Muktamar Sufi Internasional dan Rekonstruksi Peradaban Modern
Agama | 2023-08-28 14:13:00Muktamar Sufi Internasional yang diinisiasi oleh Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al Mu’tabaroh An Nahdliyyah (JATMAN) bersama World Sufy Assembly (WSA) atau Majelis Sufi Dunia akan dilaksanakan pada 29-31 Agustus 2023 di Pekalongan. Agenda yang diketuai oleh Maulana Al Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya ini akan dihadiri oleh para tokoh sufi dari beragam lintas negara.
Forum ini tidak saja menjadi agenda penting dan strategis dalam dinamika dunia Islam, tapi juga tidak berlebihan jika dikaitkan dengan kebutuhan akan perubahan kehidupan modern dunia dewasa ini. Mengingat tujuan diadakannya adalah meningkatkan peran penting tasawuf dalam membangun manusia dan peradaban. Melalui berbagai macam diskusi dan penelaahan terhadap eksistensi tasawuf dan korelasinya dengan keadaan aktual, kegiatan ini diharapkan menjadi oase bagi kehidupan dunia modern yang terkesan materialistis, hedonis, konsumtif, mekanis, dan individualistis.
Fenomena masyarakat modern ini sejalan dengan apa yang disampaikan Sayyed Hossein Nasr, seorang intelektual Islam kontemporer, bahwa hilangnya kemampuan mengontrol diri, orang yang stres dan gelisah, dan semisalnya disebabkan ketercerabutan manusia dari akar (Tuhannya). Ketidakmampuan dalam menerjemahkan hadirnya Tuhan dalam diri dan dunianya membuat siapapun kehilangan dimensi paling asasi dari eksistensi dirinya, yaitu spiritualitas. Padahal, disorientasi tujuan hidup sering kali membuat manusia modern terjebak pada budaya instan dan jalan pintas untuk mengejar kesenangan materi dan fisik.
Perdebatan kehidupan di dalamnya bermuara pada kebutuhan kita akan pendekatan berbasis tasawuf. Tasawuf mempunyai peran dalam membangun spiritualitas umat. Tasawuf dapat membuat manusia mengerem egosentrisme, dorongan hawa nafsu, dan orientasi kepada materi yang berlebihan. Melalui tasawuf, manusia dilatih untuk mengedepankan makna dan visi ilahiah dalam kehidupan. Spiritualitas sebagai pintu untuk menuju Tuhan tidak akan menguat manakala jiwa kita selalu dikooptasi oleh kepentingan ragawi dan bendawi.
Hasilnya, ketika manusia bisa mencapai kesadaran dan kecerdasan spiritual yang tinggi, maka manusia tersebut akan memiliki visi Ilahi, yaitu kemampuan memaknai segala sesuatu sebagai refleksi keindahan Tuhan. Manakala manusia mampu memaknai segala sesuatu sebagai manifestasi keindahan Tuhan, maka ia akan menjadi manusia yang selalu positive thinking dan positive feeling. Apabila manusia sudah mampu bersikap positif dalam segala kondisinya, maka manusia tersebut dipastikan akan menjadi manusia yang memiliki relasi harmonis dengan dirinya sendiri, dengan orang lain, dengan Tuhan, dengan lingkungan alam, dan dengan profesinya.
Tasawuf mengandung prinsip-prinsip positif yang mampu mengembangkan masa depan manusia, seperti melakukan instropeksi (muhasabah), baik berkaitan dengan masalah-masalah vertikal maupun horizontal, kemudian meluruskan hal-hal yang kurang baik. Prinsip positif lain adalah selalu berzikir (dalam arti yang seluas-luasnya) kepada Allah Swt., sebagai sumber gerak, sumber kenormatifan, sumber motivasi dan sumber nilai yang dapat dijadikan acuan hidup. Dengan demikian, seseorang bisa selalu berada di atas sunnatullah dan shirathal-mustaqim. Hal ini pula yang menjadi titik kajian dan pembahasan dalam Konferensi Sufi Internasional, yakni pentingnya mengkaji formulasi pendidikan berbasis tasawuf dan membahas dampaknya terhadap pengembangan karakter manusia. Profesi apapun, termasuk peserta didik/siswa.
Selain itu, dengan mengangkat tema “Karya Sufi Kontemporer Dalam Dunia yang Dinamis”, agenda ini juga berfokus dan bertujuan pada beberapa poin penting, yakni, mengkaji kontribusi tasawuf terhadap reformasi sosial dan ekonomi pembangunan berkelanjutan, serta mendiskusikan strategi pengintegrasian nilai-nilai tasawuf dalam media massa dan pembuatan opini publik. Adapun output konferensi diharapkan berupa Rekomendasi Pekalongan, ataupun Masukan ilmiah dalam bentuk prosiding konferensi. Kegiatan internasional ini akan dihadiri oleh 1000 peserta, dengan rincian 75 orang merupakan undangan kehormatan yang berasal dari Luar Negeri, perwakilan dari 80 Perguruan Tinggi se-Indonesia, pimpinan pondok pesantren, dan pengurus JATMAN se-Indonesia.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.