Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hasan Albana

Orang Tua dan Guru Wajib Baca Ini

Pendidikan dan Literasi | 2023-09-13 20:38:45
source: SDIT Al Haraki

Buku berjudul a tribute milik jamil az-zaini mungkin saya rekomendasikan bagi teman-teman guru, para orang tua, serta khususon para wali peserta didik Sekolah Dasar.

Nukilan pesan moral serta sesuatu hal yang saya petik dari beberapa bait pesan kang Jamil adalah berkaitan dengan dekadensi moral anak bangsa saat ini. dunia global saat ini, mudahnya mendapatkan informasi dari berbagai belahan dunia dapat sangat cepat tersaji di rumah kita, baik melalui surat kabar, televisi, maupun media sosial lainnya. berita tentang generasi muda saat ini sering membuat kita mengelus dada dan sedih. Seorang pelajar SMP meninggal gara-gara ingin menggugurkan kandungannnya. Ada juga seorang anak berusia 14 tahun dari sekolah berlabel agama ditemukan bunuh diri, pelajar ini sudah merencanaka bunuh diri dengan seksama, bahkan sehari sebelum bunuh diri, anak lelaki yang tinggal bersama neneknya karena orang tuanya bercerai ini menjalankan puasa. Tentu berita tersebut sangat menyedihkan.

Analisis minor yang disinggung kang Jamil dalam bukunya kemungkinan yang sering disalahkan orang adalah banyaknya video porno yang dapat diunduh bebas, ada juga yang menyalahkan game online dengan berbagai versi, dll. penyebab tersebut mungkin benar, akan tetapi berperan sangat kecil.

Penyebab utama yang sebenarnya dalam porsi besar adalah mereka para anak remaja “KEHILANGAN” Orang Tua. Mereka punya ayah, tetapi ayahnya tidak punya waktu untuk mereka. Mereka punya ibu, mereka tinggal satu rumah, tetapi seperti tinggal di sebuah hotel, sibuk di kamar masing-masing. Mereka bersikap seperti orang asing yang tidak saling kenal. Secara fisik dekat tapi jiwa dan hati mereka jauh. Pesan singkat yang terselubung adalah marilah kita kembali ke peran dan fungsi keluarga yang sesungguhnya. Tugas orang tua bukan hanya sebagai mesin ATM bagi anak-anaknya, orang tua juga bukan subkontraktor yang mendelegasikan pendidikan anak-anak ke nenek, asisten rumah tangga, dan guru. Mereka adalah darah daging Anda. Mereka adalah penyelamat Anda di akhirat.

Berhentilah menjadi orang tua yang egois, sibuk, dan tak punya waktu buat anak-anak. Kesibukan Anda tidak akan pernah ada habisnya, sehingga luangkan kesibukan Anda untuk masa depan anak-anak. bagi kita para guru, tentu pesannya adalah jadilah guru sejati yang mampu menjadi orang tua di sekolah bagi para peserta didik. bilamana anak-anak tersebut kehilangan orang tua maka perlu dikomunikasikan serta dicari solusi, dan yang terpenting juga tetap posisikan Anda sebagai wakil orang tua yang baik di sekolah. pesan bagi rekan-rekan guru mungkin adalah, jadilah orang tua kedua yang sungguh-sungguh bagi peserta didik di sekolah, layani mereka dengan penuh kasih sayang sehingga mereka tidak merasakan kehilangan sosok orang tua.

Nukilan pesan berikutnya dari Kang Jamil yang saya tangkap adalah sebagai berikut:

Langkah tepat telah dilakukan oleh para wali peserta didik Sekolah Dasar. Langkah apakah itu? Yakni tidak mengasramakan atau mengirim putra-putrinya ke pondok dibawah usia 12 tahun. Menurut Kang Farid Poniman yang mendalami ilmu tentang kerja otak manusia bahwa anak-anak dibawah usia 12 tahun harus dominan gelombang Alpha. Mereka harus lebih banyak bermain, bergembira, dan belajar dengan cara yang menyenangkan serta sering mendapat pelukan dari orang tua.sekali lagi ‘jangan sekali-kali anak-anak dibawah usia 12 tahun dikirim ke asrama atau pesantren sekalilpun”, begitu pesan kang Poniman. Rekomendasi lain dari Kang Poniman adalah pilihlah sekolah bagi anak usia dibawah 12 tahun (usia SD) sekolah-sekolah yang tidak terlalu banyak memberikan PR.

Anak-anak usia dibawah 12 tahun mudah depresi menghadapi lingkungannya, dan saat itu terjadi, ia harus mendapat pelukan dari orang tuanya. Hal tersebut sejalan dengan riset yang dilakukan akademisi University o Bologna Italia yang menyarannkan kita untuk memberikan pelukan kepada anak yang sedang mengalami masalah dan depresi. Menurut riset tersebut, pelukan lebih efektif ketimbang obat antri depresi. Ini terlihat dari fakta bahwa anak-anak yang depresi dan diberikan obat depresan memiliki kecenderuan untuk kembali depresi. Barangkali dua pesan singkat itu yang dapat diambil dari nukilan tulisan Kang Jamil Azzaini dalam buku A Tribute. It’s really recommended bagi para orang tua khususnya dan para teman-teman seperjuangan saya yakni para guru.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image