Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rivira Yuana

Transformasi Museum dan Kanal untuk Membangkitkan Animo Publik

Teknologi | Thursday, 21 Sep 2023, 08:15 WIB
Museum Nasional ( dok REPUBLIKA )

Transformasi Museum dan Kanal untuk Membangkitkan Animo Publik

Oleh : Rivira Yuana *)

Kebakaran yang terjadi di Museum Nasional atau Museum Gajah merupakan tragedi kebudayaan yang bisa memusnahkan jejak peradaban Nusantara. Secara keseluruhan, total koleksi dan benda bersejarah yang disimpan di Museum Nasional Indonesia sebanyak 194.000 koleksi. Terdapat 817 koleksi yang berada dan dipamerkan pada enam ruangan yang terdampak kebakaran. Koleksi dan benda bersejarah tersebut merupakan koleksi berbahan perunggu, keramik, terakota, dan kayu serta koleksi miniatur dan replika benda prasejarah yang ditemukan dalam kondisi utuh maupun rusak ringan sampai berat.

Kebakaran yang menimpa Museum Nasional menjadi pelajaran berharga tentang sistem keamanan dan transformasi tata kelola museum dengan teknologi terkini. Koleksi museum terdiri atas benda cagar budaya dan bukan benda cagar budaya. Koleksi yang berupa benda cagar budaya merupakan refleksi perwujudan dari ide-ide dan perilaku masyarakat pada masa lampau, seringkali bersifat rapuh (fragile), jumlahnya terbatas (finite/limited), langka (uniqe), dan apabila rusak tidak dapat diperbaharui (unrenewable). Sifat benda cagar budaya yang demikian ini memerlukan sistem perlindungan dan pelestarian.

Program pengamanan terhadap museum biasanya baru mendapat perhatian yang serius setelah terjadi kehilangan , kebakaran , atau bencana lainnya. Tindakan pengamanan di museum sering belajar dari pengalaman buruk untuk itu dalam mengatasi atau mencegah terjadinya bencana sering terlambat.

Transformasi museum sebaiknya didahului dengan upaya yang efektif untuk meningkatkan jumlah pengunjung museum. Jika ,museum sepi pengunjung, sulit untuk membiayai perawatan dan transformasi teknologi. Salah satu program untuk membangkitkan animo publik untuk ribuan museum yang ada di negeri ini adalah kerjasama dengan lembaga penyiaran publik RRI untuk menyiarkan dan membuat konten-konten tentang museum dan koleksinya.

Museum of the Future, di Dubai, Uni Emirat Arab, ( Dok AP/Kamran Jebreili via Republika.co,id)

Langkah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang telah melakukan kerja sama dengan Smithsonian Institute di Washington D.C untuk transformasi museum di Indonesia perlu bersinergi dengan RRI. Dalam presentasinya di Smithsonian Institute, Mendikbudristek Nadiem Makarim memaparkan tengah mempersiapkan lembaga di bawah Kemendikbudristek untuk pengelolaan sektor museum. Lembaga ini bertugas untuk melakukan kurasi, public engagement, kerjasama lokal dan internasional, serta transformasi kelembagaan.

Banyak museum di daerah yang kondisinya sangat memprihatinkan. Publik berharap Kemendikbud Ristek segera membenahi Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya (BLU MCB) serta memastikan keamanan benda sejarah dengan teknologi terkini. Animo masyarakat untuk mengunjungi museum perlu digenjot. Transformasi teknologi di museum sebaiknya didahului dengan program atau kampanye besar-besaran agar publik khususnya generasi muda tertarik dengan keberadaan museum sebagai sumber inspirasi untuk berkreasi dan berinovasi.

Kanal Komunitas di RRI Digital ( dok SVARA Innovation )

Program kampanye atau promosi terhadap museum yang ada di negeri ini sebaiknya melibatkan RRI yang kini memiliki platform RRI Digital yang menyediakan berbagai macam kanal komunitas publik. RRI tentunya mampu menyediakan kanal komunitas museum. RRI sebagai lembaga penyiaran publik memiliki peran strategis sebagai media promosi dan bekerjasama dengan Kemendikbud untuk membuat video teaser berbagai museum yang ada di negeri ini. Formatnya sebaiknya mirip dengan tayangan Nat Geo ( National Geographics ) di mana kreator konten bisa menggabungkan antara benda-benda museum dengan aransemen musik yang sesuai. Perlu audio berupa story telling tentang benda atau sejarah museum tersebut.

RRI memiliki kemampuan dan jaringan untuk menyebarkan aggregator konten di seluruh Indonesia dan bahkan dunia. Konten agregator museum seluruh Indonesia diproduksi dalam bentuk tayangan dengan durasi 2 menit dengan kreasi yang menarik seperti tiktok.Tujuannya untuk memancing kunjungan museum.

Museum sebagai ikon peradaban dan kebudayaan eksistensinya harus mampu menguatkan nilai-nilai koleksi yang tersimpan. Langkah transformasi yang penting disegerakan adalah pentingnya mmbangun platform digital. Perlu mengembangkan platform museum yang berfungsi sebagai agregasi konten koleksi benda-benda bersejarah. Platform juga bisa menjadi kanal museum yang bisa diakses oleh publik. Bisa juga digunakan sebagai sistem keamanan koleksi dan monitoring bangunan museum dan sekitarnya.

Transformasi pengelolaan museum tentunya tidak mengganggu fungsi dasar museum sebagai ilmu budaya dan pengetahuan. Yang meliputi aspek penelitian, konservasi atau pelestarian serta komunikasi yang merupakan aspek mediasi dengan masyarakat. Fungsi dasar tersebut menempatkan museum sebagai lembaga non profit yang bertugas menyimpan, merawat, meneliti dan memamerkan koleksi.

Tetapi pada era digital sekarang ini yang ditandai dengan pertumbuhan industri kreatif yang luar biasa pesatnya sangat strategis menempatkan museum sebagai pusat industri budaya. Juga merupakan tempat yang sangat inspiratif bagi warga bangsa untuk melahirkan karya kreatif.

Transformasi tata kelola museum bisa memanjakan pengunjung menikmati fasilitas ruang pamer yang atraktif dan bisa memvisualisasikan imajinasi mengenai obyek tertentu. Konten koleksi museum ditampilkan dalam bentuk tiga dimensi. Sebenarnya Museum Nasional sedang mengembangkan Ruang Imersif di Gedung A yang dekat dengan lokasi kebakaran.

Teknologi imersif menciptakan pengalaman interaktif bagi pengunjung. Teknologi imersif menjadikan seluruh dinding dan lantai di sebuah ruangan diproyeksikan gambar bergerak yang dilengkapi dengan tata suara, sehingga pengunjung dapat merasakan pengalaman yang unik dan menarik.

Museum Bank Indonesia sering menjadi lokasi pembuatan film nasional ( dok BI )

Ruang Imersif merupakan instalasi permanen video mapping. Pada setiap sesi pertunjukan, sajian video mapping berdurasi 30 menit yang diproyeksi dengan sudut 360°, termasuk lantai. Pengunjung yang menyaksikan akan merasakan sensasi seolah-olah ada di dalam video. Dinding yang mengelilingi dan lantai yang dipijak menjadi layar yang memutar pertunjukan.

Konten Imersif menampilkan sejarah Indonesia dalam konsep alam, masyarakat, sejarah dan budaya dari masa ke masa. Di ruang ini, pengunjung akan berpetualang, mengalami dunia dari sudut pandang pelaku sejarah. Layaknya penjelajah, pengunjung dapat mengeksplorasi khasanah dan keanekaragaman alam Indonesia, seni dan budaya, kerukunan beragama, benda cagar budaya, bangunan cagar budaya, hingga pengalaman eksotik menembus batas berbagai motif-motif tradisional Indonesia yang tersebar di berbagai koleksi museum.

Keseluruhan konten dan penyajian di ruang imersif menampilkan ornamen dan bentuk-bentuk budaya Nusantara dengan musik yang diaransemen modern dan melibatkan audio visual untuk menciptakan sensasi pengalaman unik terutama penglihatan, suara, dan imajinasi melalui bantuan platform digital.

Urgensi platform pengelolaan museum yang menjadikan museum yang modern. Yang bisa memanjakan pengunjung menikmati fasilitas ruang pamer yang atraktif dan bisa memvisualisasikan imajinasi mengenai objek tertentu. Dengan adanya platform museum menggunakan teknologi augmented reality, hologram dan lainnya pengunjung bisa menjelajahi peradaban di masa lalu. Selain itu dengan platform tersebut kita bisa mempelajari fenomena alam seperti geologi jika kita berkunjung ke Museum Geologi di Bandung. Atau bisa mempelajari proses inovasi jika mengunjungi museum Iptek di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Kita juga bisa napak tilas proses kreatif atau inovatif yang terkait tentang inventing yang berkontribusi terhadap kemajuan Iptek.

*) Doktor Business Management Universitas IPB, CEO & Co Founder SVARA Innovation.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image