Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hasan Albana

Pentingnya Ilmu

Pendidikan dan Literasi | 2023-09-13 20:53:13
source: langit7.id

Sebuah keputusan dapat didayagunakan bila kita telah memiliki ilmu, informasi, dan wewenang. Ilmu pengetahuan diibaratkan sebagai sebuah pelita, di tengah kegelapan ilmu akan menjadi penerang. Di tengah ancaman, kegalauan, kesempitan ilmu akan menjaga si empunya.

Dengan kata lain, ilmu menjadi alat ukur untuk sukses, barang siapa menghendaki kesuksesan dunia, ia perlu ilmu. Siapa yang mengharapkan kesuksesan akhirat, ia perlu ilmu. Dan siapa yang menghendaki keduanya, sangat diperlukan ilmu pula.

Karena ilmu sangat sentral keberadaannya, Nabi mewajibkan bagi setiap Muslim/ Muslimah menuntutnya. Ciri khas dari manusia bertumbuh adalah sealalu belajar. Belajar dari apa dan siapa saja. Ada sebuah kisah, yaitu ketika Socrates yang ada di penjara menunggu hukuman matinya, ia mendengar seseorang sedang menyanyikan lirik yang pelik karangan Stesichoras. Socrates memohon kepada penyanyi itu agar mengajarkan lirik tersebut kepadanya. Ketika ditanya mengapa ia minta diajarkan lagu itu, filusuf besar itu menjawab, “saya ingin mati dengan mempelajari satu hal baru lagi.” Socrates adalah pembelajar sejati. Meskipun ajal mau menjemput, Socrates tetap mau belajar hal yang baru. Sehingga Ilmu wajib untuk didapatkan tidak perduli Tua-Muda, besar- kecil, laki-perempuan, begitu ia dilahirkan hingga ajal menjemput, tak seinci pun mereka lepas dari perintah mencari ilmu.

Sebegitu pentingnya peran ilmu sehingga ayat-ayat tentang ‘ilm bertebaran dalam Al-Qur’an. Begitu pentingnya ilmu untuk dikuasai juga terdapat pada fiman Allah yang dimulai dengan Iqra’. Bacalah! Karena membaca adalah jendela meraih ilmu, membaca menambah wawasan. Wawasan yang luas akan memberikan perspektif yang menuntun seseorang bagaimana ia seharusnya merespon apa yang dia lihat, apa yang dia dengar, apa yang dia rasakan. Orang yang berilmu menghadapi sesuatu dengan tenang, sebaliknya yang cekak ilmunya, sering panik, terburu-buru yang pada akhirnya merugikan dirinya sendiri.

Janji Allah dalam Al-Qur’an adalah: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. 58:11)

Kok bisa begitu? Cukup mudah untuk mencari jawabannya, karena hanya mereka yang menguasai ilmu, yang akan bisa menunaikan amanah sebagai pengelola dan pemimpin di muka bumi (khalifatullah fil ardh). Bisa dimengerti Nabi cemas bila umatnya terdiri atas kumpulan orang-orang dungu

Orang-orang bodoh tak bakal mampu memerankan fungsi khalifatullah fil ardh. Bila bumi dipimpin oleh orang-orang tak menguasai ilmu, bukan peradaban yang dibangun, tapi kerusakan yang diperoleh, sebab itu dalam kaitannya ilmu, Nabi Muhammad mewanti-wanti umatnya untuk bisa memenuhi empat kategori figure: mualliman (orang yang mengajarkan), muta’aliman (orang yang belajar), mustami’an (orang yang mendengar majelis ilmu), dan muhibban (orang yang menyenangi ilmu). Dan jangan menjadi orang yang ke-5 (yakni tidak menjadi satu pun dari empat kategori itu) karena ia akan rusak/ celaka.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image