Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image RABIATUL NUR ANNISA

Analisis Terjemahan Arab-Indonesia (Ayat, Hadits dan Pendapat Ulama)

Agama | Friday, 31 Dec 2021, 11:04 WIB

Pendahuluan

Dalam artikel pendek ini penulis akan menganalisis kualitas teks terjemahan dari Al-Qur'an surah Al-A’raf ayat 196, kutipan dari hadits Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Tirmidzi mengenai kunci sah shalat dan pendapat ulama yang diambil dari artikel yang terdapat di Republika online. Adapun yang menjadi tolak ukur dari kualitas terjemahan salah satunya bisa diukur dari keakuratanan kualitas terjemahan.

PEMBAHASAN

AL-QUR’AN

Sumber : https://www.republika.co.id/berita/r2672d320/wasiat-terakhir-umar-bin-abdul-aziz-dan-penyebab-wafatnya

إِنَّ وَلِيِّيَ اللَّهُ الَّذِي نَزَّلَ الْكِتَابَ وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِينَ

Artinya:

“Sesungguhnya pelindungku adalah Allah yang telah menurunkan Kitab (Alquran). Dia melindungi orang-orang saleh.” (QS Al-A’raf : 196).

Hasil Analis :

إِنَّ وَلِيِّيَ اللَّهُ الَّذِي نَزَّلَ الْكِتَابَ وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِينَ

Artinya:

“Sesungguhnya pelindungku adalah Allah yang telah menurunkan Kitab (Alquran). (Dan) Dia melindungi orang-orang saleh.” (QS Al-A’raf : 196).

Pembandingan

Dapat saya bandingkan hasil terjemahan yang bersumber dari Republika dengan Tafsir Al-Qur’an Majid An-nur yaitu:

Pada lafadz وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِينَ dalam artikel Republika terjemahannya yaitu "Dia melindungi orang-orang saleh" tapi dalam Tafsir Al-Qur’an Majid An-nur disebutkan terjemahannya "dan Dialah yang mengendalikan urusan semua orang yang sholeh".

Strategi

Ayat ini memakai strategi penerjemahan yang mencakup Taqdim dan ta'khir, mengganti, menambah dan membuang. Pada kata الكتاب biasa kita artikan sebagai buku, tapi yang dimaksud disitu bukan buku biasa karena Allah bukan menurunkan buku biasa melainkan "al-kitab" umat islam yaitu Al-qur'an, makanya diterjemahan itu ditambahin Al-qur'an dalam kurung, supaya pembaca langsung mengerti kitab yg dimaksud itu adalah kitab suci al-qur'an.

HADIST

Sumber : https://www.republika.co.id/berita/r21gku366/hukum-membaca-basmalah-saat-hendak-wudhu-di-toilet

Kunci sah sholat

Hadist Nabi Muhammad SAW diriwayatkan Abu Dawud dan Tirmidzi :

وقال صلى الله عليه وسلم : مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الطُّهُورُ

Artinya:

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Kunci sholat itu adalah bersuci.”

Hasil Analis :

وقال صلى الله عليه وسلم : مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الطُّهُورُ

Artinya:

(Dan telah bersabda) Nabi Muhammad SAW bersabda, “Kunci sholat itu adalah bersuci.”

Menurut saya pada kata قال terjemahannya kurang tepat, karena قال merupakan Fi’il Madhi (Kata lampau) seharusnya terjemahan yang tepat ialah “Dan telah bersabda”. Pada kata مِفْتَاحُ biasa kita artikan sebagai kunci, tapi yang dimaksud disitu bukan kunci pintu, kunci lemari dll jadi kata “kunci” itu hanya perumpaan.

Pembandingan

Namun, jika saya bandingkan hadist dari artikel yang saya temukan dengan hadist yang bersumber dari Republika, hadist yang bersumber dari Republika tersebut saya nyatakan kurang lengkap.

Contoh Terjemahan yang bersumber dari Republika : Nabi Muhammad SAW bersabda, “Kunci sholat itu adalah bersuci.

Contoh Terjemahan yang bersumber dari Artikel lain : Rasulullah SAW: Kunci sholat adalah bersuci, tahrimnya adalah takbir dan tahlilnya adalah salam. (Hadist riwayat Abu Dawud, no.60; Tirmidzi, no.3; Ibnu Majah, no 275).

Strategi

Pada kata مِفْتَاحُ strategi penerjemahan yang digunakan adalah mudhof - mudhof ilahi. مِفْتَاحُ "Mudhof" Artinya: Kunci, الصَّلَاةِ "mudhof ilahi" Artinya: Sholat. Kalau diterjemahkan kata demi kata "Kunci Sholat" tapi, kalau strategi terjemahan untuk kata yang ber-idhofah itu adalah "kuncinya sholat" jadi, seperti kepemilikan dua kata yang artinya satu tapi, itu kepemilikan seperti "kuncinya sholat" jadi ada tambahan Nya di ujung. Jadi kunci dari sholat. مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ Sebagai mubtada sedang kan الطُّهُورُ sebagai Khobar الطُّهُورُArtinya bersuci maka setelah kuncinya sholat ada kata adalah karena merupakan Khobar jadi, diterjemahin ‘’Kuncinya sholat itu bersuci.’’

PENDAPAT ULAMA

Sumber : https://republika.co.id/berita/r0tnxq320/2-perlindungan-yang-dijanjikan-allah-swt-kepada-hambanya

Imam sufi besar yang hidup pada abad ke-13 itu mengatakan dalam maha karyanya itu:

الستر على قسمين. ستر المعصية، وستر فيها: فالعامة يطلبون من الله تعالى الستر فيها؛ خشية سقوط مرتبتهم عند الخلق، والخاصة يطلبون من الله الستر عنها؛ خشية سقوطهم من نظر الملك الحق

Artinya: "Tutup (perlindungan) Allah itu ada dua. Yang pertama adalah Allah menutupi (menghalangi) manusia dari perbuatan maksiat. Yang kedua, Allah menutupi aib-aib manusia yang melakukan maksiat. Manusia pada umumnya berharap Allah menutupi aib-aib maksiat mereka, karena khawatir derajat mereka jatuh di mata makhluk. Sedangkan orang-orang khusus (khas) berharap Allah menutupi (menjauhkan) mereka dari perbuatan maksiat karena khawatir kedudukan mereka jatuh di mata Allah."

Hasil Analis :

الستر على قسمين. ستر المعصية، وستر فيها: فالعامة يطلبون من الله تعالى الستر فيها؛ خشية سقوط مرتبتهم عند الخلق، والخاصة يطلبون من الله الستر عنها؛ خشية سقوطهم من نظر الملك الحق

Artinya: "Tutup (perlindungan) dari Allah itu ada (terbagi menjadi) dua. Yang pertama adalah Allah menutupi (menghalangi) (menjaga) manusia dari perbuatan maksiat. Yang kedua, Allah menutupi aib-aib manusia yang melakukan maksiat. Manusia pada umumnya (kebanyakan mananusia) berharap Allah menutupi aib-aib maksiat mereka, karena khawatir derajat mereka jatuh di mata makhluk (takut di pandang rendah oleh orang). Sedangkan orang-orang khusus (khas) (beriman) berharap Allah menutupi (menjauhkan) mereka dari perbuatan maksiat karena khawatir (takut) kedudukan mereka jatuh di mata (disisi) Allah."

Terjemahan ini mencari padanan yang sesuai dengan bahasa Indonesia dan penerjemah tersebut berusaha mencari padanan kata yang tepat untuk menyampaikan amanat yang terkandung dalam perkataan ulama tersebut. Contoh : وستر فيها Artinyanya : "Menutupi (Menghalangi)". Bisa kita bandingkan dengan الستر عنها Artinya : "Menutupi (Menjauhkan) mereka dari" ada strategi penerjemahan sendiri untuk yang bentuk katanya seperti : وستر فيها Artinyanya : "Menutupi (Menghalangi)" الستر عنها Artinya : "Menutupi (Menjauhkan) mereka dari" dari terjemahan tersebut bisa terlihat memang mencari padanan kata yang betul-betul sesuai dan mempertimbangkan aspek ekuivalensi.

KESIMPULAN

Kualitas penerjemahan teks (Arab-Indonesia) memiliki berbagai macam kekurangan dan kelebihan dari berbagai metode yang diterapkan. Penulis dapat menyimpulkan analisisnya yang bersumber dari Al-Qur'an surah Al-A’raf ayat 196, kutipan dari hadits Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Tirmidzi mengenai kunci sah shalat dan pendapat ulama yang diambil dari artikel yang terdapat di Republika online.

Menggunakan empat metode penerjemahan:

1. Secara harfiyyah.

2. Memakai strategi penerjemahan yang mencakup Taqdim dan ta'khir, mengganti, menambah, membuang.

3. Strategi penerjemahan yang digunakan adalah mudhof - mudhof ilahi.

4. Mencari padanan yang sesuai dengan bahasa Indonesia dan penerjemah tersebut berusaha mencari padanan kata yang tepat untuk menyampaikan amanat yang terkandung dalam perkataan ulama tersebut.

Adapun yang menjadi tolak ukur dari kualitas terjemahan salah satunya bisa diukur dari keakuratanan kualitas terjemahan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Rizqa. 2015. Model Terjemahan Al-qur’an Tafsiriyah Ustad Muhammad Thalib. CMES. 8(1) : 60-68.

Rahmah, Ulfia. 2020. Penafsiran Surah Al-A’raf Ayat 196 Telaah Kitab Tafsir Al-Ayat Al-Kauniyyah Fi Al-Qur’an Al-Karim Karya zaghlul Al-Najjar. Skripsi. Jambi : UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

Hidayatullah, Moch. Syarif. 2017. Seluk-Beluk Penerjemahan Arab-Indonesia. Jakartaa:PT Grasindo.

Syihabuddin. 2021. Penerjemahan Arab-Indonesia Teori dan Praktik. UPI Press

ash-Shiddieqy, Teungku. Muhammad. Hasbi. Tafsir Al-Qur’an Majid An-nur

https://www.google.com/search?q=asbabun+nuzul+surah+al+a%27raf+ayat+196&rlz=1C1CHBD_enID904ID904&hl=id&source=lnms&tbm=isch&s

Akmaliyah. Teori & Praktik Terjemahan Indonesia – Arab

Setiadi, Syamsi. Penerjemahan Arab-Indonesia

https://www.tribunnews.com/tribunners/2010/11/04/cara-wudhu-rasulullah

https://quran.kemenag.go.id/sura/7

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image