Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Mufti Syafii

Keturunan Siapa

Agama | 2023-09-08 07:52:58
Ilustrasi garis keturunan

Ibu SM bisa bernapas lega setelah pihak kepolisian Bogor mengumumkan bahwa 99,9 persen bayinya tertukar. Pengumuman tersebut disampaikan setelah dilakukan proses tes DNA pada kedua bayi. Tes DNA bisa menjadi jalan keluar bagi polemik seseorang keturunanya siapa ?

Publik figur sekaligus youtuber terkenal, ramai jadi perbincangan di media sosial lantaran tuntutan seorang DJ yang meminta agar anak yang dilahirkannya diakui sebagai keturunan sang youtuber.

Perdebatan panjang dan panas terkait apakah satu kelompok memiliki garis keturunan yang tersambung kepada Nabi Muhammad SAW ataukah tidak berlangsung lama dan melibatkan berbagai kalangan.

Kejelasan garis keturunan atau sering kita sebut nasab memang penting karena akan terkait dengan banyak hal. Bahkan dalam agama Islam pernikahan boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan salah satunya tergantung faktor nasab. Jika diketahui bahwa calon suami istri memiliki hubungan darah atau garis keturunan berkerabat dekat (mahram) maka pernikahan tersebut tidak boleh dilakukan.

Hukum warispun juga berhubungan dengan nasab, harta peninggalan seseorang akan jatuh kepada ahli warisnya yaitu orang-orang yang memiliki garis keturunan dengan pemilik harta (pewaris).

Garis keturunan merupakan suatu konsep yang menghubungkan manusia dari satu generasi ke generasi lainnya. Anak dengan orang tuanya dengan kakek neneknya dengan moyangnya dangan buyutnya dan seterusnya.

Dalam masyarakat kita, nasab sering kali menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam menilai seseorang. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya orang yang merasa bangga dengan nasabnya, atau sebaliknya, merasa tidak percaya diri karena nasabnya yang rendah.

Menilai manusia dari nasabnya bisa saja menjadi indikator awal tentang karakter dan potensi seseorang. Anak yang lahir dari keluarga yang baik, biasanya memiliki karakter yang baik pula. Sebaliknya, anak yang lahir dari keluarga yang buruk, biasanya memiliki karakter yang buruk pula. Namun hal itu tidak bisa kita jadikan patokan yang pasti sebab ada juga anak yang baik berasal dari keluarga yang tidak baik, atau keluarga yang baik punya anak yang tidak baik.

Memandang keberadaan manusia dari garis keturunan atau nasab memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.

Diantara kelebihan memandang keberadaan manusia dari nasabnya adalah dapat membantu memahami sejarah dan asal-usul manusia. Dengan mengetahui garis keturunannya, dapat diketahui budaya, tradisi dan nilai-nilai yang diwariskan oleh nenek moyangnya. Hal itu bisa membantu untuk memperjelas identitas dan jatidirinya.

Perbedaan dan keragaman manusia adalah kenyataan, setiap kelompok manusia memiliki garis keturunannya masing-masing dengan segala perbedaan dan keragamannya. Memahami hal tersebut membantu untuk lebih menghargai perbedaan dan keragaman yang ada sehingga mendorong untuk hidup berdampingan secara damai.

Memandang keberadaan manusia dari garis keturunannya juga memiliki kekurangan, salah satunya adalah dapat menyebabkan diskriminasi. Orang yang memiliki nasab yang baik, sering kali dianggap lebih baik daripada orang yang memiliki nasab yang rendah, keadaan ini dapat menimbulkan perasaan tidak adil bagi orang yang memiliki nasab yang rendah, disebabkan mendapatkan perlakuan yang tidak setara.

Hal lain yang dimungkinkan terjadi memandang manusia dari garis keturunannya adalah konflik, karena setiap kelompok manusia memiliki pandangan dan nilai-nilai yang berbeda. Jika tidak dikelola dengan baik, perbedaan tersebut dapat menimbulkan konflik dan perselisihan.

Kekurangan lain memandang keberadaan manusia dari nasabnya adalah munculnya ekslusivitas. Setiap kelompok manusia cenderung menganggap kelompok merekalah yang paling unggul dan terbaik, sikap itu menimbulkan ekslusivitas yang dapat menghambat persatuan dan kesatuan diantara masyarakat.

Memang tidak seharusnya memandang manusia hanya dari satu sisi, banyak sisi lain yang juga perlu diperhatikan dalam memandang sosok manusia. Proses perjalanan hidup manusia bukan hanya dibentuk dan ditentukan oleh faktor keturunan. Faktor keyakinan, pendidikan, pengalaman, lingkungan, pergaulan dan lain-lain juga mempengaruhi eksistensi manusia.

Menyandarkan penilaian hanya pada garis keturunan bukan saja memiliki dampak buruk seperti disebutkan di atas, namun juga tidak membawa pada penilaian yang utuh terhadap profil manusia karena hanya menilai dari satu faktor.

Benar, kalau dikatakan bahwa keturunan merupakan salah satu faktor yang membentuk seseorang, namun faktor yang lebih penting adalah diri pribadinya sendiri. Paling tidak hal ini tersirat dalam kitab suci, ketika Nabi Ibrahim lulus dari berbagai ujian, Tuhan kemudian menjadikannya pemimpin, Nabi Ibrahim lalu memohon kepada Tuhan agar keturunannya juga dijadikan seperti dirinya yakni dijadikan pemimpin, namun Tuhan berfirman bahwa permohonan tersebut tidak dikabulkan atau tidak berlaku bagi keturunan Nabi Ibrahim yang dzalim (bisa dilihat dalam al-Quran surat Al-Baqarah ayat 124).

Ibrahim sebagai Nabi sekaligus pemimpin panutan, figur yang dimuliakan oleh tiga agama besar -Yahudi, Nasrani dan Islam-, disebut bapak para Nabi, keturunannya dinilai berdasarkan pada kualitas masing-masing diri pribadinya.

Anak cucu yang berasal dari garis keturunan yang baik, perlu membuktikan bahwa mereka memiliki kualitas yang tidak jauh berbeda dengan kakek buyutnya yang telah terbukti baik.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image