencitainya jika sudah hidup bersama. Orang yang mensifati beliau mengatakan, seumur hidup saya belum pernah melihat sosok seperti beliau.”
Karena itu dapat disimpulkan, bawa Rasulullah adalah sosok yang santun, rendah hati, lapang dada, tidak tergesa-gesa, bukan pemarah, serta tidak pedendam. Beliau orang yang paling pemurah.
Pemurah ini tidak identik dengan harta, tapi dapat dilihat juga dari akhlaknya, seperti suka menebar senyuman.
Rasulullah merupakan sosok yang paling jujur perkataannya. Tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut beliau perkara dusta, bahkan ketika beliau bercanda.
Rasulullah juga memiliki perangai yang lembut.Rasulullah sangat mulia dalam berinteraksi, baik dengan manusia, hewan, tumbuhan bahkan benda mati. Sampai-sampai batu batu dan gunung diketahui mencintai Rasulullah saw.
“Demikian juga, orang yang melihat Rasulullah secara sekilas, segan dengan kewibaannya, namun jika telah hidup bersama, mereka akan mencintainya,” ujarnya.
Sayyidina Ali mengatakan, “Seumur hidupku, aku tidak pernah melihat orang yang lebih mulia dari sosok baginda Rasulullah saw.”Karena itu sebagai umat Nabi Muhammad saw hendaknya sifat-sifat mulia tersebut dapat diinternalisasikan ke dalam kehidupan sehari-hari kaum muslimin.
“Sementara bulan maulid menjadi momen untuk mengawali atau mengulang kembali nilai-nilai mulia dari sosok Nabi yang mulia, karena pada hakikatnya, para pecinta akan patuh terhadap yang ia cintai,” tegasnya.
Ustaz Mujtahid menjelaskan, bulan Rabiul Awal merupakan bulan kegembiraan bagi umat muslim atas kelahiran Rasulullah saw.
Sebagai wujud kesyukuran atas nikmat tersebut, maka Allah Swt memerintahkan kepada hambanya untuk menampakkan kegembiraan sebagaimana firman Allah:Artinya:
“Katakanlah: Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan". (QS Yunus: 58).
Para ulama kemudian menafsirkan makna nikmat yang ada pada ayat tersebut dengan ayat lain di dalam Al-Quran, artinya, “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi (QS al-Anbiya: 107). Maka nikmat terbesar yang berikan kepada kita adalah Rasululullah saw.“
Dalam mengeskpresikan kebahagian, setiap daerah, suku, dan bangsa memiliki kecenderungan tertentu. Layaknya masyarakat Aceh yang mengekspresikan kebahagiaan atas kelahiran Rasululullah saw dengan melakukan kenduri dan pembacaan dalail khairat dan barzanji,” ungkapnya.
Hal tersebut amatlah mulia, karena miliki dasar yang kuat di dalam agama. Begitu juga dengan kecenderungan orang lain yang mengekpresikan kebahagiannya dengan cara masing-masing.
“Intinya, semua umat muslim berbahagia dengan kelahiran Rasul sang teladan dan pada kesempatan ini kembali mengaktualkan sifat-sifat terpuji Rasulullah saw dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat,” pungkasnya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.