Ceu Kokom Menunggu Wisatawan di Embung Batu Beureum
Wisata | 2023-09-09 09:33:16Cahaya mentari yang kian meninggi menyambut penulis saat tiba di wisata kekinian yang ngehits di Kabupaten Bekasi, lokasi penampungan air di desa Karangmukti, wisata tetangga desa penulis,boleh dong membanggakan tempat ciamik ini, wisata tipis tipis nan seru.
Segelas air kelapa muda diangsurkan seorang perempuan berparas manis di warung es kelapa “Pak Uban”, dia adalah Ceu Kokom yang menjaga warung di tepi Embung Batu Beureum. Meski satu kecamatan namun jarak nya lumayan juga nih dari rumah penulis, sempat nyasar tapi akhirnya dengan tanya sana sini, Embung ketemu juga, syukurlah.
Embung Batu Beureum kini makin populer di kecamatan Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi, tempat penampungan air yang menjadi lokasi wisata kekinian, makin banyak dikunjungi, tak ada tiket masuk untuk menikmati embung, pihak pemerintah desa Karangmukti terus bebenah agar Embung Batu Beureum makin ciamik.
Luas Embung sekitar 7.200 meter persegi, untuk menuju lokasi bisa melalui jalur angkot jurusan K 38Cikarang-Pule dan di teruskan naik ojek ke lokasi. Atau jika naik kendaraan roda dua bisa melalui rute Rengasbandung, melalui Kedungwaringin. Tapi memang jalan menuju lokasi ini agak semi offroad, nggak apa apa ya ibarat berpetualang gitu deh.
Daya tarik Embung Batu Beureum adalah penamaannya itu sendiri, saat digali untuk pembangunan, ditengah area Embung terdapat susunan bata merah dengan kontruksi bata model zaman dahulu, ada juga temuan koin yang berangka 1899.Kemungkinan koin ini merupakan jejak peninggalan orang orang terdahulu ketika dijajah oleh bangsa Belanda.
Saat ini Embung Batu Beureum mulai dilirik warga sekitar dan tempat ini memang asyik untuk dikunjungi, komunitas sepeda,biasanya di hari Minggu menyempatkan untuk mampir ke Embung Batu Beureum,sekedar menikmati spot spot ciamik dan tentunya rehat setelah ngegowes sepeda.
Untuk memperkuat struktur bangunan Embung, pihak pemdes Karangmukti telah melakukan betonisasi di seputaran Embung dan juga dengan alasan keamanan telah terpasang pagar, tapi itu tak mengurangi kenyamanan pengunjung lho. Di gerbang Embung, untuk menyambut pengunjung, ada gunungan besar ala pewayangan dengan motif batik berwarna coklat dan logo Kabupaten Bekasi.
Yang unik dan ini mungkin hal ikonik di Embung Batu Beureum adalah replika jembatan jembatan yang ada di tanah air. Meski terbuat dari bambu namun pihak pengelola Embung Batu Beureum mampu menduplikasi kontruksi jembatan yang ada di Indonesia, jembatan Ampera di Palembang misalnya, di Embung Batu Beureum dibuatkan juga replikanya.
Ada juga jembatan Pasupati yang berada di kota Kembang, uniknya di setiap jembatan yang menjadi replika di tambahkan keterangan pembuatan jembatan dan ditulis juga dimana jembatan itu didirikan.Ada juga replika jembatan Barelang di Kepulauan Riau, adapun Barelang merupakan akronim dari Batam, Rempang dan Galang. Replika jembatan lainnya adalah Kahayan di Palangkaraya.
Sebagai tempat penampungan air dan untuk terjaganya pasokan saluran irigasi, destinasi wisata Embung Batu Beureum relatif baru,geliat ini lah yang diharapkan Ceu Kokom, ia berharap tempat ini makin dikenal luas oleh warga kabupaten Bekasi. Ceu Kokom tidak sendirian karena ada banyak pedagang lain yang menggantungkan asa dan rezekinya dengan keberadaan Embung Batu Beureum.
Satu hal yang tentu tidak muluk muluk untuk Ceu Kokomdan kawan kawan, saatnya kini mempopulerkan tempat wisata agar semakin banyak pengunjung, karena dengan tempat wisata yang bisa dikunjungi maka akan semakin banyak orang yang terlibat di dalamnya dan rantai ekonomi semakin lancar. Terus tebar pesona wahai Embung Batu Beureum, dengan sinergi yang baik antara pemdes dan pihak pemerintahan kabupaten Bekasi, bukan tak mungkin tempat ini menjadi favorit bagi keluarga di wilayah Bekasi Raya untuk berrekreasi. Di tunggu oleh Ceu Kokom nih pembaca yang baik hati, jadi kapan ke Embung Batu Beureum?
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.